08 | Ombrophobia

68 7 0
                                    

"Dia adik perempuan gue. Jelas kalo gue harus jaga dia 24 jam," jawab Elvano dengan tenang.

Kemudian, Aneisha menarik tangan Elvano dan membawanya pergi sebelum ada perang dunia ketiga terjadi disana.

"El, jangan kayak gitu lagi. Gue gak mau lo berantem sama orang," pinta Aneisha. Elvano berusaha mengatur nafasnya agar tenang. "Gue gak bakal kayak gitu kalo dia gak mancing duluan," jawab Elvano.

Aneisha mengelus bahu Elvano perlahan. "Oke. Gue gak bakal terlalu deket sama dia, asalkan lo gak boleh berantem sama Gevariel," jawab Aneisha mengalah. Elvano hanya balas dengan anggukan.

>><<

"Gimana date-nya, Rajaa? Lancar? Sukses? Cewek mana yang gak jatuh cinta sama laki - laki tampan perkasa ini," sambut Alland.

"Ada anjing penjaganya," jawab Gevariel singkat.

"Hah? Anj- oohh.. Elvano pasti gangguin lo berdua," sahut Rian. Gevariel mengangguk kecil.

"Ah, daridulu dia selalu kayak gitu. Waktu temen kita, Mike, deketin si Aneisha juga ditendang jauh - jauh sama El," lanjut Nando.

"Emang lo suka beneran sama dia? Jatuh cinta beneran?" tanya Alland penasaran. Jarang sekali Gevariel membicarakan perempuan selama SMA ini, mereka pikir tadinya Gevariel mulai menyukai pria.

"Enggak. Gue gak cocok sama cewek kayak gitu," jawab Gevariel. Namun, Nando melihat kalau Gevariel berbohong. Dia sudah lama mengenal Gevariel, dan Ia tidak pernah melihat ekspresi galau, kesal seperti ini hanya karena perempuan.

"Apa gue minta Ghea bantuin?" tanya Nando. Gevariel langsung menggeleng dengan cepat. "Gue gak minat deketin dia. Mending lo suruh Ghea cariin cewek buat Alland aja,"

"Duh, gak mau pacaran ah! Enakan jomblo gini tidak terikat, tidak terkekang. Hidup bahagiaaa sampai matii," jawab Alland. "Amin! Semoga beneran jomblo sampe mati," ledek Rian.

Tiba - tiba Aneisha datang ke kelas mereka dan menghampiri Gevariel.

"Gev, dipanggil," ucapnya singkat.

"Siapa?"

"Pak Wil. Kayaknya dia mau minta tolong angkatin meja," jawab Aneisha. 

Lalu, Gevariel menjawab, "Bilangin, gue gak mau."

"Bilang aja sendiri. Gue gak mau dimarahin sama dia," ucap Aneisha kesal.

Alland menarik tangan Aneisha untuk duduk bersama mereka. "Putri cantik, duduk disini aja sama kita. Biarin aja Pak Wil nunggu sampe keriput".

Gevariel menatap Alland tajam. "Waduh, tamat riwayat lo, Al," bisik Rian sambil tertawa meledek. 

"Sha, si Elvano mana?" tanya Nando.

"Dia udah balik ke kelasnya. Tadi pas gue mau masuk kelas, Pak Wil tiba - tiba nyuruh gue cari Gevariel buat minta tolong," jawab Aneisha.

Rian merangkul kursi Aneisha. "Sha, nanti pulang sekolah sama siapa? Dijemput? Atau-"

Gevariel mendengus kesal, dan menarik tangan Aneisha keluar kelas. "Aw! Sakit ih.. Gak bisa lembut dikit ya? Kasar banget sama cewek,"

"Cowok kayak gini nih yang nantinya bisa jadi KDRT sama istrinya," lanjut Aneisha sambil mengelus tangannya yang memerah. Gevariel hanya diam memandang gadis itu. "Masa gue beneran suka? Masa secepet ini sih? Apa karena dia nolongin gue waaktu itu?". Pikiran Gevariel sangat berantakan dan membuat Ia terus bingung.

Aneisha yang ingin pergi dari sana, tertahan oleh Gevariel yang tiba - tiba memegang bahunya. "Nanti pulang sama gue ya?" tanya Gevariel.

Aneisha mengejapkan matanya, sedikit terkejut. "Jantung gue kambuh lagi. Duh, kenapa gue jadi kayak orang gila gini sih?". Gevariel melepas tangannya dan berbisik, "Kalo gak ada jawaban, artinya iya."

ES REGNETWhere stories live. Discover now