33. Meniru Gaya Tulisan

413 97 15
                                    

"Aku suka banget sama gaya nulis J.K Rowling, jadi pingin bisa nulis seperti dia!"

Saat aku masih menulis fanfiksi The Stalker (itu adalah fanfiksi pertamaku), aku pingin menjelaskan setiap detail tulisanku seperti yang dilakukan J.K.R, baik dalam caranya mengolah kalimat, menggambarkan latar dan suasana, mencetuskan dialog, atau mendeskripsikan emosi. Aku membaca ulang buku-buku Harry Potter, terpana dengan kalimat-kalimatnya, menghapal beberapa kosa kata uniknya, dan akhirnya kupraktekkan di fanfiksiku.

Ini adalah ss tulisan The Stalker-ku:

Menurutku, walaupun hasil akhirnya enggak persis-persis amat, aku puas ketika bisa menuliskan sesuatu dengan rasa yang mirip seperti penulis favoritku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menurutku, walaupun hasil akhirnya enggak persis-persis amat, aku puas ketika bisa menuliskan sesuatu dengan rasa yang mirip seperti penulis favoritku.

Aku yakin, di antara kalian, pasti ada yang sepertiku. Meniru gaya tulisan penulis favorit.

Apakah hal itu salah? Apakah perbuatan memirip-miripkan gaya tulisan itu termasuk plagiat?

Aku mengatakannya tidak. Sebab, fenomena ini memang terkadang dialami penulis newbi karena mereka masih belum menemukan "warna" tulisannya. Ini sama seperti seorang balita yang meniru gambar dari komik, meniru tingkah laku tokoh kesayangan, meniru cara tertentu dari yang dilakukan ayah atau ibunya. Semata-mata karena balita tersebut sedang berkembang dan dalam tahap menemukan caranya sendiri melakukan sesuatu.

Lama-lama, aku menjadi terbiasa menulis dengan cara seperti J.K.R. Ditambah lagi, aku membaca beberapa buku penulis favorit dan jatuh cinta lagi dengan diksinya, seperti Rick Yancey, Rick Riordan, Veronica Roth, Pittacus Lorre, Jonathan Stroud, juga Suzanne Collin. Dan, entah bagaimana, gaya tulisanku terkadang mirip dengan gaya tulisan mereka di beberapa bagian.

(maaf, bukan berarti aku menyombongkan diri dan bilang bahwa ceritaku seperti mereka―tentu saja enggak, cerita mereka jauh, jauh, jauh lebih hebat dari milikku. Tapi, aku memang belajar banyak kosa kata baru dan rangkaian diksi keren dari mereka.)

Nah, demikianlah proses itu berulang, teman-teman.

Inilah yang membentukku. Buku-buku merekalah yang membentuk tulisanku menjadi seperti saat ini.

Bohong rasanya bilang aku mengatakan "Aku enggak pernah meniru gaya tulisan orang lain! Sejak awal, ini adalah murni gaya menulisku!" Sementara kenyataannya, aku menyukai banyak karya penulis lain dan tanpa sadar membiarkan tulisanku mengalir seperti cara mereka mengeksekusi kalimat dan paragraf.

Memang, memang yang kulakukan kadang tidak kusadari, tapi aku mengakui bahwa tulisanku begini karena efek membaca tulisan mereka.

Aku berterima kasih pada para penulis senior yang memberiku wawasan nyata tentang penulis, mengizinkanku menyukai karya mereka dan membuatku belajar banyak dari tulisannya.

Walau di awal tulisanku amat kental dengan satu penulis, yaitu J.K.R, tapi ... seiring waktu berlalu, aku menjadi semakin terampil dalam menulis. Aku banyak bereksperimen dengan caraku sendiri, dan sangat puas akan hal itu. Aku menjadi Hani yang bisa berdiri dengan "warna" tulisanku sendiri.

Jadi, untuk kamu semua yang mengalami hal sama sepertiku, tidak usah khawatir.

Aku tahu, kamu kadang tidak bisa mengontrol tulisan sendiri yang menjadi mirip penulis A atau B, tapi setidaknya, sekarang kamu tahu bahwa semua kebiasaan tersebut adalah tahap pencarian jati dirimu. Suatu saat, kamu pasti bisa menemukan warnamu sendiri.

"Jadi ... bagaimana caranya supaya aku bisa menemukan gaya menulisku sendiri lebih cepat? Apa aku harus terus menulis, menulis, dan menulis?"

Teruslah menulis dan membaca.

Menulis tanpa membaca sama seperti kamu mengerjakan soal matematika tanpa memeriksa rumus. Kamu mungkin bisa mengerjakannya, tapi risikonya kamu akan lebih kesusahan, lebih lama, dan kadang juga masih salah (kecuali bila kamu sudah hapal rumus, dan itu artinya kamu juga sering membaca sehingga bisa hapal seperti itu). Pokoknya, menulis dan membaca tidak bisa dipisahkan.

Nah, sekarang, kalau dari kamu sendiri, apakah kamu punya penulis favorit yang membuat tulisanmu "berasa" mirip seperti mereka? Atau ... Ada penulis tertentu yang kamu taksir sehingga kamu ingin tulisanmu menjadi seperti mereka?











Note:

Apa yang harus kubahas di bab selanjutnya? Komen idemu ke sini!

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Where stories live. Discover now