35 | Pergi Bersama

32 3 1
                                    

Gevariel sudah menunggu Aneisha keluar rumah sejak satu jam yang lalu. Sebenarnya ia sangat malas untuk menunggu orang, tapi mau bagaimana lagi? Ia memang harus ekstra sabar dengan Aneisha.

Akhirnya, tiba - tiba ada suara Aneisha keluar dari pintu rumahnya. "Hai!" teriaknya dari sana. Gevariel hanya memandangnya dengan wajah sebal.

"Jangan bete," ucap Aneisha sambil mengunci pagar.

"Kelamaan dandan, keburu gue udah gak laper."

Aneisha terkekeh. "Kan gue dandan biar cantik di mata lo," sahutnya. Padahal, gadis itu sudah terlihat sangat cantik setiap hari bagi Gevariel.

Lalu, Aneisha sedikit terkesiap karena hari ini Gevariel tidak datang bersama motornya, melainkan sebuah mobil keren!

"Wah! Kok tumben naik mobil? Tau gitu gue pake dress aja tadi," ucap Aneisha bersemangat. Ia memperhatikan mobil itu dengan mata berbinar - binar.

"Gak usah lebay. Motor gue lagi dicuci,"

"Dicuci aja setiap hari biar gue naik mobil,"

Gevariel mengacuhkannya. Ia berjalan ke mobilnya dan membukakan pintu untuk Aneisha. "Hati - hati kepalanya," kata Gevariel saat Aneisha hendak masuk.

Selama perjalanan itu, Aneisha sibuk mencari tahu mobil ini memiliki fasilitas apa saja. Setiap titik sudut mobil pasti Aneisha sentuh dan jelajahi.

Aneisha menatap Gevariel sambil tersenyum lebar. "Mobilnya keren!"

"Lo pertama kali naik mobil?"

"Enggak. Tapi, ini pertama kali gue naik mobil pacar," jawab Aneisha.

"Kan emang sebelomnya lo gak pernah punya pacar". Aneisha hanya tertegun, benar juga sih apa yang dikatakan Gevariel.

Lalu, Aneisha menepuk bahu Gevariel dan berkata, "Gombalin gue dong."

Gevariel langsung menoleh terkejut mendengar permintaan Aneisha. Pikiran gadis ini memang selalu berisi hal - hal aneh.

"Gak mau."

"Coba satu kali, gue gak pernah digombalin cowok," pinta Aneisha dengan memohon. Tetapi, Gevariel tetap menggeleng.

Aneisha mendekatkan wajahnya ke Gevariel. "Gue mohon nih.."

"Gue geli gombal - gombalan,"

"Satu kalii aja seumur hidup,"

Gevariel tetap keras kepala. "Gue gak mau, Sha."

Kemudian, Aneisha menunjukkan ekspresi sedih dan ngambeknya, hingga membuat Gevariel menjadi merasa bersalah. Apa ia turuti saja? Tapi, rasanya memalukan sekali!

"Amsal 31 : 29" ucap Gevariel sambil fokus menyetir.

Aneisha menoleh. "Hm?"

"Buka di google,"

Ia menyalakan ponselnya dan membuka internet. Ia mencari isi ayat yang tadi diucapkan Gevariel. Sebenarnya untuk apa Gevariel menyuruhnya seperti itu?

"Banyak perempuan telah berlaku baik, tetapi kamu melebihi mereka semua."

Aneisha tersenyum malu ketika membaca apa yang tertulis di sana.

"Banyak perempuan telah berlaku baik, tetapi kamu melebihi mereka semua."

Astaga, jadi ini gombalan yang diberikan Gevariel untuknya? Menggemaskan sekali.

Gevariel hanya menoleh sekilas dan tetap berusaha cuek. "Udah?" tanyanya. Aneisha mengangguk cepat. "Gombalan lo garing," ledek Aneisha sambil menahan senyumnya.

"Gue gak bisa romantis kayak gitu," sahut Gevariel.

"Duh, gue jadi salting sendiri.. Kenapa gombalinnya pake ayat Alkitab gini sih? Bikin gue baper aja," gumam Aneisha sambil membuang muka ke jendela.

>><<

Mereka pun tiba di salah satu restoran dimsum yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Aneisha. Tidak lupa, Gevariel membukakan pintu untuk Aneisha. Selalu.

"Gue berasa jadi princess," bisik Aneisha tersipu. Tetapi, Gevariel malah memutar bola matanya dan mengabaikan.

Gevariel dan Aneisha masuk ke sana dan langsung memesan beberapa macam dimsum untuk mengisi perut kosong mereka. Lalu, Aneisha mengajak Gevariel duduk di salah satu meja yang letaknya di pojok kanan ruangan.

"Gev," panggil Aneisha sambil menyiapkan alat makan untuk mereka.

"Apa?"

"Kalo lo serius, tunjukin ke gue, buat gue percaya sama ketulusan lo. Jangan mainin perasaan gue, capek. Cuma mau bilang itu,"

Mendadak hati Gevariel berdebar. Mengapa Aneisha tiba - tiba bicara seperti itu di tempat umum sih? Dan apa yang dimaksud dengan keseriusan?

"Kenapa tiba - tiba ngomong gitu?" tanya Gevariel dengan lembut.

"Takut aja kalo lo main - main sama gue,"

"Lo minta diseriusin?".

Tetapi, Aneisha malah terdiam. Iya juga, kenapa tadi ia meminta keseriusan Gevariel? Kini rasanya malu sekali.

"Bukan-"

"Lo kebelet nikah?" potong Gevariel sambil meminum es teh di hadapannya.

Aneisha terkejut hingga terbatuk - batuk mendengar pertanyaan Gevariel, bahkan sumpitnya terjatuh dari meja. Apakah laki - laki ini sudah gila? Bahkan Aneisha tidak terpikirkan sampai tingkat menikah.

Gevariel tersenyum tipis melihat Aneisha salah tingkah seperti itu. "Gue cuma nebak," ucapnya.

"Ah, sumpit gue jatoh gara - gara lo!" umpat Aneisha. Lalu, ia menunduk ke kolong meja untuk mengambil sumpit itu.

Dengan spontan Gevariel pun menutup sisi pinggir meja yang tajam dengan telapak tangannya untuk menghindari kepala Aneisha terbentur. Perhatian sederhana seperti itulah yang Gevariel senang lakukan, walaupun Aneisha tak menyadarinya.

Ketika Aneisha mengangkat kepalanya kembali, Gevariel dengan cepat menurunkan tangannya. "Bukannya lo ambilin, biasanya kalo pacaran kan gitu," kata Aneisha dengan kesal.

"Kalo pacaran, cowok harus jadi pesuruh?"

"Lo gak bakal ngerti," sahut Aneisha.

Gevariel menyodorkan sumpit yang baru untuk Aneisha. "Jangan pake sumpit yang tadi jatoh," ujarnya sambil tersenyum tipis.

Astaga, jantung Aneisha berdebar kencang lagi! Mengapa Gevariel harus melakukan hal romantis seperti ini sih? Bagaimana jika Aneisha pingsan disini?

Pelayan yang mengantarkan makanan mereka akhirnya datang. "Ini pesanannya," ujarnya dengan ramah.

"Selamat makan!" ucap Aneisha bersemangat. Ia langsung dengan cepat melahap dimsum - dimsum itu sambil tersenyum lebar. Memang dimsum adalah salah satu makanan favoritnya sejak kecil.

Gevariel terus menerus tersenyum melihat Aneisha tanpa ia sadari. Rasanya ia ingin waktu dihentikan dan bisa menghabiskan waktu bersama Aneisha lebih lama lagi.

"Apa liat - liat?" tanya Aneisha sewot. Lalu, Gevariel langsung mengalihkan pandangannya dan berusaha tidak terlihat salah tingkah.

"Siapa yang liatin lo?"

"Dasar gengsi," umpat Aneisha dengan suara pelan. Ia menyadari sejak tadi Gevariel memperhatikannya.

Lalu, Gevariel tiba - tiba bertanya karena penasaran, "Kenapa lo pengen banget bantu gue sembuh dari trauma? Ada maunya?".

Aneisha menggeleng. "Karena gue mau liat lo dewasa dengan jiwa yang bertumbuh. Gue berharap lo gak bertumbuh dewasa cuma karena usia, tapi jiwa lo masih anak - anak. Lo harus bisa move on dan gak punya masa lalu yang menghantui," jawab Aneisha.

"Wow," pikir Gevariel. Memang gadis ini memiliki hati yang begitu tulus dan hangat, membuat Gevariel semakin jatuh hati dan tak bisa meninggalkannya.

------

ES REGNETOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz