10 | Rumit

46 6 0
                                    

Gevariel sedang berjalan - jalan sendirian di koridor sekolah. "Bosen juga," ucapnya.

Lalu, Ia melihat Elvano yang sedang berkumpul dengan teman - temannya yang berada tak jauh dari dirinya. Elvano memutar bola matanya malas berdebat dengan pria itu.

Tetapi, saat Gevariel hendak memutar balik tubuhnya, Ia melihat Aneisha yang baru saja keluar dari ruang guru. Gevariel tersenyum licik. "Seru nih kalo gue bikin Elvano panas," pikir Gevariel.

Gevariel pun menjalankan aksi 'usil'nya. Ia sengaja menjulurkan kakinya ke depan Aneisha ketika Ia lewat di hadapannya, kemudian Aneisha yang hampir jatuh pun dengan sigap dibantu Gevariel dengan menarik tangan Aneisha ke pelukannya. 

Aneisha sangat terkejut, jantungnya berdegup kencang sekali. "Ini.. apa?" gumam Aneisha kebingungan sendiri. Gevariel hanya mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum penuh kemenangan kepada Elvano yang menyaksikan momen itu.

"Lo gakpapa?" tanya Gevariel sambil melepas pelukannya.

Aneisha dengan salah tingkah menjawab, "Hah? Ap-apa? Lo ngapain sih? Lo sengaja kan mau bikin gue jatoh tadi?". Gevariel hanya menggeleng dengan wajah polosnya.

"Lagian muka lo murung banget. Gue gak suka liatnya," ucap Gevariel.

Elvano langsung pergi jauh - jauh dari sana, Ia sudah tidak tahan menahan emosinya. Seperti darahnya sudah mendidih dan menyebar ke satu tubuhnya. "Gevariel sialan!"

Aneisha hanya diam mematung. "Lo sakit?" tanya Gevariel.

"Enggak," jawab Aneisha singkat. Sebenarnya sejak pagi Ia memang banyak melamun karena terus menerus memikirkan perasaannya kepada manusia di hadapannya saat ini, GEVARIEL! Ia tidak mengerti mengapa jantungnya terus berdegup kencang ketika disisi Gevariel.

"Lo kenapa sih?" tanya Gevariel lagi. Aneisha kembali menjawab, "Gue gakpapa. Gue gak sedih, gak sakit, gak ada masalah".

"Kalo cewek jawab 'gakpapa' itu biasanya berarti kenapa - kenapa kan? Lo kenapa, Aneisha?" tanya Gevariel sekali lagi.

Aneisha hanya menjawab dengan gelengan kepala. Tidak mungkin Ia jujur menceritakan apa isi kepalanya saat ini.

"Kalo ada apa - apa, bilang aja ke gue," ujar Gevariel. Kemudian, Aneisha hanya mengangguk.

"Jangan suka pendem sendiri," lanjut Gevariel.

Gevariel pun gemas dengan Aneisha yang biasanya berisik, kini hanya diam dan hanya bisa menjawab dengan kepalanya. Gevariel mengangkat dagu Aneisha dan tersenyum. "Ngerti? Jawab 'iya' gitu".

"Iyaa ah! Sana pergi, gue mau balik ke kelas," jawab Aneisha ketus.

"Rumit," ucap Gevariel sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

>><<

Elvano membanting barang - barang di meja sekolahnya sambil terus memaki - maki Gevariel. "Kurang ajar, kenapa sekarang langkah dia di depan gue? Gue gak pernah meluk Aneisha selama bertahun - tahun," ucap Elvano dengan kesal.

"Pasti dia sengaja. Dia sengaja ngelakuin itu semua di depan mata gue. Gue gak akan biarin ini semua, gue bakal bales perbuatan dia".

Tiba - tiba Aneisha datang menghampirinya. "El, lo kenapa? Kok barang - barang lo berantakan gini?" tanya Aneisha khawatir.

Elvano terkejut melihat kedatangan Aneisha. "Eh-ini gue lagi nyari barang hilang. Lo ngapain kesini, Sha?"

"Mau ngajak lo pulang bareng nanti. Mood gue dari pagi lagi gak terlalu bagus, jadi pengen buru - buru pulang aja. Lo gak pergi kan pulang sekolah?" ucap Aneisha. Rasanya hati Elvano yang tadinya panas mulai kembali tenang, bahkan Ia merasa senang. "Emang Tuhan adil banget sama gue," pikir Elvano.

Aneisha menyenggol sikut Elvano. "Kok gue dikacangin sih?"

"Iya Aneisha.. Nanti langsung ketemu di parkiran aja ya. Jangan lama," jawab Elvano dengan lembut.

Aneisha mengangguk bersemangat. Ia tidak mau terus menerus jauh dengan Elvano, maka Aneisha memutuskan untuk pulang bersama hari ini agar mereka bisa mengobrol dan berbaikan, walaupun sebenarnya mereka tidak bertengkar.

"Sha, lo deket sama Gevariel?" tanya Elvano.

Aneisha mengerjapkan matanya, Ia bingung harus menjawab apa. "Deket gimana? Enggak sih.. Cuma ya temenan aja".

"Kalo lo gak punya trauma itu, apa lo bakal jatuh cinta sama Gevariel?" 

Aneisha terdiam. Rasanya lidahnya kaku, Ia semakin tak tahu harus merespon apa. "Mungkin iya," jawab Aneisha dalam hatinya.

"Enggak juga. Kenapa gue harus suka sama cowok ngeselin kayak gitu? Cowok di dunia ini masih banyaakk," jawab Aneisha berbohong. 

Elvano tersenyum lega mendengarnya. "Gue juga gak setuju kalau lo pacaran sama dia."

"El," panggil Aneisha. Elvano yang sedang merapikan buku - bukunya langsung memusatkan perhatiannya kepada Aneisha. "Hm?"

"Kenapa lo kayak benci banget sama Gevariel? Dia salah apa?" tanya Aneisha dengan nada polosnya.

"Feeling gue gak enak aja tentang dia. Rasanya gak tenang kalo gue liat dia sama lo berduaan," jawab Elvano berusaha tenang. Setelah ini, Elvano akan memikirkan cara untuk menjauhkan Aneisha dari Gevariel. "Gue gak akan biarin Aneisha jadi milik cowok sialan kayak Gevariel," pikirnya.

Aneisha hanya manggut - manggut mengerti. "Ya udah, gue mau ke kelas aja deh. Nanti jangan tinggalin gue pulang yaa". Elvano mengusap kepala Aneisha dengan perhatian. "Siap 86!"

Elvano terus memperhatikan kepergian Aneisha sampai menghilang dari pandangannya sambil tersenyum. Rasanya Ia ingin sekali mengungkapkan perasaan sukanya kepada Aneisha, tetapi Elvano terlalu takut dengan jawaban Aneisha yang akan mengecewakan. "Masa gue harus simpen perasaan ini sendirian selamanya?" tanya Elvano pada dirinya sendiri.

------

Maaf ya part ini gak terlalu panjang. 

Tenang aja, part 11 bakal semakin seruu dan bikin kalian semakin penasaran dengan kelanjutannya. Jangan lupa jejak vote & commentnya!!

ES REGNETWhere stories live. Discover now