4. Iri Hati

932 237 23
                                    

"Aku iri sama kamu yang punya jutaan pembaca."

Terkadang rasa iri bisa muncul ketika kamu melihat karya orang lain yang mendulang sukses lebih besar daripada milikmu.

Kamu pun penasaran, lantas mencoba mengunjungi karyanya. Kamu mulai membandingkannya dengan milikmu, mencari letak perbedaannya, menilai mana yang lebih baik dan seharusnya layak mendapat kesuksesan besar itu; karya kamu ataukah karya dia?

Di penghujung chapter nanti, selepas kamu membaca seluruhnya, hanya ada dua pilihan yang akan kamu hadapi:

Apakah rasa irimu lantas berkembang menjadi kekaguman yang mendongkrak motivasi? Atau ...

... apakah justru berkembang menjadi kebencian yang penuh penghinaan?

Merasa iri dengan karya orang lain itu adalah sesuatu yang wajar, tapi keteguhan hatimulah yang menentukan bagaimana sikapmu nantinya.

Buatlah rasa iri itu menjadi sebuah kekaguman yang mendongkrak motivasi, sehingga kamu ingin suatu saat bisa berada di titik itu juga. Mengayomi perasaan seperti ini bisa membuatmu menjadi pribadi yang lebih semangat untuk terus berkembang, tidak mudah menyerah, dan selalu bersyukur dengan apa yang kamu miliki.

Sebaliknya, kalau kamu membiarkan rasa irimu berkembang menjadi kebencian, yang akan kamu dapatkan hanyalah perasaan ingin menghina dan menjatuhkan. Kamu akan menjadi pribadi yang selalu mencari-cari kesalahan orang lain, menghasut orang-orang di sekitar agar ikutan membenci karyanya, dan senang ketika orang tersebut hancur di depan matamu.

Selami dirimu baik-baik, (seandainya iya) ada di fase iri manakah kamu saat ini.

Kuncinya, jangan membuat hancur dirimu sendiri dengan menebar kebencian pada orang lain.

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Where stories live. Discover now