21. Standar Kebahagiaan

267 92 5
                                    

"Lihat, deh, si Bunga, bukunya sudah mau terbit keempat kalinya, kabarnya sudah dilirik rumah produksi juga buat dibikin film. Terus ... minggu kemarin dia baru aja jalan-jalan ke Paris, sewa penginapan mahal sekeluarga di sana, Hidup dia enak, ya, semuanya serba ada, serba dilancarkan. Andai aja aku kayak dia...."

Mungkin, di antara kalian ada yang pernah merasa iri dengan kebahagiaan orang lain, sehingga membuat kalian sendiri merasa sedih, minder, sampai kadang muncul energi negatif bahwa apa pun yang kalian lakukan itu selalu gagal.

Tenang, semua itu hal yang wajar, yang enggak wajar adalah ketika kalian ingin merebut kebahagiaan orang tersebut hanya karena merasa diri kalian enggak cukup beruntung.

Ah, tapi, di sini aku bukan mau menasehati orang supaya tidak merebut kebahagiaan orang lain.

Kita semua sudah besar, sudah tahu mana hal yang toxic mana yang enggak. Sudah sering mendengar cerita karma dan nonton sinetron azab indosiar. Jadi, enggak perlu dijelaskan lagi baik buruknya, ya.

Yang mau kubagikan di sini adalah ... bagaimana kita bisa bahagia tanpa memikirkan orang lain.

Manusia itu pada dasarnya mudah kepingin dengan sesuatu. Lihat foto orang travelling, pingin. Lihat foto teman yang lagi kulineran, pingin juga. Lihat pencapaian teman yang bisa kuliah/kerja di luar negeri, kepingin juga. Apa-apa kepingin, apa-apa iri, apa-apa membuat kalian sedih dan kadang sampai berpikir, "Kenapa mereka bisa mencicipi semua kebahagiaan itu sementara aku enggak? Kenapa hidupku begini?"

Tanpa sadar, kalian telah membuat standar kebahagiaan mereka sebagai standar kebahagiaan kalian.

Padahal, kebahagiaan itu relatif. Apa yang dirasakan orang berbeda-beda, tergantung di pilihan mana mereka mau bahagia.

Ada orang yang bisa makan nasi setiap hari saja sudah bahagia, ada orang yang dikelilingi teman-teman yang baik saja sudah bahagia. Ada orang yang punya badan sehat saja sudah bahagia. Ada juga orang yang bahagia bila punya uang, ada orang yang bahagia bila bisa bersama pacar, ada orang yang bahagia bila target-target kecilnya setiap hari bisa terpenuhi.

Well, kalau kalian perhatikan, semua manusia pada dasarnya sudah punya kecenderungan untuk merasakan bahagia atas pilihan mereka.

Sekarang, coba kalian merenung, apa, sih sebenarnya yang membuat kalian bahagia? Coba dibikin daftar, ya? Kebahagiaan apa yang paling utama bagi kalian. Jangan melihat yang sesuai keinginan saja, tapi pikirkan yang sesuai kebutuhan juga.

Apakah kesehatan? Apakah pacar dan sahabat? Apakah lingkungan kerja yang nyaman? Apakah uang?

Tanpa kalian membandingkan diri dengan pencapaian orang lain, kalian sebenarnya sudah tahu mana yang bisa benar-benar membuat bahagia, bukan? Kuncinya di diri sendiri.

Nah, jadi tidak perlu, ya, menyamakan standar kebahagiaan dengan orang lain. Sebelum kalian iri dengan mereka, coba renungkan dahulu, apakah kalian bisa betul-betul bahagia bila menjadi mereka? Apakah kebahagiaan kalian akan bertahan selamanya, ataukah hanya sementara saja? Apa yang membuat kalian benar-benar bahagia?

Hidup ini sesungguhnya sederhana. Semakin kita mengurangi keinginan yang muluk-muluk, merasa bahagia itu adalah sesuatu yang mudah.

Jadi, kita semua sudah tahu, ya. Kebahagiaan itu bukanlah tujuan yang mau digapai. Kebahagiaan itu pilihan.

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang