01 | Pertemuan

348 19 0
                                    


"Bangun woi! Udah kesiangan iniii" teriak seorang gadis cantik berambut panjang sambil mencipratkan air. "El, banguunn! Lo tidur atau pingsan sih?"

Elvano yang sedang tertidur pun terbangun kaget. "Aneisha Keinarra!" teriak Elvano. "Apa? Mau  marah? Disini gue yang harusnya marah, Elvano Shakeel," sahut Aneisha dengan kesal. Elvano pun hanya diam, lalu melirik jam wekernya. 

"HAH? UDAH JAM 7? Kok lo gak bangunin gue daritadi sih?" teriak Elvano panik. Ia pun bergegas ke kamar mandi, untuk berganti pakaian tentunya, tanpa mandi. Aneisha hanya geleng-geleng kepala, bosan melihat tingkah laku sahabatnya yang selalu seperti itu. Mereka berdua memang sejak kecil sudah hidup bersama walaupun berbeda orang tua. Ayah Aneisha memutuskan untuk merawat dan membesarkan Elvano sejak El berumur 8 tahun, karena kedua orang tuanya meninggal dunia. 

Sebelum kedua orang tua El meninggal, keluarga Elvano dan keluarga Aneisha memang sangat dekat. Mereka sering makan malam bersama, merayakan natal bersama, dan lainnya. Sayangnya, orang tua El meninggal saat El masih sangat kecil karena keduanya sakit, sehingga ayah Aneisha memutuskan untuk menganggap Elvano anak keduanya.

"Kesiangan lagi?" tanya ayahnya Aneisha.

"Lagian si Aneisha telat bangunin saya, Om Fajar," jawab Elvano.

"Lo berani - beraninya nyalahin gue? Udah deh, jangan bikin mood gue jelek pagi - pagi," sahut Aneisha kesal. Om Fajar hanya tersenyum melihat mereka. Rasanya malah aneh jika mereka tidak bertengkar seperti itu. Namun, Om Fajar tahu kalau mereka sangat saling menyayangi satu sama lain.

"Udah, sana berangkat. Sebentar lagi udah setengah 8 loh ini" ucap Om Fajar. "Berangkat dulu yaa, Om.. Saya pinjem anaknya," pamit El. 

"Duluan yaa, Pa! Papa jangan terlambat berangkat kerja," kata Aneisha.

"Iyaa.. Kamu juga hati - hati di jalan ya. Bilangin El, jangan ngebut bawa motornya."

>><<

Sesampainya di sekolah, mungkin hari ini hari keberuntungan El dan Aneisha, karena ternyata satpam sekolah dan guru piket sedang tidak ada, jadi mereka bisa langsung berlari masuk kelas. 

"Sana masuk kelas," perintah El sambil merapikan rambutnya.

"Lo juga sana. Gak usah sok nyuruh - nyuruh gue," jawab Aneisha.  "Kalo di sekolah, lo harus nurut dan tunduk sama gue. Kan gue kakak kelas lo disini," kata El.

Aneisha yang sudah malas berdebat, memilih langsung berjalan pergi meninggalkan Elvano disana.

Saat Aneisha menuju kelas, Ia mendengar ada seseorang yang sedang berbincang. Tetapi, terdengar seperti suara satu orang. Aneisha yang penasaran pun menghampiri arah suara itu dan sedikit mengintip. Ternyata ada seorang laki - laki yang sedang berbincang dengan seekor kucing. 

"Gue juga laper kok, bukan cuma lo doang," kata laki - laki itu kepada kucing yang ada di hadapannya.

"Temenin gue ke kantin yuk!"  "Jangan deh, nanti kalo ketahuan guru malah bakal panjang urusannya," lanjutnya.

Aneisha menyimak obrolan itu dengan tatapan bingung.

"Kenapa dia enggak masuk kelas? Kenapa dia malah ngobrol sama kucing? Tapi, gue kenapa belom pernah liat dia di sekolah ya?" pikir Aneisha.

Tidak lama, datanglah dua laki - laki yang berlari menghampiri 'orang aneh' yang berbicara dengan kucing itu.

"Gevarieell! Myy brooo" teriak salah satu dari mereka.

"Gev, ayo masuk kelas! Si ibu galak udah masuk tuh," ucap yang lainnya.

Aneisha akhirnya pergi dari sana dan pergi menuju kelasnya. "Oooh.. Namanya Gevariel".

-------

ES REGNETWhere stories live. Discover now