58 | Akhir yang Bahagia?

80 8 0
                                    

Suatu hari, Aneisha sedang diam terduduk di teras rumahnya sambil memegang foto Aneisha, Om Fajar, dan Elvano ketika mereka berlibur bersama dan gantungan kunci kupu - kupu yang diberikan El. Baru ditinggal tiga minggu, tetapi Aneisha sudah sangat merindukan El. Ternyata ini lebih sulit dari apa yang dibayangkan, walaupun mereka sering videocall atau bertukar kabar, tapi Aneisha ingin memeluk Elvano seperti biasanya.

Aneisha menghela nafas bersedih. "Seandainya lo bisa tiba - tiba muncul di hadapan gue sekarang, gue kangen banget banget sama lo," ucap Aneisha.

"Gue ada disini," sahut seseorang yang sudah berdiri di depan Aneisha sambil tersenyum. Bukan Elvano, tapi Gevariel. Ia tidak pernah bosan menghibur Aneisha ketika bersedih seperti ini. Gevariel memeluk Aneisha dengan hangat, "Jangan sedih terus - terusan, nanti El juga gak bahagia di Malaysia".

"Elvano kapan pulang kesini ya?" tanya Aneisha.

"Pasti dia dateng kesini kalo ada kesempatan, Sha. Selama gak ada Elvano, gue yang bakal jaga lo."

"Kalo El lupain kita gimana?" tanya Aneisha lagi dengan rasa khawatir.

Gevariel menggeleng. "Gak mungkin. Nih gue punya cara buat ngatasin sedih lo,"

Aneisha menoleh memperhatikan Gevariel. Lalu, Gevariel mengangkat tangan kanannya dan mulai mengusap kepalanya sendiri dengan lembut. "Gakpapa, Gev, semuanya akan baik - baik aja. Lo hebat, lo kuat, lo pasti bisa lewatin semua ini. Masalah ini cuma hal kecil yang mungkin gak akan jadi masalah lagi di masa depan," ucapnya sambil tersenyum tulus.

"Lo ngapain?" 

"Itu cara yang selalu gue lakuin kalo gue sedih dan sendirian. Gue tenangin diri gue sendiri, kasih semangat ke diri sendiri, dan usap kepala kayak gitu juga berguna loh," jawab Gevariel. Lalu, Aneisha mulai mencoba mempraktikannya dan mengusap kepalanya sendiri.

Aneisha kembali tersenyum. "Gue beruntung banget punya lo. Lo itu hadiah dari Tuhan yang gak akan bosen gue syukurin," ujar Aneisha. Gevariel memeluk Aneisha lagi, ia senang membuat Aneisha nyaman dan tenang di dekapannya. "Gue yang lebih beruntung," ucap Gevariel kemudian.

>><<

Selama tiga tahun itu, sudah begitu banyak hal terjadi dan berubah. Aneisha dan Gevariel yang kini sudah mulai berkuliah, Aneisha memilih berkuliah di Universitas Indonesia, sedangkan Gevariel di Universitas Negeri Jakarta. Om Fajar juga berhenti bekerja dan fokus bisnis online di rumah.

Sedangkan Elvano sukses berkuliah di Malaysia dan akan segera pulang ke Indonesia untuk menemui Aneisha. Ia sudah sangat merindukan gadis lucu itu dan ingin langsung memeluknya erat. Ia tidak sempat pulang sama sekali selama tiga tahun terakhir. 

Dan Amanda? Dia kini tidak berkuliah dan langsung bekerja menjadi Chief Marketing Officer di kantor orang tuanya. Sepertinya Amanda sudah tumbuh menjadi perempuan yang baik saat ini.

Aneisha berlari menuju Gevariel yang sudah menunggunya di dalam mobil. "Gev! Maaf lama, tadi gue diajak ngobrol sama dosennya," ucap Aneisha sambil merapikan rambutnya.

"Udah biasa."

"Hari ini Elvano harusnya pulang kan?" tanya Aneisha sambil tersenyum lebar. Gevariel mengangguk ikut tersenyum.

"Akhirnyaaaa!! Gue udah gak sabar liat penampilan dia sekarang," lanjut Aneisha.

Gevariel pun menjalankan mobilnya. Tetapi Aneisha bingung ketika menyadari arah tujuan mereka berlawanan dengan rumah Aneisha. Ia melihat sekeliling dengan wajah kebingungan. "Lo mau culik gue ya? Kita ada dimana? Kok gue gak kenal jalan ini sih? Atau lo mau bawa gue ke Malaysia? Ih, gue masih ada tugas kuliahyang belom selesai!" tanya Aneisha bertubi - tubi.

ES REGNETWhere stories live. Discover now