36 | Gosip

28 1 0
                                    

Aneisha mengelus perutnya kekenyangan. Perutnya terasa sakit hingga rasanya ingin meledak. Ia dan Gevariel makan dimsum terlalu banyak.

"Gue gak mau ketemu timbangan abis ini," ucap Aneisha.

Gevariel tersenyum. "Berlebihan,"

Tiba - tiba Gevariel teringat sesuatu yang ingin ia tanyakan.

"Sha, kadang gue kagum sekaligus iri liat lo,"

"Kenapa gitu? Gue cantik?" tanya Aneisha percaya diri.  Ia tak mengerti apa yang bisa dikagumi dari dirinya.

"Lo kuat, mandiri, beda dari kebanyakan cewek di luar sana."

Aneisha tersenyum dan menunduk. "Biasa aja itu,"

"Gue serius," sahut Gevariel lagi.

"Tau kenapa gue bisa kayak gitu?"

Gevariel hanya menggeleng. Ia fokus mendengarkan gadis itu melanjutkan ucapannya.

"Karena gue percaya sama diri gue sendiri, jadi gue gak perlu mencoba meyakinkan orang lain."

Wah. Hanya itulah satu kata yang bisa menggambarkan pandangan Gevariel kepada Aneisha saat ini. Memang gadis ini unik, dia istimewa.

"Gue gak salah pilih," gumam Gevariel.

>><<

Setelah makan siang atau mungkin sore bersama, mereka pun akhirnya memilih pulang. Gevariel mengantarkan Aneisha ke rumahnya. Sebenarnya bukan karena mereka merasa bosan, tapi hanya tidak tahu harus berjalan - jalan kemana setelahnya.

Tokk..! Tookk..!

Elvano membukakan pintu. Ia langsung menghela nafas panjang setelah melihat dua manusia di hadapannya. Tak bisa berbohong, tentu hatinya terasa sakit sekarang, tapi mau bagaimana lagi?

"Gue boleh ngobrol sama lo?" tanya Gevariel kepada El. Kemudian, Elvano hanya mengangguk pelan.

Aneisha tersenyum. "Gue masuk ke dalem ya.. Lo hati - hati di jalan," ujar Aneisha sambil menatap Gevariel dengan tulus. "See you di sekolah."

Dengan wajah malas pun Elvano duduk di teras depan rumah Aneisha. "Langsung ke inti pembicaraannya aja," ujar Elvano.

"Lo marah sama gue? Kenapa?"

"Dari awal juga gue gak pernah suka lo,"

Gevariel tersenyum penuh arti. "Gue gak ngerti sama lo. Dan gak akan bisa ngerti kayaknya". Apakah El cemburu? Mengapa Elvano selalu memandangnya buruk?

"Gue-"

"Masih ada perasaan sama Aneisha?" potong Gevariel.

"Apa urusan lo?"

"Dia punya gue. Masa gue gak boleh tau?"

Elvano mendengus kesal. "Dia udah nolak gue kok. Lo gak bakal kehilangan dia, Gev," ujar El dengan tenang.

"Maksudnya? Lo nembak dia?"

"Gue coba jujur sama perasaan gue. Bodohnya gue malah memperburuk persahabatan gue sama dia,"

Sebenarnya Gevariel merasa sedikit kasihan padanya. Ia tahu yang namanya perasaan sayang sulit dihilangkan dan diatur, tapi nyatanya ini hanya cinta bertepuk sebelah tangan.

Gevariel menoleh melihat Elvano. "Lo gak usaha lagi? Nyerah?" tanya Gevariel.

"Lo mau suruh gue perjuangin dia?"

"Sadar gak sih? Gue itu musuh lo, gak seharusnya lo kayak gini. Atau lo sengaja? Sebenernya lo bahagia kan liat gue kayak gini?".

Seperti itukah yang ada di pikiran Elvano? Gevariel hanya menggeleng-geleng dengan senyuman miris menatap El saat ini.

ES REGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang