06 | Penasaran

57 8 1
                                    

Aneisha langsung berlari menuju tempat parkiran sekolah setelah bel pulang berbunyi.

"Hari ini gue harus dapet jawaban dari Gevariel!"

Lalu, Elvano tiba - tiba lewat dan menahan tangan Aneisha. "Mau kemana? Kenapa lari - larian?" tanya Elvano lembut.

Aneisha bingung harus menjawab jujur atau bohong. "Hmm.. Gue mau ketemu sama Ghea. Katanya dia ada info penting," jawab Aneisha.

Elvano mengangguk. "Gue tungguin ya? Kita pulang bareng."

Aneisha langsung buru - buru menolak ajakan itu. "Eh-enggak usah. Lo pulang duluan aja, El. Gue gak bakal pulang malem kok".

Langit mulai semakin mendung dan petir bergemuruh. "Udah mau hujan, Sha. Gue anter lo pulang ya?"

"Gue bisa pulang sendiri, El. Gue bukan anak kecil. Udah udah, sana pulangg"

Akhirnya, Elvano mengalah dan pergi meninggalkan Aneisha. Aneisha pun langsung berlari menuju parkiran sekolah karena hujan sudah mulai turun. Ia khawatir jika Gevariel akan ketakutan seperti waktu itu. Namun, Ia tidak menemukan Gevariel disana. 

"Gevariel! Gev, lo dimana? Gevariell," teriak Aneisha sambil berlarian.

Ternyata Gevariel sedang duduk dengan tubuh gemetar dan sedikit menangis di pojok parkiran. "Gevariel! Maaf gue terlambat," ucap Aneisha.

Gevariel sudah agak lemas dan merasa sesak. "Sha.. Sha, tolong.. Tolong bawa gue. Ja-jangan.. kena hujan. Gue-" pinta Gevariel dengan tergagap.

Aneisha dengan sigap menutup kepala Gevariel dengan jaketnya, merangkulnya, kemudian mereka masuk ke dalam sekolah.

"Lo gakpapa? Dingin ya?" tanya Aneisha polos.

Gevariel menghela nafas panjang. "Maaf. Gue.. Gue terpaksa repotin lo lagi," jawabnya.

"Kayaknya ini bukan waktu yang tepat buat gue tanya sebenarnya apa yang terjadi antara dia dan hujan. Padahal gue udah penasaran bangeett dari kemarin," pikir Aneisha.

Gevariel menyodorkan jaket milik Aneisha tadi. "Lo bawa pulang aja. Gue gakpapa".

Aneisha mengambil jaketnya dan beranjak pergi. Lalu, Gevariel menarik tangan Aneisha dengan lemas. "Lo.. Mau kemana? Lo gak jadi nanya tentang ketakutan gue?"

Aneisha tersenyum manis. "Kondisi lo lagi kayak gini, masa gue masih nanya - nanya hal kayak gitu sih? Gue juga punya perasaan kali," jawabnya.

Kemudian Gevariel meminta Aneisha untuk duduk disampingnya melalui gestur tubuhnya. "Aneisha," panggilnya. Aneisha menoleh dan menatap Gevariel dengan sedikit khawatir. Aneisha sebenarnya sangat takut melihat kondisi Gevariel setiap hujan, Ia takut jika Gevariel akan pingsan atau menjadi lebih buruk dari ini.

"Sha, kenapa lo penasaran?" tanya Gevariel.

Aneisha menunduk. Ia sendiri bahkan tidak tahu kenapa bisa se penasaran ini. "Mungkin.. karena gue khawatir. Gue cuma pengen tau aja kok. Gak usah dipikirin, Gev, kalo emang privasi ya gakpapa juga."

Lalu, Aneisha pergi meninggalkan Gevariel tanpa pamit. Ia merasa sedikit tidak enak karena sepertinya Gevariel menjadi risih setiap Aneisha membahas hujan. "Bego lo, Sha! Ini bukan urusan gue, kenapa gue segitu keponya sih?"

>><<

Gevariel pulang ke rumah dengan tubuh lemas. Bunda Cyntia, ibunya, langsung menghampiri dan memberikan handuk. "Kok basah? Kamu darimana, Gevariel?".

"Kehujanan di sekolah," jawab Gevariel singkat.

Bunda terkejut dan langsung panik. "Terus kamu gakpapa? Keadaan kamu gimana tadi pas kena hujan?" tanya Bunda.

ES REGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang