18. Cerita Kentang

429 111 15
                                    

“Karyaku kentang banget, malu aku lihatnya!”

Apa alasan kalian mengatakan kalau karya kalian kentang?

Karena konfliknya biasa? Karena banyak typo? Karena alurnya tidak menarik? Karena tidak ada sesuatu yang unik di dalamnya?

Nah, sahabatku sekalian, keindahan dan keunikan karya bisa berkembang seiring kalian praktik menulis dan terus membaca.

Namanya menulis pasti butuh proses bertahap yang membutuhkan waktu, jadi tidak langsung menghasilkan sesuatu yang mendomprak dunia. Penulis terkenal saja rata-rata berkecimpung di dunia menulis selama bertahun-tahun (bahkan puluhan tahun) agar karyanya―yang entah keberapa kali revisi atau keberapa kali nulis itu―baru bisa dikenal dunia. Masa kalian yang baru satu dua tahun di Wattpad sudah menyerah duluan hanya karena menganggap karyanya kentang?

Kemudian, sudah bagus kalian sadar akan kekurangan, lantas termotivasi untuk terus menghasilkan yang terbaik. Nah, bagaimana jika ada pada posisi ini; kalian sadar akan kekurangan, tetapi bukannya termotivasi, malah urung buat menulis?

Wah, ini yang salah. Bagaimana mau berkembang kalau kalian enggan menulis?

“Ya habis gimana, malu tahu tulisan jelek begitu dibaca orang, jadi mending gue unpub.”

Tepok jidat.

Sama saja kalian menutup kesempatan duluan.

Nanti kalau teman-teman di sekeliling kalian sudah sampai jauh, sudah pada nerbitin buku, sudah punya banyak followers, bahkan mungkin ada yang karyanya dilirik rumah produksi untuk difilmkan, sementara kalian masih ada di satu titik yang sama seperti dulu, giliran kalian yang koar-koar ke Tuhan: “Ya Tuhan, mengapa nasibku begini? Mengapa aku enggak bisa jadi seperti mereka? Mengapa Engkau begitu tidak adil pada hambamu?”

Padahal, sejak awal, Tuhan sudah membuka lebar jalan kalian.
Kaliannya saja yang belum apa-apa nyalinya sudah ciut duluan.

Jadi, mari, tetap lanjutkan karyamu walau kamu membutuhkan waktu lama untuk menjadi yang terbaik. Siapa peduli dengan waktu yang kamu dapatkan? Memang nanti di akhir perjalanan akan ada yang bilang; “Oh, penulis A cuma butuh empat bulan buat sukses, tapi kamu sampai butuh lima tahun baru bisa menerbitkan buku!”

Ya Tuhan, yang seperti itu tidak bakalan ada. Orang-orang akan cenderung melihat hasil daripada proses. Berapa lamapun waktu yang kamu butuhkan buat sukses, mereka toh pada akhirnya tidak begitu peduli dan malah akan sibuk mengapresiasi hasil akhirmu. Nanti, pertanyaan mereka bukan berapa lama kamu bisa sukses begitu, tapi; "Kak, gimana, sih caranya biar sesukses Kakak?"

Jadi, jangan menyerah, ya.

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Where stories live. Discover now