14. Takut Diplagiat

498 133 21
                                    

"Berlebihan gak sih kalau gue takut tulisan gue diplagiat? Padahal penulis femes juga bukan."

Sama sekali tidak.

Plagiarisme itu bisa dialami oleh siapa saja, mau kamu itu penulis beginner, penulis amatir, penulis underrated, bahkan penulis sekelas Tere Liye atau Dee Lestari. Tidak ada karya di dunia ini yang aman dari potensi plagiarisme, semua itu timbul karena sifat maruk dan kelicikan manusia yang nggak kenal takut; merasa kebal hukum dan kebal dosa.

Kaum plagiator itu―kalau sudah berniat buruk―mau kamu lindungi dengan cara apapun karya kamu, bahkan kamu tulis pakai kata gede-gede di blurb; PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT! Mereka akan tetap muncul. Keberadaan mereka seperti hama bandel yang tidak bisa dikontrol.

Jadi, secemas apapun kamu terhadap plagiator, itu percuma. Apalagi sampai kamu unpub tulisanmu dan resah karyamu dicomot di platform lain atau apa, itu percuma.

Kamu hanya perlu berdoa agar karyamu selalu dalam lindungan Tuhan, dan memastikan tanggal update/tanggal komentar pertama tetap terjaga; Itupun nantinya hanya berfungsi sebagai bukti, kalau-kalau karyamu ketahuan ada yang memplagiat. Kalau nggak ketahuan? Ya ... kembali lagi, semua kita serahkan pada Tuhan.

Poin utamanya adalah, jangan menyerah hanya karena ada isu plagiat.

Tema sama sedikit sudah cemas, isu yang diangkat sama sudah cemas, adegan ada yang mirip sudah cemas, bahkan nama tokoh ada yang sama juga udah cemas. Nggak gitu, Dear.

Plagiat cerita fiksi itu konsepnya agak abstrak. Tidak bisa begitu saja disamakan dengan plagiat karya ilmiah yang bisa ditoleransi sampai kadar kesamaannya 10%. Mengapa aku bilang begini? Sebab dalam menulis cerita fiksi, tidak ada ide yang benar-benar orisinal.

Tolong bedakan antara mengembangkan ide dan menjiplak ide.

Mengembangkan artinya kamu memberikan sesuatu yang baru pada ide yang kamu angkat. Walaupun ide itu sama seperti orang lain, tapi kamu bisa merancangnya, bahkan memperluas ide tersebut menjadi sesuatu yang baru, ala kamu sendiri.

Menjiplak itu artinya kamu menyamakan tulisanmu dengan karya lainnya, dan hanya diubah sedikit dari apa yang kamu baca. Seperti contohnya; nama diubah, kalimat diedit, paragraf dibolak-balik, tapi dari isi keseluruhan itu sama, alias tidak ada makna yang berubah. Ini baru namanya plagiat, perlu diberantas.

Pada akhirnya, kesamaan itu wajar. Yang membuat sebuah karya bebas dari belitan isu plagiat adalah; apabila karya itu menyajikan nilai yang berbeda dalam pengemasannya.

𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐄𝐍𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐆𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐌𝐀𝐓 Where stories live. Discover now