bab 71

1K 84 10
                                    

Lanjut dongggg!!!!!

Happy reading!!!!

Keesokan harinya Naya masih  merenung tentang laki laki asing yang meminangnya. Dia sedikit penasaran siapa laki laki itu tapi tetap saja Naya enggan untuk menghubungi laki laki itu. Naya duduk di kursi taman yang ada di samping rumahnya. Ia terus membolak balikkan kertas yang ada ditangannya. Perasaannya sekarang bimbang sangat bimbang. Bagaimana jika ia menerima lamaran laki laki asing ini dan menikah dengannya apa naya bisa menjadi istri yang baik? Tanya nya pada diri sendiri. Dan jika laki laki ini benar bukan Rio apa yang akan Naya lakukan? Menolak pinangannya lalu menunggu Rio datang atau menerima pinangan laki laki ini dan mengabaikan Rio? Logikanya memilih opsi yanv ke dua namun mengapa hatinya semakin gelisah? Apa karena ia akan mengabaikan Rio? Ya memang seharusnya seperti itu kan. Toh laki laki itu dari dulu memang tidak pernah serius dengannya. Bisa saja ajakannya menikah juga hanya sebatas main main. Benar, sekalinya perempuan di buat kecewa rasa percaya akan sulit untuk ditanamkan kembali. Helaan nafas yang berat terdengar dari Naya.

Menikah. Dari dulu bukankah itu menjadi impiannya menikah muda sebelum laki laki itu menghancurkan mimpi Naya dalam sekejap.

"Pusinggg....kenapa pikiran Naya jadi muter-muter kayak bianglala sih...mana cuma perkara nikah dan pak Rio..ya Allah...berikan keputusan yang terbaik untuk nay..." gumamnya dalam hati.

Lia yang sedang menggendong putranya melihat Naya yang duduk termenung pun menghampiri gadis itu.

"Bibi cantik kenapa??kok melamun..kata papa nggak baik loh bi melamun seperti itu.." ucap Lia yang menirukan suara anak kecil..

"Ponakan bibi...sini sini sama bibi...bibi kangennn banget sama Abil." naya memgambil alih ponakannya itu dari gendongan sang mama. Mencium seluruh permukaan wajahnya hingga pria kecil iti terbahak karena merasa geli.

"Berat banget kak.." ucap Naya pada Lia.

"Iya..suka makan kayak papanya.."

"Hahahaa..bisa bisa nya sifat abang nurun ke kamu bil.."

"Udah dihubungin?" tanya Lia setelah melihat kertas yang ada di samping naya

"Belum.."

"Kenapa?"

"Nggak berminat."

Hening..setelahnya tak ada percakapan diantara keduanya.

"Nay?"

"Iya kak.."

"Boleh nggak kaka kasih pendapat tentang pembicaraan yang tadi malam?" ijin Lia

Naya menatap lia sebentar lalu mengangguk..

"Tadi malam kaka sempet tanya ke abangmu..laki laki seperti apa yang membuatnya rela memberikan adik kesayangannya ini. Mas robi bilang dia laki laki baik. Sangat baik bahkan. Mas robi aja jatuh cinta dengan agamanya. Kalian berdua juga sudah saling mengenal."

"Tapi nay nggak tertarik sekalipun  kami sudah mengenal seperti yang kaka katakan."

"Kamu sudah punya pilihan lain?"

"Maksud kaka?"

"Di jogja kamu sudah jatuh hati dengan laki laki lain ya..sampai sampai kamu nggak mau sama sekali mencari laki laki yang telah meminangmu."

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWhere stories live. Discover now