Bab 35

1.1K 74 12
                                    

Cusss gak basa basi,,
Langsung baca aja ya gesss

2 part lagiii dunggsss up nya,,hihihi









"nih,,diminum dulu nay airnya,,jangan diliatin aja."

"buat saya pak?" tanya Naya  dengan mendongak keatas Rio masih saja berdiri disampingnya

"kalau kamu mau,,kalau nggak ya saya minum."

"eh eh,,jangan dong pak,,kalau udah berniat memberi itu gak boleh diminta lagi pamali." jawab naya sembari mengambil botol minum yang ada ditangan Rio.

setelah botol airnya di ambil oleh naya, Rio segera duduk disamping Naya denga jarak yaahh masih bisa dibilang aman sih,, tapi tetep aja jantung naya masih abnormal.

"pak?"

"hm.."

"ini air aja gitu pak,,nggak ada makanan atau apa gitu yang bisa dimakan buat ganjal perut saya,,saya lapar pak,,hehehe" ucap Naya sambil cengengesan sebenarnya mah naya juga malu ngomong gitu. tapi cacing cacing diperutnya sudah demo sejak tadi. mana bisa ditahan kebih lama lagi.

Rio yang mendengar pertanyaan Nayaa sudah tidak kaget lagi.ia hanya mengerutkan dahi,,muridnya ini yang ia kira  dulu adalah seorang yang pendiam bisa bisanya melontarkan pertanyaan yang terkesan jujur dan polos.tanpa baanyak bicara kemudian ia menyodorkan satu kresek yang berisi beberapa bungkus roti. cukuplah untuk mengganjal perut naya yang kecil hingga makan malam tiba. dengan mata berbinar naya menerima bungkusan yang diberikan Rio. ia kira gurunya ini akan berlaku acuh tak acuh mendengar keluhannya tadi..uuhhhh baik sekali. naya jadi makin syuuukaaa.

"wahhhhhh,,, makasih pak,, naya kira bapak bakalan pura pura nggak denger eh ternyata dikasih beneran,,bapak juga sihh,,,ngasih hukuman ke Naya banyak bener,, jadi bikin anak orang kelaperan kan,," cerocos Naya.

"sudah cepat habiskan, jangan banyak bicara setelah ini saya anterin kamu pulang."

"uhuk..uhukkk"

"pelan pelan Nay.." ucap Rio sembari menyodorkan botol minum ke Naya. tanpa sengaja tatapn mereka kembali bertemu. seolah terhipnotis, rio terus saja menatap objek yang ada dihadapannya ini. Rio sungguh terpesona. wajah putih bersih. mata cantik dan bulu mata yang lentik terbingkai manis dengan kaca mata. bibr tipiss dengann warna pink alami tanpa polesan apapun. serta hidung mungil menambah kesan manis yang cukup membuat orang meenetap ketika menatap. mereka sama sama diam seolah sedang menerka satu sama lain. rasa asing menyelinap masuk ke hati Rio.

"ini kenapa pak Rio natap Naya kayak terpesona gini sihh,, ya allah tatapannya ituloh bikin Naya meleleh,,, bundaaaaaaa naya mau pingsan rasanya kalau ditatap kayak gini. sadar dong pak,,pindah beneran ini lama lama jantung Naya. iiiihhhhhh gantengnya berkali kali lipat,,masyaallah nikmat mana lagi yang bisa aku dustakan,bawa aku ke KUA sekarang pakkkk,,,,,,uuuhhhh naya udah gak kuat lama lama,,kamera kamera mana kamera,,naya nyerah udah jantung naya udah ab normal banget,, ya allah ini mah kalau tatapannya selesai sayang,,kalau nggak selesai nambah dosa,,astagfirullah nay,,, sadar kalian bukan mahram" kalimat terahir yang diucapkan batin naya cukupa membuatnya sadar  agar cepat mengahiri momen ini.

dengan segera naya mengambil air yang diberikan Rio dan meminumnya untuk menetralisir rasa canggung yang tiba tiba mendera. seoalah disadarkan Rio pun segera mengalihkan tatapannya dari Naya. ia sendiri juga tidak paham apa yang barusan terjadi. bisa bisanya Rio terpesona dengan muridnya sendiri.

"makasih pak."

"lain kali makannya pelan pelan,,nggak usah buru buru."

"saya kesedak bukan karena buru buru tapi karena kaget. bapak serius mau nganterin saya pulang?" tanya naya memastikan untuk meyakinkan bahwa ia tidak salah dengar.

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWhere stories live. Discover now