40. Alden & Alaya

58.4K 6.4K 217
                                    

Terlihat Alaya baru saja keluar dari kamar Haidar, yang langsung disambut gembira oleh Alden. Remaja bertindik itu menuntun Istrinya, namun seperti biasa tangannya langsung ditepis kasar.

Mata Alden memicing pada Alaya yang malah berjalan ke sofa ruang tamu, jangan lupakan selimut tebal serta satu bantal yang dibawa gadis itu.

"Yangg... Jangan tidur di sini!" ketus Alden menarik paksa tangan Alaya agar tidak jadi berbaring dan mencari posisi nyaman di sofa.

Alaya melepas genggam tangan Alden, langsung terbaring dengan wajah menghadap ke sandaran sofa. Entahlah, sebenarnya ia sudah tidak marah pada Alden. Hanya saja ia masih sedikit kesal.

Remaja laki-laki itu duduk bersila dibawah sofa yang Alaya gunakan untuk berbaring. "Lay... Ngambeknya udahan aja, gue ngantuk tapi mau dikelonin." Rengek Alden mengoyangkan pelan tubuh sang Istri.

"Diem ah." kesal Alaya malah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

Bibir Alden kembali cemberut. Sial, ini semua gara-gara teman kampusnya, Nara. Andai perempuan itu tidak kesini pasti sekarang ia sudah tertidur pulas di pelukan hangat Alaya.

"Ayang tega banget sama gue," lirih Alden menidurkan kepalanya dengan dipinggiran sofa.

Tidak lama sudut bibir Alaya terangkat membentuk senyum manis, baru juga lewat lima belas menit Alden sudah mendengkur saja.

Sepelan mungkin Alaya membalikkan badannya kehadapan laki-laki itu, telapak tangannya mengelus rambut hitam tebal milik Alden. Walaupun sedang tertidur laki-laki itu masih saja terlihat tampan.

Pantas saja banyak wanita yang berlomba-lomba mendekatinya.

"Alden," panggil Alaya pelan, tepat di samping telinga suaminya. Ia ingin menyuruh laki-laki itu tidur di kamar, kalau sampai pagi tidur dalam posisi duduk seperti ini, ia yakin badan Alden pasti akan sakit semua saat bangun nanti.

"Eugg..." lenguh Alden mulai membuka matanya.

"Tidur di kamar gih."

"Ga mau, di sini aja sama lo," Rengek Alden kembali berniat menutup matanya.

Alaya langsung membuka paksa kedua kelopak mata Alden. "Di kamar aja, kalo di sini badan kamu bisa sakit semua."

"Ya udah gue tidur bareng lo di sofa."

Tanpa menunggu persetujuan remaja bertindik itu berbaring di samping Alaya, melingkarkan tangan kirinya pada pinggang kecil Alaya dan meletakkan telapak tangan kanan Alaya ke belakang kepala gadisnya agar wajah gadis itu menghimpit ke dadanya yang bidang.

"Ini mah sama aja aku tidur sama kamu!"

Alden terkekeh kecil, menepuk-nepuk bokong Alaya bagai bayi. "Tidur, besok mulung!"

*

Sudah sekitar lima belas menit Alden memerhatikan wajah Alaya yang masih tertidur, betapa beruntungnya ia memiliki istri seperti gadis ini.

Mungkin hari ini ia akan kembali menitip absen, selain karena malas, ia juga masih ingin berduaan bersama Alaya untuk memastikan gadisnya sudah benar-benar memaafkannya atau belum.

Dengan pelan Alden mengeluarkan ponselnya dari saku celananya. Mengklik nomer seseorang.

"Ada apa Alden? Tumben, pagi-pagi udah nelpon."

"Beliin aku motor scoopy."

"Huh?!"

Alden mendengus. "Beliin aku motor scoopy warna item plus helm nya. Buat biaya pembayaran bakal aku transfer ke rekening Paman."

ALDEN & ALAYA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang