41. Alden & Alaya

58.8K 6.3K 172
                                    

"Maafin aku, kalo dari awal kamu ngomong kalo Alden itu suami kamu pasti aku ga bakal terus berharap Alaya."

Tadi sewaktu Alden mengatakan tentang status hubungannya, Nara sempat tidak percaya. Tapi setelah Alaya yang menjelaskan barulah teman kampus Alden ini mau mengerti.

Alaya bisa melihat tatapan kecewa dari Nara, mungkin gadis ini sangat menyukai Alden sampai rela datang ke sini pagi-pagi hanya untuk berangkat kampus bersama.

Dan masalah selisih umur pun sampai Alaya jelaskan, kalau ia dan Nara itu selisih 2 tahun dan lebih tua Nara. Jadilah keduanya memutuskan untuk memanggil satu sama lain dengan nama masing-masing.

"Iyaa... Ga papah, ini juga bukan salah kamu. Aku juga salah karena udah terlanjur cemburu," wajah Alaya bersemu merah, malu.

Nara terbahak. "Lucu banget sih kamu, pasti saking cintanya yah sama Alden."

Alden yang berada tidak jauh dengan kedua gadis itu langsung memasang telinga penuh awas, ia ingin mengetahui apa jawaban dari sang Istri ketika diberi pertanyaan seperti itu.

Kepala Alaya mengangguk dengan senyum tipis. "Dia suami aku, jadi mana mungkin aku ga cinta sama Alden."

Senyum miring Alden terpasang, jawaban itu sungguh memuaskan. Andai saja Nara pulang, ia pasti akan langsung memeluk tubuh Istrinya dengan erat.

"Jadi iri kapan gue bisa kaya kalian," nara mencebikki bibirnya kesal.
"Sekali suka sama cowok malah udah jadi suami orang."

Kini giliran Alaya yang terbahak, menepuk punggung Nara pelan. "Kamu pasti nemuin jodoh kamu, ini cuma masalah waktu."

Nara terkekeh, kepalanya mengangguk semangat. Nara sudah cengar-cengir sendiri membayangkan betapa bahagianya ia kalau jodohnya datang dan langsung melamarnya untuk mengajaknya menikah.

"Kak, ga ke kampus?"

Kepala Alden menggeleng cepat, kembali menyuapi Haidar bubur ayam. "Ga! Gue mau nunggu motor scoopy yang gue beli dianter ke sini."

Mata Alaya membesar. "Kamu beli motor?"

"Hehe... Bukan aku yang mesen, tapi Paman. Aku mah tinggal bayar."

"Oh gitu ya," balas Alaya mengangguk, dasar Alden kalau sudah berkeinginan harus segera tercapai.

"Alaya?"

"Ya?"

"Ko kamu ga marah? Padahal Alden beli barang ga ngasih tau kamu dulu."

Yang Nara tau, dan banyak ia jumpai disekitar lingkungannya kalau suami ingin membeli sesuatu pasti harus kompromi dengan Istri. Dan kalau tidak pasti yang perempuan akan marah-marah karena merasa tidak dihargai pendapatnya. Itu setahunya.

"Buat apa marah Ra, toh itu keinginan Alden sendiri. Selama dia beli barang ga ngutang aku mah ga masalah."

"Gitu yah?"

Alaya mengangguk. "Nanti kamu bakal tau sendiri kalo udah rumah tangga."

Nara terkikik. "Ga sabar aku."

ALDEN & ALAYA || ENDWhere stories live. Discover now