67. Fake Productivity

301 68 8
                                    

"Hari ini pokoknya gue kudu produktif! Nah, dimulai dari mana dulu ye?"

Menurut kalian, produktif itu penting nggak?

Jawabanku, penting. 

Aku selalu meyakini bahwa apa yang kita kerjakan sekarang akan berimbas pada masa depan kita. Jadi, apabila hari-hari mudamu diisi dengan rebahan, main ponsel, joget tiktok, gibah, apalagi mengeluuuhh terus, ya ... kamu bisa bayangkan apa yang terjadi pada masa tuamu. 

Sebab itulah, orang-orang zaman sekarang berlomba-lomba menjadi produktif. Mereka percaya, bila hari-hari diisi dengan kegiatan yang membuat tubuh kita aktif bergerak, maka setidaknya kita one step ahead, atau selangkah lebih maju daripada mereka yang hari-harinya diisi goler-goleran. 

Padahal, nih... sebetulnya, produktif itu bukan berarti kegiatan aktif doang, lho. 

Kalau ngomongin kegiatan yang bikin aktif, bernapas juga termasuk kegiatan, kok. 

Jarimu juga aktif scrolling Instagram, matamu aktif melototin konten halu di tiktok, telingamu aktif dengerin bias nyanyi. 

Pada dasarnya, semua manusia melakukan kegiatan aktif untuk melangsungkan hidup. 

"Ah, ya beda dong kak sama produktif ala aku! Kegiatanku tetap bisa dinamakan produktif, karena aku nggak hanya goleran terus. Nih, ya ... tiap hari aku bersihin kamar, dengerin seminar di kampus, nongkrong di cafe, jawabin chat dari ekskul, wah pokoknya banyak deh. Aku sosialisasi terus setiap hari. Bukankah itu yang dinamakan produktif?"

Wah, oke juga nih, berarti tiap hari kamu sibuk banget yaa. 

"Iya dong!"

Tapi ... apa kamu yakin produktivitas yang kamu lakukan setiap harinya itu benar-benar menghasilkan sesuatu untuk menunjang masa depanmu, atau sebetulnya selama ini kamu hanya terjebak pada produktivitas palsu? 

Produktivitas palsu adalah kondisi dimana seseorang terjebak dalam kesibukan yang monoton. Mereka cenderung bekerja keras, tapi sebetulnya kerja keras yang mereka lakukan tak banyak berkontribusi untuk masa depannya, apalagi berpengaruh pada perkembangan skill. 

Contohnya:

1. Setiap hari kamu merapikan tempat tidur yang berantakan hanya untuk ditiduri lagi. 

2. Setiap hari kamu mendengarkan seminar atau kelas perkuliahan hanya untuk mengisi daftar absensi kuliah. 

3. Setiap hari kamu membalas chat dari grup supaya dikata aktif sama anak-anaknya.

4. Setiap hari kamu nongkrong sama temen, dan menomorduakan tanggung jawabmu atas hidupmu. 

5. Setiap hari kamu kerja di sebuah perusahaan, mengerjakan ini dan itu atas perintah dari bos, dan tanpa sadar kamu membuat bosmu makin kaya raya tapi tidak dengan dirimu sendiri. 

Itulah yang dinamakan fake productivity, atau produktivitas palsu. Kamu mengira selama ini kamu sudah produktif. Tapi, yang kamu lakukan hanyalah kesibukan belaka, yang enggak ada hubungannya sama masa depanmu. 

Boleh kok kalau kamu melakukan kelima poin di atas, tapi pastikan kamu memiliki target pada hari itu. Fokuslah pada perkembangan dirimu sendiri, karena kamulah yang bertanggung jawab pada hidupmu. Jangan berlindung dari kata sibuk, padahal sebenarnya kamu hanya melakukan itu-itu saja. Lakukan sesuatu.

"Melakukan apa kak? Aku tuh bingung disuruh produktif, wong kaga tahu hidupku buat apa."

Nah, ini nih.

Ini adalah salah satu alasan mengapa kamu terjebak dalam fake productivity. 

Kamu tidak tahu apa yang kamu inginkan dalam hidupmu. 




𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang