bab 68

994 84 25
                                    

Pukul 6 seperempat Rio baru saja sampai rumah. Rumahnya terlihat masih sepi sekali, ia membuka pintu rumahnya keadaan pun masih  sama seperti ia berangkat untuk jamaah tadi.

Rio mengerutkan keningnya netranya terus memindai ke seluruh ruangan apa mungkin Naya sudah pulang dan tidak pamit? Tapi sepatu yang dipakai gadis itu masih ada.

Rio meletakkan 2 bungkus bubur yang ia beli tadi diatas meja makan,  kemudian Rio melanjutkan langkahnya ke arah kamarnua sendiri.

Cklek..

Pintunya tidak terkunci, Rio membuka pintu sedikit lebar untuk melihat keadaan di dalam kamarnya, dimana lampu masih menyala dengan terang dan seorang gadis yang tertidur diatas sajadah lengkap dengan mukena yang belum terlepas dari tubuhnya. Apapun keadaan nya dimata Rio Naya selalu menggemaskan ingin sekali ia menyentuh pipi gadis itu tapi ia tau itu tidak mungkin. Wajah Naya benar benar terlihat polos seperti bayi dengan bibir mungil dan  bulu mata yang lentik. Namun meski bibir itu mungil akan sangat menggemaskan lagi apabila Naya dalam mode cerewet.

Seolah tersadar akan lamunannya Rio menggelengkan kepalanya pelan.

"Nay,,?"

.....

Tokkk tokk..tok...

"Nay,,,bangun! Udah siang kamu mau nginep lagi di rumah saya?"

"Hmm..." naya bergumam tidak jelas dengan mata yang masih tertutup..

"Nay,,bangun!! Nggak bangun saya nikahin kamu sekarang!" ucap Rio sedikit megeraskan kalimatnya. Dan benar saja mendengar kalimat Rio yang ingin menikahinya sekarang juga membuat Naya bangun terduduk seketika.

"Bangun!kamu nggak mau pulang...?ini udah pagi lo..kalo saya sih nggak masalah kamu mau disini terus."

Mendengar ucapan Rio, Naya hanya mendengus pelan lalu segera bangkit dari tempat duduknya. Bahkan ia Mengabaikan Rio yanh sedari tadi berdiri di depan pintu.

"Cuci muka lagi habis itu sarapan baru boleh pulang, saya tadi beli bubur,, saya tunggu di meja makan.."

"Hem.."

Ternyata Naya masih marah padanya, Rio menghela nafas pelan kemudian menutup pintu kamarnya. Lebih baik ia menyeduh secangkir kopi untuk meringankan pikirannya.

Naya keluar dari kamar Rio dengan wajah yang lebih cerah sembari membawa tasnya, ia sudah tidak sabar untuk lanjut tidur di kosnya. Melihat Rio yang menikmati bubur ayam Naya oun melangkahkan kakinya menuju meja makan.

"Makan dulu.." ucap Rio.

Naya hanya mengangguk lalu duduk bersebrangan dengan Rio, Keduanya makan dalam keadaan hening. Entah Rio memang sedang tidak ingin mengganggu dirinya dengan banyolan dan gombalan laki laki itu, naya tak tau dan tidak ingin tau. Rasanya ia ingin cepat cepat selesai kan makannya lalu pulang, sayang kan kalau nggak dimakan mana gratis pula..
Selesai dengan buburnya Naya meneguk segelas air yang juga sudah disediakan Rio, Gurunya itu memuliakan tamu sekali.

Tiing..suara denting hp melenyapkan keheningan diantara keduanya. Naya mengecek pesan masuk dari ponselnya benar saja go car yang ia pesan sudah tiba, dengan segera gadis itu berlari ke Kamar Rio untuk mengambil tasnya.

"Mau kemana Nay?" sela Rio yang melihat Naya terburu buru setelah menerima pesan dari ponselnya

"Anu pak..go car nya udah sampek..trimakasii banyak..bapak udah mau nampung saya semalam disini..trimakasii juga udah kasih makan anak orang,,ini saya mau pamit ya pak..assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam.. Eh Nay??"

"Apa pak?"

"Omongan saya semal-"

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWhere stories live. Discover now