42. Manfaat Menulis

212 71 7
                                    

"Katanya semakin banyak menulis, aku bakal semakin terampil dan hebat. Tapi makin kesini... kok capek, ya?"

Pengen berhenti aja. Aku capek, bosen, jenuh nulis terus setiap hari. Aku nggak bisa terus-terusan mempertahankan mood nulis.

Aku pernah sempat berpikir seperti itu. Sehingga, yang kulakukan adalah mengambil istirahat sebentar, misalnya nonton film, main hape, atau bahkan sekadar rebahan. Tapi, aku enggak bisa menjamin bahwa bersantai seperti itu terus menerus akan membuatku betah, sebab aku tahu hidup enggak berarti apa-apa kalau enggak ada yang diperjuangkan.

Benar, menulis adalah sesuatu yang kuperjuangkan.

Dan, sungguh, aku baru menyadarinya akhir-akhir ini. 

Selama berkontroversi dengan drama 2020, aku banyak melakukan renungan dan akhirnya menemukan manfaat baru dalam menulis. Khususnya, manfaat untuk diriku sendiri. 

Yaitu yang kusebut sebagai self healing. 

(Tunggu, tunggu, pasti kamu berpikir bahwa aku pernah membahas self healing di bab lalu. Tapi, tidak, self healing yang kusebut di sini berbeda dengan bayangan yang dulu pernah kumiliki. Mari kita cari jawabannya pelan-pelan.) 

Menonton film, main hape, rebahan, bagiku bukanlah self healing. Itu semua hanyalah aktivitas yang membantuku melupakan masalah sejenak, tapi tidak benar-benar memperbaikinya. Sama seperti orang tertekan yang selalu melarikan diri dengan tidur seharian penuh, mereka sebenarnya sedang mencari cara untuk distraksi. Bukan menyembuhkan. 

Cara yang paling tepat untuk menyembuhkannya, sejauh aku mengalaminya, yaitu dengan menulis.

Bagiku, menulis itu powerful banget. Sebab itulah menulis layak untuk diperjuangkan.

Dulu aku berpikir menulis cerita adalah self healing, tapi sekarang aku memperluas konsep itu menjadi rutinitas yang enggak terpaku dengan cerita saja. Kamu enggak perlu menunggu punya ide untuk menulis. Sebab, menulis bukan hanya berkisah tentang tokoh, alur, berpikir plot, atau bahkan menarasikan suasana. 

Menulis rupanya juga bisa menjadi kegiatan berdialog dengan diri sendiri. 

Kapan pun aku memiliki masalah yang sulit kucari jalan keluarnya, aku membuka laptop dan mengetik seluruh beban pikiranku di sana. Apa pun itu, mulai dari hal-hal yang kutakutkan, rahasia-rahasia terdalam, hasrat, dan impian. Dengan melakukan hal ini, tanpa disadari, aku sudah berusaha jujur dan menjadi pendengar yang baik untuk diri sendiri, sehingga saat aku menuliskan seluruh keluh kesahku, saat itulah aku menemukan solusi untuk hidupku.

Itulah menulis untuk self healing.

Jadi, ingatlah, jangan pernah meninggalkan menulis. Sebab hanya dirimulah sebenarnya yang tahu solusi tentang masalahmu. 



𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang