1. Alden & Alaya

244K 13.8K 1.9K
                                    

Gadis yang seharusnya masih memakai seragam putih biru itu malah bekerja disebuah toko kue yang terletak tidak jauh dari rumahnya berada.

Saat gadis sebayanya mendapat ilmu di pagi hari, Alaya malah harus mengantarkan pesanan kue dari ke rumah-rumah.

Jika malam hari gadis seusianya akan belajar, ditemani segelas susu panas buatan Ibu dengan Ayah yang mengelus rambut dengan lembut. Maka Alaya berbeda, ia harus merasakan rasa rindu yang menyakitkan pada kedua orang tuannya.

Rasa rindu yang kian menumpuk, hanya dengan selembar foto usang kedua orang tuanya yang sedikit mengobati rasa rindunya.

Kejadiannya belum lama, kalian tau hidup itu keras. Pada saat itu keluarganya sedang dilanda krisis ekonomi yang membuat keluarga kecilnya bahkan tidak makan selama satu hari penuh.

Tiba di mana Ayah yang tidak sanggup menjalani hidup sengsara seperti ini membuatnya nekat mencuri sepeda motor yang terparkir di depan sebuah rumah mewah yang entah milik siapa.

Naas pada saat itu Ayah tertangkap dan dikeroyok masa, kemudian di bawa ke kantor polisi. Membuat Ibu yang syok saat mendapat kabar itu sampai terkena serangan jantung hingga beliau tutup usia saat itu juga.

Ibunya meninggal, Ayahnya di penjara. Meninggalkan Alaya yang saat itu baru berusia 14 tahun yang harus menanggung beban hidupnya sendiri.

Entahlah Alaya tidak tau apakah ia masih punya saudara atau tidak, yang jelas kedua orang tuanya tidak mengatakan apa-apa tentang keluarga masing-masing.

Alaya hidup sendiri, jika dirinya ingin bertahan hidup dari kerasnya dunia luar maka Alaya harus bekerja. Biaya hidup tidak murah, listrik harus bayar, ledeng air juga harus bayar, makanan pun harus dibeli dengan uang.

Di dunia ini serba uang, meskipun uang bukan segala-galanya, tapi semuanya butuh uang. Benar bukan?

Alaya bahkan harus berhenti sekolah karena kekurangan dana.

Hingga pada suatu ketika saat atasannya di tempat kerja menyuruhnya untuk mengantar kue kepelanggan, ia dikagetkan dengan kecelakaan sebuah mobil sedan yang menabrak perempuan yang kebetulan sedang mengendong bayi.

Darah di mana-mana, penabrak itu berhenti untuk bertanggung jawab, satu objek yang jadi fokus utama, laki-laki berseragam putih abu-abu yang langsung mengendong bayi yang sempat terpental jauh itu langsung bersimpuh di samping perempuan yang terlihat tidak sadarkan diri.

"Dek kita bawa perempuan dan bayi ini ke rumah sakit," tampak sekali kalau penabrak itu ketakutan, namun Alaya memberinya acungan jempol karna tanggung jawabnya yang besar. Tidak lari begitu saja.

Kalian tau sendiri, banyak penabrak yang langsung kabur dan tidak bertanggung jawab. Apa lagi jalanan sedang sepi mengingat ini komplek yang warganya jarang sekali bertetangga.

"Lo ikut gue jadi saksi!" remaja laki-laki itu langsung menarik pergelangan tangan Alaya begitu saja, membuat kotak kue yang dibawa Alaya terjatuh ke tanah.

Wajah Alaya cengo, kejadiannya begitu tiba-tiba membuat otak Alaya yang memang lemot jadi sangat kurang cepat membaca situasi.

Tidak lama merekapun sampai pada sebuah rumah sakit besar yang ada di Jakarta timur.

"Gendong anak gue, gue mau gendong Laksita keluar."

Alaya mengerjab linglung, langsung saja menerima bayi berjenis kelamin laki-laki itu ke dalam gendongannya. Sungguh kuasa Allah memang besar, padahal Alaya melihat sendiri kalau bayi ini terpental sangat jauh, namun tidak ada luka sama sekali bahkan sekarang bayi ini membuka kedua mata sipitnya.

"Woy! Cepet turun bawa tuh bayi!" Sentak remaja laki-laki itu, langsung membawa perempuan yang tadi tertabrak ke dalam gendung rumah sakit.

Dengan masih diselimuti perasaan heran, Alaya hanya mengikuti langkah remaja juga Bapak penabrak itu dengan tergesa. "Jangan nangis ya, Ibumu lagi bobo," Gumam Alaya saat melihat bibir mungil itu mulai mengkerut.

ALDEN & ALAYA || ENDWhere stories live. Discover now