16. Sederhana Juga Bagus!

472 121 8
                                    

"Kadang tuh aku ngerasa kecil dan minder karena tulisanku begini-begini aja. Konflik yang kuangkat amat ringan dan diksinya biasa banget. Beda sama penulis lain yang bisa bikin cerita dengan konflik super berat, diksi bagus. Pembaca pasti lebih hype sama cerita yang begitu, 'kan?"


Ah, enggak juga.

Pernah dengar kalau soal selera itu berbeda-beda? Pembaca pun sama. Semua cerita memiliki circle penggemar sendiri-sendiri. Tidak perlu khawatir dengan betapa ringannya konflik yang kamu angkat atau betapa sederhananya diksi yang kamu pakai, sebab menurutku, kesederhanaan pun juga bisa menjadi karya seni yang indah. Kesederhanaan juga bisa membuat manusia bercermin pada apa yang kamu sampaikan. Kesederhanaan juga bisa membuat orang lain jatuh cinta.

Bagiku, sebuah cerita dinilai berharga bukan karena kerumitan cerita yang dibuat, melainkan dari bagaimana penulis bisa menyalurkan perasaan ke dalamnya.

Isu apapun yang diangkat tak jadi masalah selama kamu terampil dalam mengupas sudut pandang manusia. Diksi yang dipakai juga tak jadi masalah selama kamu bisa menyampaikan maksud kepada pembaca. Jangan selalu terpaku dan menuruti ambisi kamu membuat suatu karya yang luar biasa rumit atau mind-blowing, apalagi kalau kamu hanya menginginkan pujian pembaca. Haduh, duh, duh, dari niatnya saja sudah salah :")

Kecuali, nih, kalau kamu memang mau belajar untuk keluar dari zona aman, untuk mengetahui seberapa terampil kamu dalam mengangkat cerita yang benar-benar berbeda. Kamu bisa melatih dirimu dengan membaca, membaca, dan membaca lebih banyak buku-buku bertema berat.

"Yaaah... membaca lagi, nih, ceritanya?"

Lah, iya, kamu tidak akan memberikan output yang maksimal kalau inputmu juga belum maksimal, bukan? Mereka yang kamu anggap "hebat" juga membaca banyak buku berat dan riset yang maksimal sehingga bisa menulis cerita seperti itu.

Pesanku untukmu, lebih baik berjalanlah pelan-pelan dan temukan jati dirimu dalam ceritamu. Menulis itu adalah proses selamanya, bukan sementara. Nikmati waktumu untuk mengeksplor lebih banyak dengan mencoba berbagai gaya tulisan dan mengangkat konflik yang bervariasi, sampai kamu menemukan di titik mana kamu merasa nyaman.

Kalau kamu sudah nyaman dengan jenis ceritamu saat ini? Ya sudah, jangan pernah merasa minder lagi dengan karya-karya yang tampaknya sangat kontras dengan tulisanmu.

Selain karena setiap buku memiliki grup pembacanya sendiri-sendiri, kamu juga harus memperbaiki mindset bahwa cerita yang berat pun tidak selamanya cocok dengan selera semua pembaca.

Jadi, semangat!

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt