45. Kesalahan Menulis

240 78 12
                                    

"Yang mungkin belum kamu sadari hingga saat ini."

[Jawaban didasari preferensi dan opini subjektif dari Hani, mohon bijak dalam membaca]

1. Menggunakan pembuka yang terlalu klise, kira-kira meliputi adegan seperti bangun tidur di pagi hari, terlambat ospek, diputusin pacar, ketabrak cowok ganteng di lorong, pingsan waktu upacara, kepala kena jedot bola basket dan digotong sama mc cowok, duh... you name it.

2. Menulis tanpa riset ibarat kamu menebar ilmu tak pasti pada para pembaca. Kalau pembacamu masih bocah dan nggak ngerti apa-apa, kemungkinan dia bakalan ngikut aliran sesatmu. Kalau pembacamu pintar dan punya niat terselubung, siapa sangka pembacamu malah ngetawain di belakang. Tulisanmu disebar ke SW, disebar di menfess, terus kamu jadi viral karena kesalahan memalukan.

3. Lupa mendeskripsikan karakter, apalagi kalau kamu nulis fanfiction. Sebab sejak awal sudah yakin orang bakal ngerti siapa itu Namjoon, Taehyung, Suzy, makanya nggak dijelaskan lagi deskripsi wajahnya. Padahal visual itu penting, seenggaknya kamu memberi kesempatan pembaca non-kpoper untuk bisa membayangkan.

4. Upaya mendeskripkan karakter yang berlebihan, terutama bila kamu memakai deskripsi yang irasional seperti kulit seputih porselen dan wajah rupawan bak patung dewa yunani. Coba dipikir, apa nggak malah creepy kalau seseorang bisa punya penampakan kulit seperti porselen dan wajah mirip patung?

5. Membiarkan tokohnya bertindak, berpikir, dan berperilaku nggak sesuai dengan karakter yang diceritakan. Tokohmu adalah orang kaya, sehat mental, dan berpendidikan, tapi caranya bertindak dan berpikir seperti gadis umur lima tahun.

6. Hanya mendeskripsikan karakter dengan kata-kata "perempuan cantik" dan "pria tampan". Kalau mau memberitahu cantik dan tampan, jelaskan seberapa rupawan mereka dengan kata-kata. Apakah matanya sekelam kopi, sehitam arang, rambutnya segelap jelaga atau semerah daun di musim gugur? Bagaimana dengan senyumnya? Apakah itu menegaskan pesona utamanya atau malah senyumnya sombong dan mengintimidasi? Pembaca butuh bahan untuk membayangkan, bukan hanya penyebutan daftar kata sifat.

7. Menciptakan banyak karakter hanya sebagai pemeriah suasana. Biasanya fenomena ini muncul di novel untuk menuhin bab saja. Ocehan mereka sebatas saling ejek satu sama lain, ngegombal, komedi receh, pokoknya hal-hal yang enggak berpengaruh pada konflik utama. Ini yang bikin jumlah halaman sampai 500 lembar ke atas padahal konflik enggak banyak.

8. Dump info. Atau memberikan terlalu banyak informasi sampah, nggak hanya soal dialog antar tokoh yang terlalu banyak, tapi juga narasi yang jatuhnya hanya basa-basi buat memperindah bab. Memperindah bab itu wajib, tapi segalanya yang berlebihan hanya mengundang kejenuhan pembaca.

9. Menuliskan cerita yang flat, enggak ada aksi, percikan konflik amat sedikit. Terlalu slow pace, tidak cocok dengan genre yang diangkat. Aku sering nemuin kasus novel teenfic dan chicklit yang semestinya bisa dibuat seru malah isinya hanya rayuan gombal dan narasi emosi tokoh utama dari bab awal sampai bab pertengahan (aku nggak baca bab endingnya karena biasanya bosan duluan).

10. Menciptakan tokoh yang kelewat sempurna, watak dan karakter yang sempurna, kehidupan yang sempurna, kekayaan yang sempurna, yang membuat semua orang berlomba-lomba pingin menjadi si tokoh tersebut.

11. Melakukan repetisi. Satu paragraf ada enam kata "aku" yang ditulis berulang. Usahakan maksimal cukup dua atau tiga saja, yaa.

12. Menulis paragraf berlebihan, isinya hanya timbunan kosa kata cantik dan rumit. Alurnya buram, malah jatuhnya bingung tentang apa yang dilakukan tokohnya.

13. Typo berlebihan, penggunaan PUEBI dan KBBI yang jatuhnya berantakan. Kalau masih belajar, boleh lah dimaklumi. Tapi jangan keterusan. Di Wattpad ada buanyak banget buku kepenulisan yang membahas PUEBI dan KBBI, silakan dipilih satu saja dan dipelajari. Kalau nggak mau lewat Wattpad, bisa download aplikasinya langsung di play store. 

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Where stories live. Discover now