bab 64.

1.1K 89 34
                                    

Happy reading!!!
Jan lupa al kahfinya kaka....

Melihat Naya yang buru buru turun dari panggung Bagas langsung mengikutinya dari belakang, kemana gadis itu, acaranya belum selesai masih ada satu lagu lagi yang harus gadis itu nyanyikan sebagai penutup acara.

Melihat Naya yang hendak pergi Bagas buru buru mencekal tangan gadis manis itu ketika berhasil mendekat.

"Astagfirullah..!!"   naya menghempaskan tangan asing yang berani menyentuh lengannya. Kemudian menatap orang itu.

"Ma-maaf Nay..kaka nggak sengaj..habisnya kamu buru buru banget kenapa..?" Bagas meminta maaf atas perlakuan spontan yang ia lakukan dan bertanya mengapa Naya meninggalkan panggung begitu saja. Apa Naya tidak baper tentang lagu yang mereka nyanyikan tadi? Padahal bagas sendiri sudah kalang kabut dengan jantungnya yang berdetak tak karuan saat bernyanyi tadi, tapi gadis di hadapannya oni malah terlihat masa bodoh dan meninggalkannya begitu saja..astaga Naya memang beda dari yang lain..bisa bisanya  naya tak terpesona dengannya.Pikir Bagas dalam hati.

"Ahh..iya..lain kali tangannya dijaga ya ka..maaf tapi Nay nggak suka dipegang seperti tadi..,"

"Hehehe iya.." bagas menggaruk tengkuknya yanh tidak gatal.

"Kenapa tadi buru buru banget?"  lanjutnya lagi.

"Anu..itu Nay mau nyari Zetta..dari tadi nyanyi nay nggak liat Zetta..makanya nay panik."

"Kenapa memang nya?" tanya bagas lagi.

Astagaaaa...!!! Bolehkah Naya mengumpat sekali saja ya Allah. Laki laki dihadapan nya ini kenapa kepo sekali dengan urusannya.

"Itu ka..tadi Nay kesini bareng Zetta trus kalo Zetta nya nggak ketemu Nay pulangnya bareng siapa?ojek online jam segini emang ada.." ucap Naya dengan melirik jam ditangannya sudah menunjukkan angka setengah duabelas malam. Naya menghela nafas pelan kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang ada di dekatnya.

Bagas yang mengerti jika gadis itu sedang bingung akan pulang dengan siapa dan naik apa, tersenyum tipis. Padahal di sini ada dirinya kenapa Naya bingung sekali. Bagas pasti mau banget kalau harus mengantar Naya pulang. Bagas berjongkok dihadapan Naya melihat raut wajah gadis yang menunduk putus asa itu.

"Kan ada kaka.." ucap Bagas.

Naya mengangkat kepalanya lalu menatap bagas dengan mengerutkan dahinya. Seolah bertanya maksudnya maksud dari ucapan Bagas barusan.

Melihat ekspresi Naya bagas tersenyum kecil. Senyum yang membuat para gadis akan kelabakan jika melihatnya tapi tidak dengan Naya.

"Kaka anterin kamu pulang. Udah ah jangan sedih. Mending kita cari makan dulu..kaka liat dari kamu dateng sampek sekarang perut kamu belum kemasukan apa-apa..kasian dedek cacing yang ada disana.." hibur Bagas.

Naya tertawa kecil menanggapi candaan Bagas barusan. Sayangnya tanpa mereka sadari ada sosok dengan mata elangnya yang mengamati mereka berdua. Kedua tangan oranh itu mengepal dengan erat seolah tidak terima dengan tawa yang Naya tampilkan itu. Sedari Naya menyanyi tadi laki laki itu memang sudah ada disana bahkan ia juga melihat bagaimana menatap Naya. Tatatapn memuja dari Baas cukup kentara dimatanya.

"Ayo.." ajak Bagas sembari berdiri dari posisi jongkoknya. Naya  mengangguk kemudian ikut bangkit dari duduknya dan mengikuti Bagas dari belakang.

Melihat Naya dan Bagas pergi dari sana membuat emosinya memuncak. Cukup ia tidak tahan. Ia harus membawa gadisnya pulang. Tidak ada perempuan baik baik jam segini belum pulang. Dengan langkahnya yang lebar laki laki itu segera menyusul mereka berdua.

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWhere stories live. Discover now