13 | Buka Hati?

53 5 2
                                    

Aneisha tersenyum memandangi Gevariel yang asik menyantap mie rebus di warung itu.

"Gev, gue minta maaf lagi ya. Gue bener - bener kebawa emosi tadi," ucap Aneisha tiba - tiba. Gevariel mengelus punggung Aneisha dengan lembut. "Jangan minta maaf terus."

Gevariel melirik ponselnya dan menyadari sudah mulai malam. "Abis ini lo pulang ya, udah mulai gelap," ujar Gevariel.

Aneisha menjawab, "Langitnya masih mendung, gue anter lo naik mobil ya? Motor lo titip aja disini dulu, besok kita ambil". Gevariel mengangguk nurut. Tubuhnya masih terasa lemas, sehingga Ia hanya mengiyakan apapun yang dikatakan gadis itu.

"Sha, apa hal yang lo impikan?" tanya Gevariel.

"Gak ada. Gue cuma pengen bikin banyak orang bahagia aja."

Gevariel menoleh. "Maksudnya?"

"Karena gue sadar, terkadang apa yang bikin gue bahagia, belom tentu membahagiakan buat beberapa orang," jawab Aneisha dengan wajah sedih.

"Lo gak akan pernah bisa bikin bahagia semua orang. Pasti akan selalu ada orang yang mau ngejatohin lo, bahkan merebut kebahagiaan lo. Jadi, uruslah kebahagiaan lo sendiri dan lakuin apa yang hati lo mau".

Aneisha diam dalam beberapa detik. Hingga Ia melanjutkan, "Gue pengen mengenal cinta,"

Jantung Gevariel kembali berdetak lebih kencang. Apakah ini sebuah kode? Apakah Aneisha ingin membuka hati dan mencoba menghilangkan traumanya?

"Gue pengen tau rasanya pacaran, rasanya menyayangi dan disayang orang lain. Gue sadar karena Ghea bilang 'beda orang, beda cerita' dan gue gak bisa terus menerus terjebak di ruangan gelap ini. Gue harus cari kunci dan pintu untuk keluar dan lepas dari segala ketakutan gue dari masa lalu."

Gevariel tersenyum. Ia bangga melihat Aneisha yang terdengar sangat dewasa dan kuat. Tidak salah memang jika Ia jatuh hati kepada gadis ini.

"Seandainya gue bisa sehebat lo," sahut Gevariel. Traumanya kepada hujan jauh lebih berat dan rumit dibandingkan ketakutan Aneisha pada cinta. 

"Lo gak mau coba lepas dari trauma lo juga?" tanya Aneisha dengan perhatian. Gevariel menggeleng. "Bukan gak mau, Sha, tapi kayaknya gak akan berhasil. Kenangan di masa lalu itu terus menerus menghantui gue tiap hujan turun".

Sejujurnya, Aneisha tidak memahami maksud omongan Gevariel. Seburuk apakah kenangan itu hingga mengakibatkan Gevariel menjadi seperti ini?

"Sha, ayo pulang, keburu hujannya turun lagi," ucap Gevariel sambil merogoh kantongnya untuk membayar makanannya. Aneisha tertegun. Ingin sekali Aneisha membantu Gevariel lepas dari traumanya, tetapi Ia tidak tahu bagaimana caranya. Bahkan Gevariel tidak menceritakan apapun tentang masa lalunya.'

>><<

Sesampainya Gevariel di rumah, ternyata sudah ada Nando dan Bunda Cyntia yang menunggunya. Wajah mereka sangat khawatir menantikan Gevariel tiba.

"Sayang, bunda takut banget. Bunda pikir kamu kenapa - kenapa," ucap Bunda Cyntia sambil memeluk erat Gevariel.

"Bunda khawatir sampe kepalanya pusing tadi. Lo kemana aja sih? Kenapa pulangnya lama banget? Diluar hujan, Gev," ucap Nando.

Gevariel tersenyum. "Gevariel gakpapa, Bun. Ada obat penenangnya tadi."

"Obat penenang? Perempuan yang kamu ceritakan?" tanya Bunda penasaran. Gevariel mengangguk semangat. "Hah? Maksud lo si Ane-"

"Nan, gue mau ngobrol berdua sama lo," potong Gevariel. Dia tak mau bundanya tahu nama Aneisha.

Gevariel dan Nando duduk di kamar Gevariel. "Ada apaan? Tadi lo ketemu Aneisha?"

"Gue juga kaget dia tiba - tiba dateng. Udah sering banget dia nolongin gue, gue jadi ngerasa gak enak aja gitu," jawab Gevariel. Nando menepuk bahu sahabatnya dan berkata, "Ngerasa hutang budi? Ya udah, bales budinya pake hati aja."

Gevariel mendorong tubuh Nando spontan. "Gila lo,"

Nando tertawa. Ia melihat salah tingkah Gevariel dan wajahnya mulai sedikit memerah. "Kenapa sih? Lo takut banget ngakuin perasaan lo ya? Jangan bohongin diri sendiri. Gue sama Ghea aja pacaran tanpa pendekatan - pendekatan, langsung gas!" ucap Nando.

"Gue emang gak ada perasaan, masa mau dipaksa," jawab Gevariel santai. 

Nando menghela nafas berat. "Astagaaa.. Masa harus kehilangan dulu sih baru lo sadar sama perasaan lo?". Gevariel terdiam. Membayangkan kehilangan Aneisha saja kini hatinya sudah kesal dan sakit, bagaimana jika itu benar - benar terjadi. Apa ini rasa sayang? Rasa cinta?

"Berisik ah," respon Gevariel acuh. Nando kehabisan cara untuk menjelaskan pada sahabatnya  ini, Ia ingin Gevariel sadar akan perasaannya sebelum terlambat.

"Gev, coba dulu deketin si Aneisha," bisik Nando.

"Gak! Gue gak akan cocok sama dia. Dia berisik, gue suka ketenangan. Dia kuat, gue lemah. Dia punya kehidupan dan keluarga yang bahagia, gue cuma apa adanya. Kita juga sama - sama punya trauma dari masa lalu yang lebih penting untuk disembuhin, daripada mikirin pacaran."

Nando menatap Gevariel dengan wajah serius. "Lo gak akan pernah bisa nemuin pasangan yang 100% cocok sama lo. Gak akan pernah bisa sampe kapanpun, dicari kemanapun juga. Karena pasangan yang sempurna itu bukan dicari, tapi diciptakan, Gev".

"Tentang banyaknya perbedaan antara lo dan dia, itulah kenapa harus saling melengkapi. Kalo ada yang salah, dikasih tau, bukan cari yang baru," lanjut Nando.

Baru kali ini mereka membicarakan seorang perempuan dan ternyata Nando bisa sangat bijaksana. Pemikirannya mampu menggoyahkan iman Gevariel. "Apa gue harus buka hati?" pikir Gevariel.

Nando merasa usaha dan ucapannya hanya sia - sia, karena Gevariel memang sedikit keras kepala. Ia memilih untuk pulang dan beristirahat saja daripada berbincang dengan tembok.

"Apa Aneisha bakal punya perasaan yang sama?" tanya Gevariel dengan ragu. Nando langsung menoleh bersemangat. 

"Kita gak tahu jawabannya kalo belom dicoba," jawab Nando santai.

"Gue harus urusin Elvano dulu, entah gimanapun caranya."

Nando mengangguk. "Lagian gue yakin, saat ini juga Aneisha udah mulai punya perasaan ke lo. Dia gak mungkin jatuh cinta sama Elvano. Lo pasti menang," sahut Nando.

"Tenang Gev, gue bakal bantu," gumam Nando dalam hatinya. Ia ingin melihat Gevariel bahagia dan memiliki sosok yang selalu ada di sisinya, tulus menyayanginya, dan menerima segala kekurangan Gevariel.

------

Maaf yaa part kali ini cukup singkat, tapi akan ada banyak hal yang bikin baper di part - part selanjutnya loh.. Jangan lupa votenya!

ES REGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang