bab 76

1.2K 86 15
                                    


Detik detik menuju Ending guysssss...

Rio atau Azzam????

Cussss reading

Sabtu ini Naya harus pulang lagi karena keluarga Azzam akan datang. Kata bundanya kemarim Azzam akan melamarnya secara resmi dihadapan keluarga mereka. Meskipun mereka berdua bisa dibilang calon pengantin. Namun selama ini juga tak ada interaksi yang berarti diantara keduanya. Bahkan terakhir mereka berdua berkomunikasi adalah saat Naya mengetahui jika Azzam lah calonnya di kafe saat itu.

Naya memang sudah memberikan jawaban mengenai lamaran lewat ayahnya. Naya fikir setelah itu Azzam akan menghubungi dirinya secara pribadi. Ternyata tidak. Bahkan sewaktu Fandi meminta Azzam untuk menghubungi Naya jika ada yang ingin dibicarakan lagi laki laki itu malah menolak. Katanya takut jika komunikasinya berlanjut menjadi syahwat diantara keduanya meski hanya melalui ponsel. Mendengar penjelasan dari ayahnya membuat Naya tersenyum samar. Beruntung sekali ia mendapatkan laki laki yang menghormati perempuan. Azzam memang sudah berubah. Dan Naya mengakui itu. Ia mulai menerima semua masalalu mereka dengan lapang.

Kalau kalian ingat dulu Naya pernah merindukan Azzam, tapi sekarang Allah datangkan Azzam untuknya. Azzam yang berubah, azzam yang soleh, dan azzam yang sangat menghargai perempuan.

Dan disinilah dirinya sekarang, diruangan yang dominan berwarna biru. Ia sedang mematut dirinya dihadapan cermin. Khimar biru muda dan gamis yang senada membuatnya sangat cantik. Malam ini naya tak mengenakan soflensnya, ia lebih memilih kacamata untuk membantu penglihatannya.

Malam ini keluarga Azzam akan datang melamarnya. Sungguh Naya begitu gugup. Benarkah sebentar lagi ia akan menjado seorang istri.

"Dek.."

"Abang.."

"Deg-degan ya?"

Naya hanya mengangguk malu malu.

"Lebay lu..baru juga lamaran..deg degan tuh pas akad nikah gitu lo...baru keren.." goda Robi.

"Ishhhh abanggh!!!!ngerusak suasana banget sih...puji Naya cantik kek apa kek..yang baik baik gitu ngomong nya..jangan gangguin gini dong!!"

"Kalemmm ngapa dek,,udah mau jadi istri tuh harus bisa kalem jangan bar bar suami lo kabur ntar.."

"Bang.."

"Hemm.."

"Maafin nay ya bang...nay banyak salah sama abang...tapi emang dasarnya abang yang nyebelin sih.."

"Udah ah jangan mewek..lo tu kesayangan gue banget..biar salah lo segunung abang tetep sayang sama lo..ntar kalo udah jadi istri nurut apa kata suami ya..jangan manja manja..jangan rewel kasian adek ipar gue ntar.."oceh Rio panjang lebar.

Naya hanya mengangguk da tersenyum tipis. Azzam adalah pilihannya tapi entah kenapa hatinya kembali meragu. Makin kesini keraguan Naya makin membesar. Selalu ada yang mengganjal dalam hatinya. Memang kalau ditanya apakah ia sekarang gugup? Tentu bahkan Naya sangat gugup tapi tetap saja ada yang mengganjal dalam hatinya. Naya menghela nafas pelan.

Helaan nafas itu tentunya tak luput dari perhatian Robi. Robi melihat ada kebimbangan di raut adiknya ini. Ia mengulurkan tangannya mencoba menggenggam tangan mungil naya

"Kenapa?" Tanya Robi.

Naya menggeleng dan tersenyum samar.

"Cerita sama abang.." bujuk Robi lembut.

"Sebelum menikahi ka Lia..emm abang pernah ragu?"

"Maksud kamu?"

"Nay..nay ragu bang sama pilihan nay sendiri.."

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWhere stories live. Discover now