bag 4

4.1K 139 1
                                    

Dengan kepala yang menunduk Naya segera masuk dan mengucap salam. "Assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam warahmatuallahi wabarakatuh". Jawab guru yang ada didalam

"Loh kok suaranya..."

###

"Suaranya kok beda sih..,,kenapa ini suaranya jadi serak serak seksi gini pak Budi kan udah tua..,,apa jangan jangan pak Budi operasi pita suara ya,,tapi emang ada operasi pita suara,,kalau ada biaya nya berapa ya kira kira". Sambil menunduk batin Naya terus saja bercakap hingga suara bariton itu mengagetkannya.

"Kenapa nunduk terus gak capek apa..,,kenapa telat dari mana saja" ucap suara itu lagi

Perlahan tapi pasti Naya mengangkat kepalanya tentunya ia terkejut bukan main bagaimana bisa guru ini,,pak guru yang cool nya pakek banget ada dikelas Naya bukankah harusnya Pak Budi yang ada di sini kenapa bisa dia.

"Sudah liatin saya nya,,tadi nunduk sekarang liat saya sampek segitunya,,dari mana saja kamu kenapa baru masuk." ucap Pak Rio ya guru itu lah yang sedang ada dikelas Naya.

"Huh??! Ap..apa pak??" jawab Naya gugup. "Aishh kenapa jadi gugup gini sih biasanya kan lancar lancar aja..,,ini juga kenapa jantungku rasanya kayak abis lari marathon sih" lagi lagi batin Naya berbicara.

"Apa perlu saya ulang petanyaan saya yang tadi." ucapnya datar dengan tatapan mata yang tajam ke arah Naya. Dan tentunya membuat suasana yang tadinya santai menjadi hening seketika.

"Eh anu pak,,anu,,emm saya telat masuk kelas karena ke kamar mandi..,nah iya itu pak..,karena itu maafka saya".ucap Naya gugup.

"Oke,,kali ini saya maafkan,,lain kali kalau ada guru nanya itu jawab dengan tegas. Jawaban mu yang terbata bata tadi sangat terlihat bohong." sahut Pak Rio

"Eh tapi pak saya nggak bohong kok.."ucap Naya tak mau kalah

"Sudah sudah sana kembali ketempat dudukmu." sahut pak Rio sebelum akhirnya bel pulang sekolah berbunyi.

" Saya akhiri pertemuan kita kali ini semoga lain waktu saya bisa masuk lagi ke kelas ini. Akhir kata assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh".

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab serentak anak anak kelas XI ipa.

"OMG..,,gimana bisa pak Rio masuk ke kelas kita,,,???ahh tau gitu aku tadi kan gak usah ijin ke kamar mandi...,,iiihhhh sebel sebel..!!!" gerutuan itu terus keluar dari mulut Naya sembari ia membereskan alat tilusnya.

"Lagian tadi lo kemana aja??yakin cuman ke kamar mandi aja? Lo gak bolos kan Nay?!" todong Kesi menatap curiga ke arah Naya.

"Ya kali aku bolos Kes,,,aku telat masuk kelas kan juga gara gara kamu.."ucap Naya sebel.

"Hah kok bisa? Kan gue ada dikelas jadi mana mungkin karena gue..?" jawab Kesi heran.

"Ya bisalah orang habis dari kamar mandi aku dicegat sama kakak kelas yang minta nomor kamu." sahut Naya jutek.

"Aish jangan jutek jutek gitu napa sama gue,,trus lo kasih?" sambil mengikuti Naya yang sudah berjalan ke arah musholla untuk menunaikan solat dhuhur yang sempat tertunda sewaktu istirahat ke dua tadi karena ia harus segera ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang ia pinjam.

"Ya iyalah,,aku kasih kalau enggak aku gak mungkin masuk kelas tadi pasti dicegat sampai pulang sekolah. Udah ah debatnya aku mau wudhu trus sholat,,kamu mau ikut gak." ucap Naya sambil melepaskan sepatunya untuk berwudu.

"Emm enggak deh Nay,,kayaknya gue udah dijemput..,,gue duluan ya byeeee...." jawab Kesi sambil berlari  kearah parkiran

"Waaalaikumsalam.." ucap Naya pelan lalu bergegas untuk wudhu. Sifat inilah yang tidak disukai Naya dari sahabatnya, Kesi selalu saja menunda nunda sholat dan jarang mau bila diajak sholat bersama.

Setelah menunaikan sholat dhuhur dengan khusuk Naya berdoa

"Ya allah yang rohman,,ampunilah dosa hamba dan dosa kedua orang tua hamba,,,ya allah berilah keaatan pada hamba mu yang hina ini,,hamba hanya gadis dizaman akhir yang sering berbuat dosa dan salah..,,tpi dengan tanpa malunya hamba meminta ampunanMu ya allah,,ampunilah dosa dosa kami..,,aminn"

yah setelah selesai berdoa diiringi dengan air mata naya segera membereska alat sholatnya dan menuju ke halte yang ada didepan sekolahnya.

Naya memang punya sisi lain yang sangat kontras dengan sikapnya. Biarpun ia cerewet tapi Naya masih memiliki batasan.

"Huh..,,udah jam dua terpaksa deh harus nunggu bus lagi,,coba aja kakak bisa jemput..,,ih terus ngapain dong disini masa iya duduk duduk gak jelas...,,,ahaa mending aku baca si orenye aja!!" ehm,,bisa bilang sedikit aneh memang..,,Naya akan seperti itu bila tak ada temannya ia akan tenggelam dengan dunia orenye nya,,ya apalagi kalau bukan Watpad,,

Jangan heran bila mata lentiknya sekarang harus terhalang oleh kacamata,,jadi mata nya bermasalah bukan karena ia rajin belajar melainkan keseringan baca si orennye. Saking asiknya dengan dunia orenye Naya tak sadar bila ada mobil yang berhenti di depan halte.

"Assalamualaikum Nay,,Naya kok belum pulang? Kenapa?" tanya bu Mel yang baru saja keluar dari mobil

"Eh..,,waalaikumsalam bu Mel,,iya nih harus nunggu bus dulu,,bus nya belum dateng bu.." jawab Naya seadanya namun matanya membulat ketika tak sengaja menengok siapa yang ada dalam mobil bu Mel.

"Ooohh,,gitu ya udah Nay bu Mel duluan ya,,nanti kalau memang nggak ada bus yang lewat trus ada yang nawarin nganterin pulang diterima saja,,assalamualaikum.." ucap bu Mel sambil memasuki mobil kembali.

"Eh iya bu,,,waalaikumsalam.." jawab Naya dengan menatap heran sekaligus kaget.

"Bagaimana bisa pak Rio semobil dengan bu Mel,,gak mungkin kan kalau pak Rio sama bu Mel ada hubungan,,iya sih bu Mel emang suka ngomong ceplas ceplos,,tapi kan gak mungkin kalau mereka ada hubungan...,,eh eh Nayaa kamu mikir apaan sihh kenapa jadi nething coba.." Naya menggeleng gelengkan kepala mencoba untuk mengenyahkan fikiran nethingnya dan lagi lagi ia harus dikejutkan oleh klakson motor depan halte.

Tiiinnn,,,,tiiinnnnnn...
"Ihh Arga seneng banget deh kalau suruh ngagetin aku,,kalau aku kena serangan jantung gimana coba" sahut Naya sebal.

"Hahaha..,ya kalau kena serangan jantung kan tinggal dibawa kerumah sakit,,lagian lo aneh,,ngapain coba geleng gelengin kepala,,mau senam kepala lo." ucap Arga sambil terkekeh.

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWhere stories live. Discover now