50 | Aneisha Di Mana?

27 2 0
                                    

"Makasih Pak," ucap Aneisha sambil menerima beberapa buku untuk dipinjam. Ia harus fokus mengerjakan tugas Bahasa Indonesia ini, walaupun sebenarnya malas sekali.

"Aneisha?" panggil seseorang di belakang Aneisha. Ketika ia menoleh, ternyata itu Nando.

Aneisha langsung tersenyum ramah. "Nando, ada apa?" tanyanya kemudian.

"Lo lagi sibuk?"

"Enggak. Lo mau bahas Gevariel? Gue lagi gak mood," ucap Aneisha mulai ketus.

Nando menghela nafas. "Kenapa sih kalian? Gue tau kalian saling sayang banget, tapi-"

"Gue gak jodoh sama Gevariel," potong Aneisha cepat. Ia terpaksa harus mengatakan itu walaupun hatinya merasa sedih.

"Emang ada cowok lain yang bisa gantiin posisi Gevariel?" tanya Nando. Sebenarnya tentu saja tidak ada, laki - laki cuek dingin itu sudah menguasai seluruh hati Aneisha.

Kemudian, Aneisha hanya diam. Ia tidak mau menjawab ya atau tidak pertanyaan itu.

Nando berkata dengan memelas, "Baikan aja sama Gevariel. Gue gak suka liat dia sedih, gue juga mau liat lo bahagia sama dia lagi,"

"Gak bisa. Gue udah jahat banget ke Gevariel, papanya, bundanya," jawab Aneisha dengan merasa bersalah. Ia bahkan tak mampu mengangkat dagunya.

"Itu cuma kecelakaan di masa lalu. Bahkan Gevariel gak peduliin itu, Sha, dia sayang banget sama lo!"

"Nando, tolong jangan atur hubungan gue,"

"Oke. Terserah lo, Sha. Lo akan nyesel nantinya karena sia - siain perasaan tulus Gevariel," ucap Nando dengan penekanan. Kemudian, Nando pergi dari sana.

Aneisha meremas erat rok seragamnya sambil memejamkan matanya. Ia juga ingin hubungannya baik seperti dulu dengan Gevariel, tapi setiap ia melihat Gevariel, hatinya sakit dan kembali dihantui rasa bersalah.

"Takdir jahat banget sama gue," ucap Aneisha bermonolog.

>><<

Malam harinya, Gevariel sedang di rumah bersama Alland dan Nando. Mereka hanya bersantai, memang Alland dan Nando sering bermain bahkan menginap di rumah Gevariel karena rumah mereka berdekatan. Sedangkan Rian rumahnya sedikit lebih jauh dan ia sibuk kerja magang di tempat kerja orang tuanya.

"Terus jadi si Amanda lo apain?" tanya Nando bersemangat.

"Belom gue tonjok," jawab Gevariel santai.

Alland hanya tertawa kecil. "Cewek cantik jangan ditonjok, dicium aja harusnya,"

"Najis! Cantik darimananya si Amanda? Mukanya kayak lukisan banyak dicoret - coret," sahut Nando.

"Kalo dia nembak lo juga pasti lo terima kan?" ledek Alland pada Nando.

"Ogah! Di hati gue cuma ada Ghea, Ghea, Ghea," 

Gevariel hanya menggeleng - geleng lihat kedua sahabatnya. "Gak jelas lo berdua," sahut Gevariel.

Nando celingak - celinguk melihat keadaan sekitar. "Bunda mana?" bisik Nando.

"Lagi keluar, kayaknya ke minimarket deh.. Gue gak tau juga," jawab Gevariel.

"Kapan nih kita party di rumah baru Nando? Gue pengen joget terus ketemu cewek - cewek cantik," ucap Alland sambil merangkul Nando.

"Pikiran lo gak ada yang bener," respon Gevariel.

"Cewek - cewek yang ada mah kabur liat lo," ledek Nando sambil menghempaskan tangan Alland, kemudian disambut tawa Gevariel.

Tokk.. Tokk!

Dengan cepat Gevariel membukakan pintu rumahnya. Ternyata itu Bunda Cyntia, ia baru saja kembali dari minimarket untuk membeli beberapa kebutuhan.

"Halo bunda," sapa Nando dan Alland bersamaan.

"Iyaa silahkan santai - santai ajaa.." jawab Bunda sambil tersenyum.

Ketika bunda sedang membereskan belanjaannya, tiba - tiba ia teringat sesuatu.

"Gev, tadi mama ketemu Aneisha," ucap Bunda Cyntia dengan wajah serius.

"Terus?" sahut Gevariel tidak peduli.

"Dia kayaknya ada masalah atau apa, tapi mukanya lemes banget.. Tadi bunda mau anter dia pulang, tapi dia nolak,"

Nando, Alland, dan Gevariel hanya saling bertatapan. Apakah Aneisha baik - baik saja? 

"Kenapa malem - malem gini Aneisha ada di sekitar sini?" tanya Nando penasaran.

"Mungkin ada urusan. Biarin aja," kata Gevariel tetap berusaha cuek.

Bunda Cyntia mengelus kepala Gevariel. "Kenapa kamu gak hubungin dia? Coba tanya keadaannya atau tanya dia ada dimana,"

Gevariel menggeleng cepat. "Gak mau. Gevariel udah bukan siapa - siapanya Aneisha,"

"Putus sekarang, nanti balikan langsung halal," sahut Alland sambil tertawa.

"Bego!" umpat Gevariel.

Drtt.. Drrtt..

Lalu, Gevariel mengambil ponselnya di meja dan melihat pesan yang masuk. Ternyata dari Elvano.

Elvano Shakeel

Aneisha di mana?

Lo sama Aneisha? Bawa dia pulang sekarang

Dari siang dia gak ada kabar, handphone-nya juga mati

Gevariel menautkan kedua alisnya. Maksud pesan ini apa? Apa yang terjadi? Mengapa El berpikir bahwa Gevariel membawa Aneisha?

Gevariel

Gue gak sama Aneisha

Lo cari aja sendiri

"Dari siapa?" tanya Alland.

"Si Elvano kira gue lagi sama Aneisha. Katanya Aneisha gak pulang dari siang," ucap Gevariel santai.

Nando, Alland, dan Bunda Cyntia pun mulai khawatir. Bagaimana jika suatu hal buruk terjadi pada Aneisha?

"Terus lo mau duduk disini diem aja? Kalo Aneisha diculik gimana?" tanya Alland.

"Gev, kejar lahh! Cari si Aneisha ada dimana," lanjut Nando gemas dengan respon Gevariel yang tidak peduli.

Drrt... Drrtt..

Elvano Shakeel

Bantu gue cari Aneisha, gue mohon.

Gue gak tau harus cari dia kemana, Gev

Jangan sampe terjadi sesuatu sama Aneisha. Tubuh dia lemah

Akhirnya Gevariel menurunkan egonya. Ia bangkit dari sofanya dan bersiap - siap untuk pergi.

"Kamu mau kemana?" tanya bunda khawatir.

"Aku mau cari Aneisha, dia pasti butuh seseorang untuk dateng buat dia," jawab Gevariel sambil memakai jaketnya.

"Kabarin gue kalo butuh sesuatu," ucap Nando sambil menepuk bahu Gevariel.

Bunda Cyntia melihat keluar jendela. "Gev, ini udah mulai gerimis. Biar Nando sama Alland aja yang cari Aneisha," 

Gevariel tetapi menggeleng. "Gevariel yang bakal cari Aneisha. Mungkin dia kayak gini juga karena aku," jawab Gevariel.

"Gev, tapi bahaya buat lo. Lo kan ada trauma-"

"Trauma gue udah ilang. Gue bakal baik - baik aja, kalian jangan khawatir," potong Gevariel sambil mengambil kunci motornya.

Bunda Cyntia menahan lengan Gevariel. "Kamu naik mobil. Seenggaknya kamu gak kena hujan langsung,"

"Gevariel pamit," ucap Gevariel pada bunda sambil tersenyum singkat kepada dua sahabatnya. Lalu, ia berlari secepat hewan cheetah ke motornya dan mengendarainya.

------

ES REGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang