59. Zona Nyaman

183 48 8
                                    

"Katanya, sekali kita nemuin zona nyaman, jangan mau ganti-ganti. Soalnya, yang bikin nyaman itu susah nyarinya!"

Hmm, kalau aku punya pacar yang bikin nyaman, sudah pasti aku nggak mau nyari yang lain. Soalnya susah nemuin cowok yang sefrekuensi sama kita. Iya nggak?

Iya dong. Di mana-mana, zona nyaman itu pasti bikin kita betah dan merasa terlindungi. Nggak hanya pasangan, bahkan di pekerjaan dan passion pun juga begitu. Apalagi di nulis, nih yang jadi pembahasan kita. Misalnya, kayak aku yang cinta banget sama genre fantasi. Feel-nya tuh udah beda kalau disuruh nulis genre yang lain, hahaha.

Tapi, masalahnya, apa bener, yang nyaman itu selalu baik buat kita?

Well, itu tergantung dari cara kamu memandang fungsinya.

Bila kamu menginginkan kenyamanan yang stagnan dan keamanan yang terjamin, maka zona nyaman cocok buat kamu. Tapi, bila rasa ingin tahumu tinggi dan kamu kepingin mencoba peluang baru untuk melihat mana yang lebih menguntungkan, kamu wajib keluar dari zona nyaman!

Zona nyaman memang asyik dan bikin betah, gais. Tapi, kamu juga harus ingat bahwa dunia ini berputar dan seluruh situasi yang ada di dalamnya juga mudah berubah. Kalau kamu terus menerus berada di dalam cangkang, kamu sulit berkembang, lho.

Tahu kan? Semua masalah butuh solusi. Kalau kamu terus-menerus berada di zona nyaman yang tanpa masalah, kapan kamu mulai kreatif menciptakan solusi baru? Pada akhirnya, manusia baru bisa berkembang bila mereka menghadapi masalah, dan masalah ini baru muncul ketika mereka dilempar dalam zona tidak nyaman.

Okay, kalian pasti sudah membaca bab lalu di mana aku menyampaikan tentang ATM.

Amati. Tiru. Modifikasi.

Kalau kamu peka, ini adalah salah satu bentuk keluar dari zona nyaman yang tahapnya masih belum ekstrim. Ingat, ya, belum ekstrim. Upaya kita hanya memodifikasi tanpa mengubah secara total.

Contoh kasusnya, aku suka nulis fantasi. Tapi karena pasar sekarang lebih menjamin romance, aku harus memutar otak untuk memecahkan masalah ini. Solusinya apa? Aku nulis genre fantasi-romance. Padahal, aku banyak menemui kesulitan saat menulis romance. Tapi, apalah kita bila belum mencobanya, iya kan?

Belum-belum sudah bilang nyerah, belum belum udah banting hape di kasur sambil bilang, "Cerita romance selamanya nggak bakal masuk list genre yang gue sentuh!"

Duh, you never know the result until you really give it a try.

Jadi, jangan takut buat mencoba. Kalau gagal, yaudah, kembali lagi ke bangku semula atau cobalah menciptakan ekperimen baru lagi. Mumpung masih muda, yekan? Waktunya bagi kita buat eksplor dan menggali bakat sedalam mungkin. Siapa tahu kamu malah menemukan emas.

"Terus gimana sama penulis yang speasialis cerita romance? Apa kita nggak bakal keluar dari zona nyaman? Toh, nulis romance juga udah banyak yang baca."

Keluar dari zona nyaman bukan hanya bertujuan mencari keuntungan, kok. Kalau rasa ingin tahumu tinggi, dan ingin mengasah kemampuan supaya lebih hebat lagi, kamu juga wajib keluar dari zona nyaman. Siapa tahu nanti di masa depan genre romance mulai tergeser dengan genre fantasi, nah lho? Siapa tahu kamu lihat brosur lomba menulis cerita horror dan hadiahnya bisa fanmeeting sama bias, waduuw!

Kita enggak bisa menebak sama apa yang terjadi di masa depan, tapi kita bisa berlatih menjadi dinamis mengikuti perkembangan zaman.

Nah, kalau kamu enggak memulai dari sekarang, mau nunggu sampai kapan? Jangan lari terus, cobalah hadapi. 

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Where stories live. Discover now