26. Alden & Alaya

57.7K 6.6K 189
                                    

"Ini semua gara-gara lo anjir!" buwana mendengus kesal ke arah Ilham.

"Noh.. Salahin juga si Alden yang tiba-tiba batalin acara bolos kita. Mana gue udah ada di atas tembok lagi," gerutu Ilham memunguti sampah yang berserakan di pinggir lapangan.

Mereka bertiga sempat merencanakan acara bolos sebelum istirahat. Namun entah kenapa Alden malah diam bagai patung sambil menatap tembok, dan berakhirlah mereka diringkus Abdad yang memang sedang berkeliling.

"Kalian bisa diem ga?!" bentak Alden marah. Remaja laki-laki itu melayangkan tatapan mautnya pada kedua sahabatnya itu. Tangannya masih bergerak menyapu dan menggiring sampah ke serokan.

"Gimana gue mau diem Bos, kalo sekarang kita udah jadi pusat perhatian semua orang!" pekik Buwana ingin menangis.

Ilham memanyunkan bibirnya kesal. Semakin kencang memunguti sampah, wajahnya sudah memerah karena malu. Dipikirannya sekarang hanyalah tentang pandangan Gayatri yang mungkin akan malu kalau mengetahui dirinya menjadi tukang sampah dadakan.

Alden memutar bola mata malas saat mendapati tatapan dari semua murid. Mungkin karena faktor istirahat juga, jadi mereka semua keluar kelas dan akan ke kantin dan malah mendapati ia dan juga kedua sahabatnya sedang bersih-bersih.

"Bos?"

"Apaan?!" saut Alden sangsi.

"Matahari punya dendam apaan yah sama kita? sampe sinarnya menyinari kulit hingga menembus tulang."

Dari belakang Buwana mengangkat sapu lidinya tinggi-tinggi. Memukul bokong Ilham kencang. "Bukan matahari yang bermasalah, tapi lo yang sarap."

"Sakit bangsat!" pekik Ilham tidak terima, mengelus bokong nya yang terasa panas.
"Kalo bokong gue ga bahenol lagi gimana Ropiah?"

"Suntik botok lah," saut Alden santai.

Buwana tertawa terpingkal-pingkal. Sedangkan Ilham mendengus kesal. Alden ini benar-benar!

Dari kejauhan terlihat Abdad yang sedang memfoto ketiganya. Laki-laki paruh baya itu langsung mengirimkannya pada seseorang.

Kakinya melangkah ke arah ketiga siswa yang kenakalannya sudah tersebar ke seluruh penjuru sekolah. "Hukuman kalian sudah selesai."

"Dari tadi ke Pak. Tenggorokan saya udah kaya gurun pasir, kering dan retak-retak!" omel Ilham tidak pandang orang.

Alden menempeleng belakang kepala Ilham. "Diem bangsat! Lo mau dihukum lagi?"

"Iya dah gue diem," ketus Ilham cemberut. Bokong dipukul, kepala di tempeleng. Selanjutnya apa lagi?

Buwana menengadahkan tangannya di hadapan gurunya itu. "Bayaran kita mana Pak?"

Abdad menaikkan sebelah alisnya. "Tidak ada."

"Yahh.. Kita di suruh kerja rodi berarti." koar Buwana tidak terima.

"Itu hukuman buat kalian, jadi kalau kalian tidak terima... Saya akan menambahkan lagi. Kali ini saya akan menyuruh kalian membersihkan perpus-"

"Kabur!!" teriak ketiganya kalang kabut.

"Dasar anak muda jaman sekarang," gumam Abdad menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Melenggang pergi dari sana.

ALDEN & ALAYA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang