4. Alden & Alaya

96.5K 9.7K 417
                                    

Disinilah Alden dan Alaya serta Haidar berada, sebuah wisata bernama Taman Mini Indonesia Indah atau Taman Mini atau disingkat sebagai TMII

"Lo kenapa sih?!" Ketus Alden melihat Alaya yang tidak tenang berdiri di tempatnya, badan gadis itu bergetak kesamping kiri dan kanan.

Alaya cemberut, menyerahkan Haidar pada gendongan Alden. "Perut aku sakit, panggilan alam," Cicitnya kecil, malu jika orang-orang sampai mendengar.

"Astaga lo ya, gue ke sini mau seneng-seneng bukan nungguin lo boker!"

"Ngomongnya jangan kencang-kencang Alden, malu," Ucap Alaya kesal dengan suara semakin mengecil.

Alden mengedikkan bahu acuh, tidak peduli pada sekitarnya. Ia pun berjalan meninggalakan Alaya begitu saja, membawa serta Haidar yang ada digendongannya.

"Astaga Alden, nggak punya hati banget sih! Aku kan ga tau toilet di sebalah mana," Gerutu Alaya menggigit kuku jarinya dengan keringat yang membasahi dahi.

Dilain sisi ada seorang pemuda yang memperhatikan kegelisahan Alaya, pemuda itu terkekeh sebelum kaki panjangnya melangkah mendekat. "Ayo gue tunjukin di mana toiletnya."

Alaya tersentak, beringsut menjauh. Apa-apaan pemuda di depannya ini, dateng-dateng langsung nyerobot. Walaupun niatnya baik tapi Alaya tidak kenal. Kata almarhumah Ibunya, jangan mudah percaya pada orang baru.

Lagi-lagi pemuda itu terkekeh, ia mengerti kenapa gadis pendek di depannya kelihatan ketakutan. Bukan rahasia umum lagi kalau biasanya para gadis akan sangat anti dengan orang baru karena petuah dari sang Ibu.

"Nama gue Rendi, santai kali. Gue cuma mau nolongin lo, ngasih tau di mana letak toilet, ga ada maksud lain, sumpah."

Alaya diam beberapa saat, namun karena ia sudah tidak dapat menahan keperluan untuk menyelesaikan panggilan alamnya, akhirnya Alaya mengangguk dengan wajah memerah, malu.

Malu, karena ternyata percakapannya dengan Alden didengar pemuda bernama Rendi ini.

Rendi berjalan terlebih dahulu, diikuti Alaya di belakangnya. Lalu mereka telah sampai di WC umum yang disediakan di tempat rekreasi ini.

"Eum... Rendi makasih ya," Ucap Alaya cepat, bagai kilat Alaya langsung menghilang di balik pintu toilet, tanpa mau mendengar balasan dari Rendi yang masih terkekeh di tempat.

Bukannya pergi, Rendi malah mengeluarkan ponsel dari saku jaketnya, lalu berjongkok di depan pintu yang tadi Alaya pakai. Membuka aplikasi yang banyak diganderungi oleh anak muda jaman sekarang, Mobile legend.

*

Dilain sisi Alden sedang kesal, mencari Alaya yang entah ada di mana. Niatnya mengerjai si cebol malah menjadi bomerang untuknya sendiri.

Haidar menangis, mengundang semua pasang mata melihat ke arahnya. Alden pun berniat menelpon Alaya namun laki-laki harus menahan rasa kesalnya.

Alden tidak punya nomer gadis itu!

"Tadikan tuh cebol mau ketoilet ya? Gue cari kesana aja lah," Monolog Alden langsung menuju ke sana.

Matanya memicing tajam saat melihat Alaya baru saja keluar keluar dari toilet, bukan itu yang membuatnya kesal tapi satu objek yang membuatnya marah bukan main.

Siapa laki-laki seumuran dirinya yang sedang mengobrol dengan Alaya?

Alaya tersenyum kikuk. "Kok kamu masih ada di sini?"

Rendi memasukkan ponselnya kesaku jaket kembali. "Nungguin lo lah, gila aja kalo gue tinggal, yang ada pintu ini didobrak sama pengunjung lain karna lo kelamaan di dalem."

ALDEN & ALAYA || ENDWhere stories live. Discover now