28. Cemas Berlebihan

289 78 10
                                    

"Aku takut banget ceritaku nggak bakal laku, dan semua perjuangan ini akhirnya sia-sia."

Merasa cemas berlebihan itu wajar. Merasa takut kalau cita-citamu tidak tergapai itu wajar. Namun, ketahuilah, kalau semua kecemasan dan ketakutanmu itu belum tentu benar terjadi.

Yang membuatmu takut dan cemas sebenarnya bukanlah kemungkinan bahwa karyamu akan ditolak, namun kamu hanya belum benar-benar menikmati menulis.

Kamu terlalu menggantungkan harapan pada menulis. Orientasi kamu berpusat bahwa kamu menginginkan kekayaan dan kesejahteraan dari menulis, sebab itulah kamu berpikir bahwa tanpa menulis kamu bisa benar-benar gagal dan jatuh. Padahal, kalau kamu telisik, sebenarnya ada banyak hal di dunia ini yang bisa benar-benar kamu tekuni sebagai bentuk distraksi kamu akan kecemasan menulis.

Aku bisa memahami, saat kamu telah memberanikan diri memublikasikan karya di platform menulis, makin lama keminderanmu akan makin meningkat. 

Kamu melihat karya milik orang lain yang lebih bagus, membaca komentar heboh orang-orang tentang cerita mereka, melihat seberapa banyak orang-orang merekomendasikan cerita mereka karena ini itu. Dan, saat menengok karya sendiri, kamu merasa kecil dan malu ... "Kok ceritaku gini amat, ya?"

Nah, keminderan inilah yang membuatmu ragu.

Ragu untuk melangkah.

Ragu untuk melanjutkan.

Ragu untuk menulis.

Akhirnya, menulis bukan menjadi sesuatu yang bisa dinikmati. Kamu hanya menulis demi mengejar pembaca.

Benar kan? Sebab, ceritanya akan lain kalau kamu sudah menjadi penulis terkenal XD.

Kalau sudah terkenal, sih ... kamu mau bikin karya apa, pembaca bakalan iya-iya aja. Tingkat stress yang dialami penulis terkenal akan lebih sedikit daripada tingkat stress yang dialami orang yang selalu meragu tentang karyanya (kecuali kalau sudah terkenal tapi masih sering minder―who knows?) Pokoknya, intinya, kamulah masalahnya, keraguanmu itulah yang harus disingkirkan supaya kamu bisa kembali menikmati menulis dan BODOH AMAT dengan respon orang.

Aku pernah membaca buku yang judulnya, Seni Untuk Bersikap Bodo Amat (karya Mark Manson). Di sana dijelaskan tentang hal-hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dibuat overthinking. Well, ya, mungkin di antara kalian ada yang sudah membacanya, tapi supaya lebih jelas, aku kasih summary isi buku itu di sini saja. 

Dari buku ini, kalau kamu mau bermental kuat (pantang menyerah dan enggak ragu), kamu memang harus mengalami hal negatif dulu banyak-banyak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dari buku ini, kalau kamu mau bermental kuat (pantang menyerah dan enggak ragu), kamu memang harus mengalami hal negatif dulu banyak-banyak. Sebab hal negatif yang kamu terima akan menjadi pengalaman positif buat kamu.

Contohnya, semakin banyak ditolak, akan membuat kamu kebal. Semakin banyak mendapat kritik, makin kamu belajar untuk menjadi lebih baik. Semakin kamu enggak dikenal, makin besar peluang kamu mengekspresikan diri dengan bebas. Jadi, enggak usah cemas lagi akan menjadi bagaimana atau apa, yang penting kamu punya misi dan terus berjalan. 

Aku harus bilang begini juga, Sifat ambisius memang bagus, tapi kalau kamu berorientasi pada keambisiusan, itu hanya akan membuatmu rakus dan gila duniawi.

Jadi, lepaskan saja semuanya. Jangan terlalu berusaha. Lakukan apa yang menurutmu cukup untuk memberi makan satu keluarga (kalau kamu adalah tulang punggung), enggak usah muluk-muluk kalau mau hidup, apalagi menggantungkan harapan setinggi-tingginya. Sebab, semakin kamu berekspektasi tinggi, semakin hancur ketika kamu jatuh.

Enggak usah takut dan cemas berlebihan ketika melakukan sesuatu. Semua keputusan itu ada risikonya, dan jangan jadi orang yang kebanyakan mikir risiko, karena semua yang kamu cemaskan nantinya akan berlalu seperti badai di atas langit, semua yang kamu cemaskan akan hilang dan dilupakan saat kamu mati nanti. 

Jadi, inti dari buku itu adalah:

Makin kamu bodo amat, makin besar kesempatan kamu memenangi kursi itu.

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Where stories live. Discover now