38 | Mati Rasa

28 2 0
                                    

Ghea membawakan sebuah pisang goreng dan air putih untuk Elvano. "Nih, siapa tau lo laper," ucap Ghea dengan perhatian.

"Nando mana?" tanya El sambil menyantap pisang goreng itu.

"Dia lagi sama Rian di kelas,"

"Makasih lo selalu baik sama gue," ujar El lagi. Dan Ghea hanya mengangguk. "Lo itu sahabat gue juga, jadi wajar kalo gue kayak gini."

Elvano menunduk dengan wajah sedih, ia masih memikirkan Aneisha. "Gue pikir Aneisha itu rumah gue,"

Ghea spontan menoleh dan mendengarkan curahan hati El.

"Kenapa lo sayang banget sama Aneisha?".

"Dia spesial. Aneisha adalah alasan gue untuk gak benci sama hidup gue, dan dia orang yang selalu ada buat gue dari dulu," jawab Elvano sambil memainkan celana seragamnya.

"Maksudnya?"

"Gue tadinya benci sama hidup gue karena gue harus kehilangan kedua orang tua, gue gak punya tempat tinggal, gue stress banget. Tapi, kehadiran Aneisha selalu bikin gue tenang dan bahagia, jadi gue gak punya waktu buat marah atau benci sama hidup ini," lanjut El.

Kasihan sekali Elvano, rasa cintanya kepada Aneisha begitu besar dan tulus. Tapi, Ghea juga tidak bisa membantu apa - apa agar Aneisha mencintai El kembali.

"Sesayang apapun lo sama dia, mau sebesar apapun perjuangan lo dan buktiin semuanya, itu emang gak bisa jamin dia bakal sayang sama lo sebesar rasa sayang lo ke Aneisha. Dan menyebalkannya, lo gak bisa nyalahin siapa - siapa. Pilihan lo cuma dua,"

"Apa?"

"Terima semuanya atau gak sama sekali,"

Kemudian, Elvano hanya menghela nafas berat. Ia sangat membenci perasaannya, mengapa harus seperti ini? Tidak bisa kah cukup bersahabat tanpa perasaan lebih?

Ghea memegang bahu El. "Lo gak mau cari cewek lain?" tanya Ghea kemudian.

"Gak bisa,"

"Udah mati rasa ke cewek lain?"

"Bukan mati rasa, tapi gue mau menutup diri dari siapapun. Bukan gue takut, tapi gue belom siap, Ghe,"

"Seandainya Aneisha tau perasaan lo yang sebenernya sebelum dia ketemu Gevariel, mungkin ending-nya bakal beda," ucap Ghea.

Tiba - tiba lewatlah Aneisha dan Gevariel di depan mereka. Ah, kejadian ini membuat hati Elvano semakin sakit dan marah.

Aneisha melambaikan tangan kepada mereka berdua. "Hai! Kalian tumben berduaan," sapa Aneisha dengan bersemangat.

"Nando lagi di kelasnya, gue juga lagi ada yang mau diomongin sama El," jawab Ghea.

"Udah Sha, kita jangan ganggu mereka," ucap Gevariel sambil memegang lengan Aneisha. Aneisha hanya mengangguk pelan.

Elvano menatap Gevariel dengan tajam. "Di sekolah gak usah terlalu pegang - pegangan tangan, gak enak diliat orang lain,"

"Lo gak nyaman liatnya?" tanya Gevariel sambil tersenyum meledek. Dan Gevariel malah menggenggam tangan Aneisha erat. Ia senang membuat Elvano kesal dan wajahnya memerah.

Aneisha terkesiap dan hanya diam memandang tangannya yang mungil digenggam Gevariel. Jantungnya berdebar hebat. "Gue bisa mati di tempat nih," pikir Aneisha.

Ghea kemudian menarik Elvano pergi dari sana. "Kita duluan ya!" pamit Ghea terburu - buru. Ia tidak mau Gevariel dan Elvano akan bertengkar jika tetap berada disana.

Sedangkan, Aneisha dan Gevariel hanya saling diam. "Lo kenapa?" tanya Gevariel sambil memerhatikan wajah Aneisha.

"Eh-enggak. Gakpapa kok gue," jawab Aneisha sambil menunduk. Gevariel itu peka walaupun hanya diam, ia tahu Aneisha sedang salah tingkah karena genggaman tangannya. 

Gevariel tersenyum kecil. "Jangan suka salah tingkah," bisik Gevariel iseng. Aneisha hanya berdeham beberapa kali untuk menetralkan dirinya.

>><<

Kriingg.. Kriinggg...

Gevariel membawa tas sekolahnya sambil memakai headset di telinganya. Ia keluar agak belakangan karena harus mengumpulkan tugas sebelumnya.

Saat Gevariel keluar kelas, ia terkejut melihat Aneisha sudah berdiri menunggunya disana. "Nunggu dari kapan?" tanya Gevariel. 

Aneisha melirik jam tangannya. "Baru tujuh menit kayaknya. Gakpapa kok gue seneng,"

"Kenapa gak masuk aja?"

"Takut ganggu privasi lo," jawab Aneisha santai.

Memang perhatian sekali gadis ini, selalu berhasil membuat Gevariel tersenyum dan kagum sekaligus.

"Mau gue anter pulang?" tawar Gevariel.

Aneisha mengangguk. "Sekalian lo ke rumah gue. Ada papa gue juga,"

Gevariel menelan ludahnya karena gugup. Ia tidak siap jika harus langsung bertemu orang tua Aneisha seperti ini. "Gue gak bisa,"

"Ayolah, cuma lima menit juga gakpapa.."

"Gue gak mau, Aneisha,"

"Lo mah gitu, Gev. Bukannya kalo pacaran kan emang suka main ke rumah terus ketemu keluarganya gitu? Gue nonton drama Korea kayak gitu biasanya," ucap Aneisha sambil memanyunkan bibirnya.

Gevariel memutar bola matanya malas. "Jadi mau gue anter pulang atau enggak? Gue ada urusan lain,"

"Gak usah."

Saat Aneisha melangkah pergi, Gevariel mengikutinya di belakang Aneisha. Apakah ia lagi - lagi harus menuruti kemauan Aneisha? 

Kemudian, Gevariel memegang lengan Aneisha dan berdiri di hadapan Aneisha. "Jangan kayak anak kecil. Masa lo marah cuma karena gak gue turutin kemauannya?" ucap Gevariel. 

"Lagian lo selalu nolak tiap gue ajak ke rumah, padahal gak bakal gue racunin juga," jawab Aneisha sambil membuang muka.

Gevariel menghela nafas panjang. Ia menggandeng tangan Aneisha ke motornya dengan berjalan cepat. "Gue gak mau dianter lo pulang. Lepasin ah! Sakit tangan guee," jerit Aneisha. Aneisha memukul - mukul tangan Gevariel.

"Mau lo apa sih?! Ribet banget!" bentak Gevariel dengan suara meninggi sambil melepas tangan Aneisha dengan kasar.

Aneisha menatapnya dengan wajah sedikit takut. "Gue-"

"Apa?"

"Gue cuma mau pacaran kayak orang lain. Gue pengen papa gue kenal sama lo. Ini kan pertama kalinya gue pacaran, jadi gue terlalu bersemangat gitu," jawab Aneisha dengan wajah sedih.

Gevariel menatapnya dengan wajah dingin walaupun hatinya sedikit merasa bersalah kepada Aneisha. Seharusnya Gevariel tidak membentaknya seperti itu.

"Gue anter lo pulang. Nanti gue mampir ke rumah lo lima menit," ucap Gevariel dengan tegas. Kemudian, ia melanjutkan berjalan menuju parkiran motor. Spontan Aneisha tersenyum lebar ketika Gevariel sudah membalikkan tubuh, akhirnya laki - laki itu mau menurutinya.

Aneisha berlari kecil mengejar Gevariel. "Tungguin!" teriak Aneisha.

-------

Akan ada sesuatu yang mengejutkan di part selanjutnya! Stay tunee ~

ES REGNETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang