26. Don't Pretend

5.6K 861 231
                                    

Skuyy jangan lupa SPAM KOMEN lagi. Itu kesukaan aku soalnya :) 🐒😆

Entah kenapa feelingku komennya bakalan pecah, soalnya part ini tuh... Mmm.. ........ Jeng! Jeng! Jeng!

💚💚💚

"I'm Here For You. I'll give you the best hug I have."

Sekarang Jaehyun bisa menjenguk Rose, itupun karena bantuan Yunho yang mengajak Sena keluar sebentar untuk makan.

Kata dokter, kondisi Rose sangat lemah sekarang. Luka memar di tubuh gadis itu benar-benar parah, bahkan tulang rusuknya ada yang patah. Jaehyun meringis mengetahui hal itu. Tatapannya tidak beralih walau sedetik dari wajah lemah milik Rose. Gadis itu masih senantiasa memejamkan matanya.

Jaehyun menghela nafasnya berulang kali. Ia benar-benar tidak habis pikir, kenapa seorang ayah yang harusnya melindungi anaknya justru memilih untuk melukai anaknya sendiri. Itu bukanlah definisi seorang ayah.

Tatapannya kembali berkaca-kaca saat memperhatikan setiap luka di sekujur tubuh Rose. Perlahan Jaehyun mengusap pipi Rose, ada luka lebam di sana. Setelahnya ia terduduk lemas sembari menundukkan pandangannya dan mengklaim apa yang terjadi murni karena kesalahannya.

"Kenapa harus lo yang di pilih Tuhan untuk menjalani hidup seberat itu, kenapa?" gumam Jaehyun dengan nada lirih. Ia memberanikan diri untuk menatap Rose lagi kemudian mengambil tangan gadis itu untuk di genggamnya. Matanya sudah basah karena air matanya.

Sejahat-jahatnya Jaehyun, sedingin-dinginnya dia, dia tetaplah manusia yang bisa bersimpati dan berempati kepada manusia lain. Gak mungkin ada orang yang gak sedih melihat hidup yang Rose jalani, kecuali mereka gak waras.

"Please..... Bangun, Rose. Gue mohon sama lo, buka mata lo sekarang," ungkap Jaehyun getir kemudian menempelkan punggung tangan Rose ke pipinya. Semakin lama ia menatap wajah Rose, di situlah dadanya mulai terasa semakin sesak.

Atensi Jaehyun langsung beralih ke pintu ruang rawat Rose yang dibuka oleh Sena. Tatapan Sena masih sama seperti sebelumnya, bahkan sekarang terlihat lebih dingin.

"Siapa yang nyuruh kamu ke sini?" ketus Sena. Jaehyun hanya bisa menatap ibunya itu dengan tatapan sendu dan memohon di saat bersamaan, berharap Sena mengerti perasaannya sekarang.

"Bun, udahlah. Biarin Jaehyun jenguk Rose. Bunda jangan gini dong, kasihan loh dia," tegur Yunho yang menghela nafas jengah. Sena mendelik tajam ke arah Yunho, "Kamu mau ikut keluar juga? Yaudah, keluar kalian berdua SEKARANG!" ungkap Sena sarkastik dan penuh penekanan.

"Bunda..... Please....," sela Jaehyun dengan nada tertahan, lalu menatap Sena dengan tatapan memohon.

"Gak denger disuruh keluar?" sahut Sena dingin.

Jaehyun hanya bisa menghela nafasnya saat Sena mengunci pintu ruang rawat Rose. Yunho menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sena kalau marah memang sangat mengerikan, padahal aslinya wanita itu sangat lembut dan penuh aura kasih sayang seorang ibu. Cuma ya itu, orang yang kayak gitu justru marahnya mengerikan.

Yunho menoleh ke arah Jaehyun, bisa ia rasakan kekecewaan mendalam di balik mata pria itu. Ia menepuk-nepuk pundak Jaehyun, "Kamu belum makan 'kan? Makan dulu sana, nanti ayah usahain bujuk bunda kamu," ungkapnya yang berusaha menenangkan pikiran Jaehyun.

Dengan berat hati, lagi-lagi Jaehyun harus pergi dari sana karena kehadirannya gak di inginkan. Ia menghela nafasnya berulang kali, senantiasa kepikiran tentang kondisi Rose. Ia berharap gadis itu akan baik-baik saja mulai sekarang. Jaehyun janji akan melindungi Rose dari ayahnya yang kejam itu mulai hari ini.

Foolish Love [✔]Where stories live. Discover now