22 | Berubah

39 3 0
                                    

Elvano duduk bersama Aneisha di ruang tengah sambil menonton televisi.

"Sha, kasih tau gue ya kalo Gevariel nyakitin lo," ujar Elvano sambil melepas kaos kakinya.

"Kenapa sih lo selalu mikir Gevariel bakal jahatin gue?"

"Gue cuma khawatir, apalagi ini pertama kalinya lo punya pacar,"

Aneisha menghela nafas berat. "El, gue bukan anak kecil, gue tau mana yang bener dan salah. Menurut gue, Gevariel orangnya baik dan ga ada niat buruk."

"Gue cuma takut-"

"Kehilangan gue? Udah berapa kali sih lo ngomong kayak gitu?" potong Aneisha kesal. Ia lelah harus berdebat dengan Elvano beberapa kali hanya karena Gevariel.

Elvano menggenggam tangan Aneisha. "Dari sekian banyak orang yang pernah hadir di hidup gue, cuma lo yang gak gue kasih izin untuk pergi, Aneisha," ucapnya dengan tulus. Elvano memang tidak memiliki siapa - siapa lagi selain Aneisha dan ayahnya.

"El, lo agak berlebihan ah," sahut Aneisha.

"Lo susah banget sih ngertiin gue," ujar Elvano. Sulit sekali Aneisha peka terhadap perasaan Elvano yang sebenarnya.

"Ngerti apa sih? Kalo ada yang lo mau ungkapin, ya tinggal ngomong aja."

"Gue takut lo gak akan maafin gue," respon Elvano, kemudian Ia pergi ke kamarnya.

Aneisha mendengus. "Duh, gue tuh gak ngerti kode kayak gitu! Kenapa sih El sekarang jadi sering ngeselin?"

Lalu, di kamar Elvano, Om Fajar masuk menghampirinya. Ia tahu kalau Elvano menyukai Aneisha, tetapi Ia memilih untuk memendamnya dan tidak memberi tahu Aneisha, karena itu adalah privasi El.

Om Fajar duduk di sebelah Elvano. "Kenapa gak dinyatain?" tanyanya dengan perhatian.

"Maksud Om?"

"Kenapa gak bilang ke Aneisha tentang perasaan kamu? Om udah bisa tau dari gerak - gerik kamu, kan saya juga laki - laki," jawab Om Fajar. Sejujurnya Elvano terkejut mendengarnya, karena Ia pikir dia sudah berusaha untuk tidak memperlihatkan perhatiannya.

El hanya menunduk malu. "Aneisha udah suka sama orang lain, dia cuma anggep aku sahabatnya," lalu melanjutkan, "Lagian aku gak punya apa - apa yang bisa dikasih buat Aneisha."

"Kan selama ini kamu selalu bisa kasih kebahagiaan dan perlindungan buat Aneisha. Saya selalu percaya kalo Aneisha sama kamu".

"Yang penting Aneisha bahagia aja, Om. El gak bisa jujur ungkapin perasaan ini," ujar Elvano.

Om Fajar tersenyum. "Gak ada salahnya nyatain perasaan, tentang diterima atau enggak itu urusan belakangan. Lebih baik menyesal karena pernah ngelakuinnya, daripada nyesel karena gak pernah melakukan itu."

"Makasih Om," jawab Elvano. Ia juga merasa lelah menyimpan perasaan ini bertahun - tahun, tetapi Ia terlalu takut kalau Aneisha nanti akan pergi darinya. Apakah Aneisha akan marah jika tahu perasaan El?

>><<

Keesokan paginya, Aneisha menunggu Gevariel di pintu masuk sekolah. Ia selalu bersemangat sekolah agar bisa bertemu Gevariel.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Gevariel muncul dengan motornya. Astaga, Ia terlihat tampan dan keren sekali! Tubuhnya yang ideal sangat terlihat cocok bersama motornya yang gagah dan berwarna merah.

"Lo nungguin apaan?" tanya Gevariel sambil merapikan seragamnya.

Aneisha menyodorkan jaket yang dipinjamkan Gevariel kemarin. "Mau kasih ini,"

"Nunggu berapa lama?".

"Baru 10 menit kayaknya. Sebenernya bisa gue kasih pas istirahat sih, tapi pengen ketemu aja pagi - pagi kayak gini," jawab Aneisha. Ia mengucapkan seperti itu dengan santai, tetapi berhasil membuat jantung Gevariel berdebar.

"Masih mau disini?" tanya Gevariel, lalu berjalan ke dalam sekolah mendahului Aneisha.

Aneisha mengejar Gevariel dengan bersemangat.

"Nanti pas istirahat mau makan apa?" tanya Aneisha perhatian.

"Lo makan sendiri aja. Gue-"

"Gak mau. Gue mau makan sama Gevariel," potong Aneisha sambil tersenyum.

Gevariel menghentikan langkahnya. "Jangan bikin ribet. Hari ini gue lagi gak pengen keluar kelas,"

Aneisha berkata, "Ya udah, nanti gue bisa dateng ke kelas lo. Kita kan pacaran, kita harus makan bareng."

"Kata siapa?". Setelah kata - kata itu, Gevariel pergi meninggalkan Aneisha disana.

Rasanya hati Aneisha sakit, tetapi Ia tak tahu kenapa. Gevariel berubah? Apa yang terjadi? Apa ada masalah di rumahnya?

Kemudian, ada Rian yang sedang berjalan menuju kelasnya. Spontan Aneisha berlari menghampirinya.

"Rian, coba tanyain Gevariel kenapa," ujar Aneisha.

"Kenapa dia? Sakit?".

Aneisha menggeleng. "Gak tau, pokoknya tiba - tiba dia jadi dingin banget."

"Nanti gue tanyain, lo tenang aja. Lagian kan dia emang biasanya juga kayak gitu," ucap Rian.

"Padahal kemaren dia romantis, mau jemput gue ke sekolah, tiba - tiba paginya kayak gini."

"Apa karena lo kemarin pulang sama El?" tanya Rian.

Itu sedikit masuk akal. Tetapi, sepertinya permasalahan antara Elvano dan Gevariel sudah selesai. Sudah tidak ada lagi rasa cemburu atau pertengkaran diantara mereka.

"Ya udah, pokoknya tolong lo tanyain ke dia ya.."

Rian menepuk bahu Aneisha lembut. "Dia gak mungkin marah atau benci sama lo. Mungkin lagi banyak pikiran, biarin dia sendiri aja dulu,"

Aneisha mengangguk lemas. Padahal Ia sedikit kangen menghabiskan waktu bersama Gevariel. "Gue ke kelas dulu ya."

------

Akan ada konflik lagi diantara Aneisha dan Gevariel.. Jangan sampai ketinggalan!

Thankyouuu <3

ES REGNETWhere stories live. Discover now