bab 41

952 64 3
                                    


Yang nunggu yangg nunggu,, maap ya gessss lama upnya..

Ayo to mangkanya di follow gitu loooo
Gratis kok tanpa dipungut biaya
Hihihihihi....

Setelah Mencarikan taksi online mamanya, Rio langsung masuk mobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan lebih tinggi dari biasanya.
Setelah medapat kabar tadi perasaan Rio menjadi kalut bercampur khawatir, panik menjadi satu dalam pikiranya.

Setelab tiba di alamat yang dikirimkan Rio segera keluar dari mobilnya. Ia menghembuskan nafas pelan menatap sebuah objek yang menarik perhatiannya. Melihat seorang gadis yang memejamkan mata dan serta menghembuskan nafas berkali kali Rio sadar bahwa gadia itu sedang menahan rasa sakit.
Tanpa basa basi Rio langsung mengangkat gadis itu dan dibawa kedalam mobilnya untuk dilarikan ke rumah sakit.

Akhirnyaaa setelah melihat Naya digendong oleh Rio Arga dan Kesi merasa lebih lega. Karena sahabatnya bisa dilarikan ke rumah sakit.
Yah,,gadis dalam gendongan Rio adalah Naya.

Yang menelepon Rio tadi adalah Arga. Ia memberi tahu Rio jika Naya mengalami kecelakaan. Saat Naya kekeh dengan pendiriiannya tidak ingin digendong oleh lawan jenis. arga kembali mengabari Rio dengan mengirimkan pesan bahwa Naya tidak ingin digendong.

Kenapa Arga malah menghubungi Rio bukan keluarga naya. Jawabannya Arga tidak punya satupun nomor dari keluarga Naya.

Kesi mengikuti Rio masuk mobil lebih dulu.Rio menidurkan Naya dikursi belakang dengan kepala pangku oleh Kesi. Dan segea melaju ke rumah sakit sememtara Arga harus mengurus motor Naya dulu.

sesampainya dirumah sakit Naya belum sadar sehingga Rio masih terus menggendongnya hingga ke ruangan ugd. selama perjalanan itupun mata kesi tidak pernah luput dalam memperhatikan Rio. entah kenapa menurutnya Rio menunjukkan rasa khawatir yang berlebihan. dan merasa ganjal pada raut Rio yang terlihat lemas sekali. bahkan ketika Naya sudah ditangani oleh dokter pun Rio mondar mandir di depan pintu UGD.

"Pak,,bapak duduk dulu aja,,saya coba hubungi keluarga Naya dulu,,,Naya insyaallah gak papa kok pak,," ujar Kesi takut takut salah ngomong. Rio hanya menatap Kesi lalu mengikuti Kesi duduk di kursi tunggu.

Entah lah Rio merasa panik, kalut dan sedih menjadi satu. Mungkin karena Rio sudah menganggap Naya seperti adiknya sendiri atau ... Atau karena hal lain. Cepat cepat Rio menyingkirkan pikiran anehnya. Ya Naya suda seperti adiknya itulah yang ia coba tekankan pada pikirannya.

Setelah setengah jam menangani Naya dokter pun keluar dan mengatakan bahwa kaki Naya terkilir sedangkan tangannya harus di giv beberapa hari agar bisa pulih kembali. Bukan patah hanya retak itulah yang dokter katakan. Mengenai pingsannya Naya karena kepalanya mengalami benturan ringan di aspal.

Sekarang Naya sudah dipindahkan diruanh rawat inap. Disana di ranjang pesakitan Naya terlihat tidur nyeyak sekali. Hanya Rio yang ada diruangan Naya sementara kesi sudah pulang karena tiba tiba mamanya menelepon tadi. Sementara keluarga Naya belum datang

Rio duduk disamping gadisnya. Ia hanya memandangi wajah gadis manis ini. Bibir yang biasanya ranum sekarang terlihat pucat. Mata yang berbinar setiap bertemu dengan dirinya yang sedari tadi terpejam rapat lamat lamat mulai tersadar.

Perlahan mata Naya terbuka. Ia masih diam saja tak mengucap sepatah katapun. Bukan apa apa masalahnya ia menatap objek yang uuhhhhh bahkan sakitnya serasa hilang. Di sampingnya ada seorang yang ia idam idamkan sejak dulu.

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora