bab 74

1K 92 8
                                    

Masih suasana lebaran ya guysss

Minal aidzin wal faizin...mohon maaf lahir dan batin

Cusssss selamat membaca

"Baik baik dek...kuliah yang bener..jangan main main.." nasihat Robi ketika mereka berempat tiba di kosan Naya.

"Hem.." naya masih terkesa acuh tak acuh dengan ucapan Robi. Dirinya kesal karena tidak diperbolehkan ikut liburan. Toh Naya cuma minta ikut sehari itupun pas waktu weekend jelas tidak akan mengganggu kuliah nya.

"Masih kesel?" tanya Robi.

"Enggak."

"Bagus..sebenarnya abang bodo amat sih kalau lu masih marah. Liburan semester nanti insyaallah kita liburan bareng deh.. Udah ah katanya udah gede masa ngambekan..kasian banget yang jadi suami mu nanti."

"Nay nggak denger abang ngomong apa." ketus Naya bahkan telinganya ia tutupi dengan tangan.

"Dek..!!" tegur Lia dengan alus.

Naya tak peduli "udah sana buruan ke hotel..kasian tuh Abil tidur di mobil"

"Ya udah abang pergi dulu ya..bener yang ayah bilang tadi. Kasih jawaban ke Azzam secepatnya ya..kasian kalau dia nunggu lama trus ujung-ujungnya kamu tolak. Dia laki laki yang baik abang yakin pasti da pasti jaga kamu nantinya. Abang pergi dulu..assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.."jawab Naya kemudian mengulurkan tangannya ke Robi dan Lia. Salim.

Setelah mobil Robi meninggalkan kosnya Naya segera masuk ke dalam. Raganya sudah tiba di Jogja tapi lagi lagi pikirannya berkutat dengan lamaran itu.

" Azzammmmmm...ihhh sebelll gara gara lamaran kamu kepalaku rasanya mau pecahhh!!!" teriak Naya melampiaskan kekesalannya.

Ayah bunda abangnya bahkan Kaka iparnya begitu menyanjung Azzam. Andai saja keluarganya tau Azzam dulu pernah menyampakkannya tanpa alasan yang jelas. Walaupun itu semasa SMP a.k.a cinta monyet tapi tetap saja rasanya sakit.

Naya bangun dari rebahannya. Lebih baik ia mengalihkam fokusnya dengan tugas kuliahnya saja. Ia mengeluarkan laptop yang disimpan di laci membuka folder tugasnya. Benar dalam sekejap saja fikiran Naya langsung beralih ke tugas tugasnya.

Tak terasa dua jam telah berlalu..kepalanya pegal matanya juga sudah terasa panas karena terus terusan menatap layar canggih itu. Panggilan telepon menyita perhatianya.

"Hallo assalamualaikum.."

"Dah balik belum lo??"

"Jawab salam dulu zett..kebiasaan.."

"Eh..waalaikumsalam.."

"Udah balik aku.."

"Nongkrong yukk..gue pengen bicarain sesuatu ama lo"

"Capek..males..mager..mau bobok.."

"Martabak coklat!"

"Okay..kapan?" tanya Naya antusias.

"Giliran martabak aja cepet! Buru siap siap gue otw ke kos lo"

Naya melirik jam dinding yang ada di kosnya. Waktunya menjelang magrib. Nanggung banget Zetta ngajaknya.

"Jam setengah delapan deh..jangan sekarang." tawar Naya..

"Astagfirullah..bu hajah mau jadi cabe cabean kok ngajaknya malem.."

"Bukan gitu...sebentar lagi masuk  maghrib..nanggung kalau keluar sekarang."

"Gue kira mau jadi cabe. Jam setengah delapan gue ke kos..assalamualaikum.."

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWhere stories live. Discover now