22. Alden & Alaya

60.5K 6.5K 531
                                    

Remaja laki-laki itu berada di dalam Alfamart. Tepat sekarang ia berdiri di jejeran roti jepang yang bersayap. Matanya sampai pusing akibat saking banyaknya jenis benda keramat milik perempuan.

Karena pusing dan ingin segera pulang agar bisa bertemu dengan Alaya. Akhirnya Alden mengambil beberapa merek pembalut. Dan juga sepuluh botol kiranti khusu datang bulan dengan rasa original dan jeruk.

Lalu meletakkan keranjang belanjaannya pada meja kasir. Menunggu dengan gelisah, karena menurut Alden proses penghitungannya sangat lambat.

Tangannya meraih beberapa batang coklat silverqueen. "Ini juga diitung yah."

"Iya Kak," jawab penjaga kasir itu ramah.
"Semuanya jadi 300k kak."

Alden memberikan uang pas. Tanpa mengucap terimakasih remaja laki-laki itu langsung melenggang pergi begitu saja.

"Cebol pasti suka gue beliin ini," gumamnya langsung menancapkan gas motornya melaju meninggalkan parkiran Alfamart.

Remaja itu mengendari motornya dengan kecepatan sedang, ia ingat petuah dari Alaya agar tidak mengebut di jalan yang bisa membahayakan dirinya dan orang lain. Sungguh Alden yang bringas kini sedikit berubah menjadi penurut karena gadis bermana lengkap Alaya Gavaputri.

Dari arah belakang sebuah mobil Porsche Macan 2.0 terlihat membuntuti Alden. Kelihatannya remaja itu tau, terbukti karena laju motor pemuda itu semakin cepat.

Aksi kejar-kejaran tak terelakkan. Mungkin jika Polisi tau, mereka akan kena tilang dan bahkan denda karena membuat kekacauan.

Remaja bertindik itu tersenyum sinis. Ia sudah biasa mendapat teror seperti ini. Bahkan lebih parah pagi, ia sampai pernah masuk ke ruang UGD akibat dikeroyok orang-orang berbadan besar dengan pakaian hitam.

Untung saja saat itu ada warga yang mengetahui. Jadi nyawanya masih selamat.

"Ayah pelakunya," gumamnya. Semakin menambah kecepatan. Ia harus segera sampai di Mansion agar bisa terhindar dari kejaran mobil itu. Dan kembali dalam keadaan selamat tanpa lecet sedikitpun.

*

Alaya terperanjat kaget karena tiba-tiba lengan panjang seseorang melingkar manis di pinggang kecilnya dari belakang. Dari aroma parfum nya sudah bisa gadis itu tebak. Bahwa yang memeluknya sekarang adalah majikan sekaligus pacarnya sendiri, Alden.

"Gue pulang dengan selamat cebol."

"Maksud kamu?" alaya melepas lengan yang melingkar di perutnya itu pelan. Tubuhnya dihadapkan ke arah remaja laki-laki yang malah tersenyum lebar.

"Kayaknya tebakan gue bener. Kalo lo itu lagi mens."

"Jangan sok tau kamu. Aku ga lagi datang tamu!"

Alden berdecak. "Terus merah-merah di rok belakang lo apaan?"

"Huh?!" alaya terperanjat kaget. Lalu memutar rok bagian belakangnya ke depan. Seketika wajahnya langsung memerah antara kesal dan malu. Pantas saja dari tadi pagi ia selalu merasakan hatinya dongkol dan juga gampang tersulut emosi.

"Mau ke mana lo?!" ketus Alden berdiri menjulang di hadapan gadis yang kini berusaha menyingkirkan tubuhnya ke samping. Agar tidak menghalangi pintu.

"Awas Alden. Aku mau beli pembalut dulu!"

"Ga usah. Gue tadi mampir ke Alfamart beli roti jepang, Kiranti khusu datang bulan sama coklat buat lo," alden menyodorkan plastik besar ke hadapan pacarnya.

"Makasih," alaya tersenyum tipis. Menerima kantong kresek itu. Wajahnya melongok ke dalam. Guna mengetahui apa benar benda yang di butuhkan ada tersedia. Kali saja cowok itu hanya sedang menjahilinya.

ALDEN & ALAYA || ENDWhere stories live. Discover now