55. Lubang Cerita

203 66 8
                                    

"Diceritakan si X masuk ke sebuah buku dongeng, tapi sampai chapter berakhir, enggak diceritakan alasan kenapa dia bisa masuk ke sana."

Nah, itu merupakan salah satu bentuk lubang cerita.

Lubang cerita, atau sebagian orang menyebutnya plot hole, adalah kondisi di mana penulis meninggalkan sebuah pertanyaan yang tidak terjawab dalam alur ceritanya. Nah, plot hole ini amat wajar dialami penulis pemula, bahkan penulis profesional juga pernah melakukannya. Namun, memang plot hole mereka kebanyakan enggak fatal/bisa dikatakan sedikit.

Tapi, biar bagaimanapun, plot hole ini amat berpengaruh karena bisa jadi mengundang keganjilan dan pertanyaan pembaca yang amat mengganggu. Sebab semua orang percaya bahwa semakin sedikit plot hole, semakin sempurna karyanya. Makanya, banyak penulis yang berusaha menjawab semua pertanyaan tak terjawab dan memastikan semuanya logis dan masuk akal.

Okay, jadi, di bab kali ini aku mau membahas berbagai jenis plot hole yang sering kita temukan di novel, beserta contohnya sekalian. Dengan harapan, semoga kedepannya kita semua bisa lebih teliti, yaa.

1. Inkonsistensi karakter (Berkaitan dengan inkonsistensi fisik dan psikis tokoh cerita)

Contoh:

- X diceritakan sebagai gadis yang kuat dan teguh pendirian, tapi hanya karena masalah sederhana, dia nangis dan depresi.

- Di bab pertama, X memiliki mata biru, di bab kedua tahu-tahu warna matanya abu-abu.

- X mengalami inner child yang menyakitkan, tapi nggak meninggalkan trauma apa-apa di masa depan.

2. Menurunkan garis plot (Membiarkan plot menggantung tanpa penjelasan)

Contoh:

- X diceritakan pergi ke suatu tempat meninggalkan karakter utama, lalu pembaca enggak mendengar kabar lagi dari dia.

- Desa X dipenuhi zombie, tapi enggak dijelaskan kenapa bisa ada zombie.

- X masuk ke dalam novel, tapi enggak dijelaskan kenapa hal itu terjadi.

- X mengalami time-travel, tapi enggak dijelaskan kenapa dan bagaimana hal itu terjadi.

- X menjadi tokoh yang memegang kunci paling penting dalam mencegah peperangan dunia, tapi mengapa dia bisa terpilih enggak dijelaskan.

3. Kesalahan fakta (Memberikan informasi yang keliru dari fakta yang ada)

Contoh:

- Cerita memiliki latar 80-an, tapi di tahun tersebut tiba-tiba sudah ada TV layar datar.

- Jenis fashion yang digunakan enggak sesuai dengan latar waktu/tempat.

- Bahasa dan logat yang digunakan enggak sesuai dengan latar waktu/tempat.

- Gejala penyakit enggak sesuai dengan fakta yang ada.

- Nama kota/negara yang fiktif (sebetulnya, penulis boleh membangun sendiri nama kota/negara, asal alasannya adalah untuk mendukung cerita, misalnya karena ada sumber daya baru yang diperkenalkan atau keunikan yang khas yang enggak ada di kota aslinya. Bukan karena penulisnya malas riset).

4. Mustahil (Menceritakan hal yang mustahil terjadi di dunia nyata)

Contoh:

- Tokohmu jatuh dari ketinggian 100 lantai, tapi hanya dirawat di RS selama 3 hari tiba-tiba sudah sembuh total.

- Tokohmu sama-sama perawan dan perjaka, tapi pas ena-ena sudah mengalahkan bintang porno.

- Tokohmu bisa bertahan hidup di daerah kutub selama 100 hari tanpa makan, atau bertahan di lautan lepas selama setahun tanpa adanya air mineral, atau dipukuli sampai remuk tulangnya tapi masih bisa berjalan sepuluh kilo.

Nah, penulis biasanya melakukan plot hole karena beberapa faktor, yaitu:

1. Lupa

2. Tidak memegang asas sebab-akibat

3. Minim riset

Sekarang, kalau sudah mengetahui faktor penyebabnya, kamu bisa meminimalisir plot hole dengan menghindari ketiganya. Tips khusus dariku, bacalah chapter sebelumnya untuk merefresh ingatan kamu tentang apa yang kamu tulis, kalau perlu kamu juga bisa mencatat poin tambahan ke dalam catatanmu supaya kamu nggak lupa tentang benang merah yang kamu bangun. Semoga membantu, yaa^^

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Where stories live. Discover now