31 | Berteduh

31 1 0
                                    

Aneisha terduduk lemas di salah satu halte bus. Ia tidak ingin pulang ke rumah, apalagi ke rumah sakit karena akan bertemu Elvano.

"Jahat.."

"Lo kenapa kayak gini, El?"

"Astaga, kenapa gue gak pernah nyadar kalo El punya perasaan buat guee?"

Aneisha menjambaki rambut bersama air matanya yang terus mengalir di pipinya.

Tiba - tiba datanglah seseorang dan menepuk bahu Aneisha dengan lembut. "Aneisha?" ucap orang itu. Astaga, ternyata itu adalah Bunda Cyntia!! 

Mengapa harus bertemu di saat keadaan Aneisha sedang kacau seperti ini?

"Eh- tante," 

"Panggil bunda, jangan tante - tante. Kamu kenapa, sayang?" ujar Bunda Cyntia.

Bunda duduk disamping Aneisha dan mengelus rambutnya. "Ada apa? Gevariel jahatin kamu ya?". Aneisha menggeleng cepat.

"Aku kayak gini bukan karena Gevariel kok. Karena orang lain," jawab Aneisha.

"Siapa? Dia ngelakuin apa? Kenapa kamu disini sendirian?".

Perhatian dan baik hati sekali bundanya Gevariel. Aneisha mungkin akan bercerita sedikit untuk melegakan hatinya.

"Ada cowok yang Aneisha anggep sahabat dari kecil, tiba - tiba nyatain perasaannya. Padahal Aneisha sama sekali gak ada perasaan cinta - cintaan sama dia,"

"Terus kamu marah?" tanya Bunda sambil tersenyum.

"Iya.. Aku marah sama keadaan. Kenapa harus jadi kayak gini? Aneisha gak mau jauh dari dia, tapi Aneisha ngerasa bersalah,"

"Kan Aneisha udah punya pacar, pasti dia ngerti. Mungkin orang itu cuma mau jujur sama perasaannya. Rasanya gak enak tau mendem perasaan sendirian," ucap Bunda.

Aneisha memeluk bunda. "Kenapa dia harus suka sama Aneisha? Kan cewek ada banyak,"

"Perasaan gak bisa diatur. Emang Aneisha yang milih buat suka sama Gevariel? Perasaan itu kan muncul sendiri. Pasti sahabat kamu juga gak berniat buat punya perasaan lebih dari temen,"

Kini hati Aneisha lebih tenang dan pikirannya sedikit terbuka. Memang omongan bunda benar, tetapi ia masih bingung bagaimana harus menolak perasaan El. 

Bunda melanjutkan, "Sekarang kamu takut apa?".

"Takut Aneisha sama dia gak bisa sahabatan lagi kayak dulu," jawab Aneisha.

"Coba ketemu dulu sama dia, ngobrol lagi. Kamu gak boleh jauhin dia, itu berarti kamu gak menghargai perasaannya."

Aneisha mengangguk. "Kalo Aneisha tolak perasaannya gakpapa kan? Aku cuma suka sama Gevariel."

"Terserah kamu, itu hak kamu. Pokoknya gak boleh egois, ambil keputusannya juga jangan terburu - buru. Oke?" ujar Bunda.

"Makasih bunda.."

"Ayo, bunda anter kamu pulang. Masa cewek cantik malem - malem sendirian disini? Nanti diculik lohh," 

"Gak usah, Aneisha deket kok sama rumah sakit. Aku lagi temenin papa di rumah sakit,"

Bunda teringat tadi Gevariel memberi tahu kalau papa Aneisha sakit. "Oh iya, gimana keadaan papa kamu?".

Aneisha menjawab, "Udah agak sehat kok. Makasih bun,"

"Kamu jangan kelamaan disini ya, bahaya.. Bunda mau pulang dulu, kasian Gevariel nunggu di rumah sendirian."

"Papanya Gevariel?" tanya Aneisha dengan polos.

ES REGNETWhere stories live. Discover now