bab 47

824 63 2
                                    

Halloooo aku up...hehehe..
Insyaallah setiap malam jumat aku up yaaa,,

Dan aku mau minta tolong
Kalo aku lupa kalian yang ingetin yaaaakk...siiippp okeee...

Trimakasiiiiii,,,sayang kalian banyak banyak!!!

Buat temen temen jangan lupa buat jaga kesehatan, jaga mood, jaga iman, dan jaga imun..hihihi


Pagi yang cerah tetapi tidak secerah mood Naya. Kalau dihitung-hitung sudah 5 harian semenjak kejadian yang bikin nyesek kemarin tetap saja membuat Naya masih badmood. Sekarang ia menjadi pendiam, bahkan hanya menanggapi ocehan arga dan kesi seperlunya saja. Patah hati membuat naya seperti patung hidup. Pun setiap bertemu atau papasan dengan Rio Naya selalu menghindarinya. Naya tak ingin semakin jatuh dengan pesona Rio apalagi gurunya itu sudah punya calon.

Hari ini, hari yang cukup tidak menguntungkan bagi Naya karena ia terlambat masuk sekolah. Bel masuk sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu. Ishhh mengingat kejadian kenapa ia bisa terlambat membuat naya jadi kesal sendiri.

Bisa-bisa nya ia tidur larut malam hanya karena memikirkan Rio saja. Sungguh dirinya tak habis pikir. Alhasil ia sekarang malah harus berhadapan dengan orang yang paling dihindarinya.
Bersama dengan siswa yang terlambat Naya ikut berbaris rapi didepan Rio.

"Kamu! Ikut keruangan saya setelah ini!"
Tunjuknya pada Naya. Rio rasa memang perlu ada yang dibicarakan antara dirinya dan Naya. Jika tidak mereka akan terus seperti i ini. Kesalahpahaman antara dirinya dan Naya harus segera selesai. Apalagi tinggal menghitung hari dirinya akan menikah.

" Yang lain hormat didepan tiang bendera hingga istirahat!" tandas Rio

" siap pak." jawab mereka serempak.

Naya berjalan dibelakang Rio. Mengekor hingga keruang BK. Setelah masuk keduanya hanya diam. Entahlah semua yang ingin Rio katakan sepertinha hilang begitu saja setelah melihat wajah Naya. Jujur ada rasa tak enak dan rindh yang tiba tiba menyelinap semenjak Naya menghindarinya.

"Apa hukuman saya pak?" tanya Naya tanpa menatap Rio

"Sebelumnya,,ada yang ingin saya bicarakan nay,,soal....." Rio menjeda perkataannya menarik nafas pelan.

"Soal kita."

"Maksud bapak apa?"

"Saya tau kamu menghindari saya,,saya tau tentang perasaan kamu,,saya bukan bocah Nay, saya paham yang kamu rasakan,,maka dari it.."

"Mohon maaf pak,,apa hukuman saya?" tanya Naya sekali lagi.

"Sebentar lagi saya menikah." Rio tetap meneruskan ucapannya.

"Kamu sudah saya anggap seperti adik saya sendiri,, maaf perhatian yang say-"

"Dengan bu Zahra?" tanya Naya

"Iya,,kamu-"

"Selamat pak,,saya permisi.."

"Nay!" bentak Rio. Ia harus memberikan penjelasan bagi Naya. Ia harus meluruskan tentang perhatian yang ia berikan selama ini.

"Saya tau kamu mengagumi saya lebih dari seorang guru." ucap Rio lagi

"Saya suka sama bapak, saya sudah berdoa sama Allah biar berjodoh sama bapak,,saya terlena dengan perhatian yang bapak berikan,,maafkan saya pak,,dan satu lagi, saya janji saya tidak akan merusak kebahagiaan bapak dengan bu zahra,,,setelah ini saya akan berusaha untuk tidak berurusan dengan ruangan ini lagi,,saya permisi.." dengan mata memerah Naya pergi dari ruangan Rio.

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt