3. Alden & Alaya

101K 10.2K 618
                                    

Kebiasaan Alaya itu bangun saat masih dini hari, bibirnya tertarik ke atas saat melihat mata bayi mungil itu terbuka, menatap dirinya dengan polos.

"Ikut aku buat masak air anget yu," Alaya mengangkat tubuh bayi ini, membawanya keluar kamar.

Menggendong dengan kain gendongan khusu bayi, agar memudahkannya bergerak tanpa takut Haidar terkilir.

Alaya yang sudah mengetahui letak dapur, langsung bergegas ke sana tanpa membangunkan Alden yang masih tertidur di sofa ruang tamu.

Dengan lincah Alaya mulai mendidihkan air. Sembari menunggu, gadis itu kembali berceloteh dengan bayi yang ada digendongannya ini.

Saat air sudah mendidih, Alaya mematikan kompor pergi untuk membangunkan Alden yang masih berselancar dalam mimpinya.

"Alden bangun," Alaya menguncang keras tubuh itu, tapi tidak ada respon sama sekali membuat gadis itu mendengus.

"Bangun Alden, seharusnya kamu lebih giat dari aku yang hanya seorang tamu di sini. Dasar Ayah gemblung!"

Pemuda itu malah mendorong pelan tubuh Alaya hingga bergeser ke belakang. "Diam kau cerewet!"

"Astaga kamu juga harus sekolah!" Pekik Alaya menendang betis Alden yang menjulang ke lantai.

Alden membuka satu matanya, menghembuskan napasnya kasar. "Ini masih jam setengah enam, bego!"

"Ya udah ini pegang Haidarnya sembentar," Paksa Alaya.
"Cepet Alden, aku mau siapin air panas sama peralatan mandinya Haidar. Kalo Haidar digendongan aku takut ketumpahan air panasnya!" Cerocos Alaya jengkel.

"Bawa aja kenapa si! Tinggal hati-hati apa susahnya," Ketus Alden gemas.

Acara tidurnya jadi berantakan karna gadis pelayan kue ini.

"Kamu tuh ya, aku udah setujuin jadi pengasuhnya Haidar tapi kamu jengkelin gini! Aku mau pergi kerja lagi aja kalo gitu!" Bentak Alaya sembari berjalan ke arah kamar Alden.

Alden terkejut mendengar suara keras gadis itu, kantuknya pun hilang dengan tergesa ia menarik ujung rambut gadis itu. "Cebol mah baperan, sini gue bantu bawain air buat mandinya haidar."

Sudut bibir Alaya terangkat. "Tuh ada di dapur airnya, bawa ke kamar Haidar."

Tak membuang waktu lama, Alden pun bergegas ke dapur membawa air dalam wadah itu ke kamar mandi, lalu meletakannya di kamar bayi gembul itu.

"Si cebol ke mana?" Alden tidak menemukan gadis itu di dalam kamar ini, mengangkat bahu acuh Alden pun segera berlalu ke kamarnya sendiri.

Untuk mandi sebelum Alya kembali mengoceh.

Alden membuka bajunya, menyambar handuk yang tergantung di dekat pintu kamar mandi. "Cebol ngapain ada di sini?"

Alya membalikan badan, sedetik berikutnya gadis itu terpekik kaget. "Ngapain kamu ada di kamar mandi?! ga pake baju lagi."

Alden menaikkan sebelah alisnya. "Lo yang ngapain di kamar mandi gue? Mau ngintip badan gue yang bagus kan, ngaku lo!"

"Enak aja! Aku kira ini kamar Haidar," Bibir Alaya mengerucut. Tadi malam kan dirinya tidur di sini dengan Haidar, jadi ia kira ini memang kamar bayi laki-laki yang akan menjadi asuhannya. Tau-taunya ini kamar Alden. "Badan bagus apaan? Ga ada roti sobeknya gitu," Omel Alaya sembari keluar dari kamar mandi.

ALDEN & ALAYA || ENDWhere stories live. Discover now