40. Accident

4.9K 673 285
                                    

Tatapan Jiho mengarah pada Jaehyun dan Rose yang berjalan berdampingan memasuki rumah. Mereka juga saling tersenyum satu sama lain.

"Hadehh, mojok aja kalian. Sini kita ngobrol dulu, gimana sih? Setidaknya sambut kakak kalian ini. Kamu juga, ya, Rose. Anggap aja aku ini kakak ipar kamu mulai sekarang. Kalau Jaehyun nyakitin kamu, kasih tahu aku supaya aku antar dia ke tempat peristirahatan terakhirnya," kekeh Jiho. Dia tersenyum hangat saat menatap Rose.

Jaehyun memutar bola matanya kesal, "Gak usah mulai bertingkah," tegurnya yang mendesis pelan.

"Bun, kok sekarang Jaehyun makin gak ada akhlaknya sih? Makin kurang ajar sama orang yang lebih tua?" kesal Jiho. "Jangankan sama kamu, Ji. Sama bunda dan ayah aja dia durhaka. Memang titisan setan," celetuk Sena. Jiho tertawa keras menyimak hal itu.

"Rose, sini deh duduk disebelah aku," ajak Jiho yang kemudian menyisihkan sebagian tempat duduk di sofa sebelahnya. Rose hendak melangkah, namun Jaehyun menahan lengannya. "Jangan Rose, kalau kamu ngikut dia takutnya jadi sesat. Mendingan gak usah," sela Jaehyun.

"Fufufufu, lo makin nyebelin ya ternyata. Gue pikir lo gak bakalan dapat jodoh karena sikap nyebelin lo itu, makanya niat gue kesini mau nyariin jodoh buat lo gyahaha."

"Halah bacot!" ketus Jaehyun. "Jangan lo nodain kuping Rose sama berbagai macam aib gak berdasar tentang gue," ancam Jaehyun yang bahkan memelototi Jiho sejenak.

"Tergantung sih kalau lo bisa nyenengin gue selama di Seoul, gue bakal tutup mulut. Pokoknya Rose, kalau kamu tahu semua aib tentang Jaehyun yang aku kenang, maka aku yakin kamu akan ninggalin dia," kekeh Jiho yang tertawa terbahak-bahak.

"Kalau kamu dengerin dia, berarti kamu sesat Rose," sahut Jaehyun cepat. Ia mengusap tengkuknya, merasa malu jika Jiho menyebarkan hal-hal memalukan semasa hidupnya. Jiho adalah pemegang kunci dari itu semua.

"Tunggu, tunggu!" potong Sena yang menyipitkan matanya sejenak. Ia menatap Jaehyun dan Rose penuh selidik. "Apalagi, bun? Belum cukup sama celotehan ayah tadi? Bunda mau gantian ceramah?" desis Jaehyun yang berdecak pelan.

"Sejak kapan kamu manggil Rose dengan sebutan aku-kamu?" intimidasi Sena. Jaehyun menghela nafasnya. Ia rasa ini adalah titik terlemahnya untuk bersikap cool. Jaehyun juga bisa malu.

Rose hanya memasang senyum sumringahnya. Sontak saja Sena berteriak histeris sambil menarik lengan Yunho seperti anak kecil, "Yah, ayah, ayo besok kita syukuran. Buat pesta yang meriah kalau perlu. Yayayaya?" mohon Sena.

"Bunda-----" sela Jaehyun tertahan, kini wajahnya sudah memerah. Bundanya itu memang paling jago membuat mental orang cool menjadi jatuh seketika.

"Oh iya, Jiho. Sejak kapan kamu sudah di Seoul?" tanya Yunho. "Kok gak telepon? Kan ayah bisa jemput, gak enak ayah dan bunda kalau orang tuamu tahu," tambah Yunho.

"Baru kemarin sih, yah. Baru saja aku selesai mengurus administrasi sekolah. Nggak apa, yah, aku memang sibuk kemarin makanya gak sempat kasih kabar," balas Jiho yang menatap Yunho cengengesan, "Ayah jangan khawatir gitu dong, anak kedua ayah ini 'kan mentalnya kuat, beda banget sama anak pertama ayah itu," cibir Jiho yang mengerling nakal ke Jaehyun yang menatapnya tajam.

Sebenarnya Jiho cukup terkesima menatap perubahan Jaehyun. Dulu pria itu lebih pendek darinya dan juga cengeng. Selain itu Jaehyun sering di bully dan disanalah perannya sebagai pelindung Jaehyun. Jiho ini dulu premannya kompleks perumahan disini, semua anak sepantaran mereka takut dengannya. Jiho juga jago kelahi.

Tapi siapa yang mengira Jaehyun akan tumbuh menjadi pria sekeren ini? Bahkan Jiho dengar dari Yunho kalau mental Jaehyun sudah berubah jadi mental baja, bahkan di SMP pria itu jadi atlet taekwondo yang banyak memborong piala.

Foolish Love [✔]Where stories live. Discover now