bag 6

3.7K 128 2
                                    

Flashback on..
Ditaman..

"Apa kabar?lama tak bertemu setelah liburan ujian ini" tanya seorang cowok pada gadis berkerudung itu

"Aku baik,,kamu bagaimana?" jawaban lugu dari gadis tersebut

"Aku baik juga,,,kau lebih cantik menggunakan kerudung itu" ucap laki laki dengan senyum manis

"Terimakasih.." ucap gadis itu malu malu sedang pipinya sudah memerah bak kepiting rebus.

"Sama sama..,,emm kita harus bicara." ucap laki laki itu

"Ada apa??apa ada masalah tentang kita?" ucap Naya mulai tak tenang.

Ya, gadis berkerudung itu adalah Naya bersama seorang laki laki yang selama 2 tahun ini dekat dengannya. Meskipun sering kali lost contact dengan laki laki itu. Tak membuat hati Naya berpaling. Karena laki laki itulah yang membuat Naya jatuh hati untuk pertama kalinya. Dan merasakan bagaimana indahnya jatuh cinta. Bahkan Naya yang biasanya over cerewet dan selalu aktif saja bisa berubah menjadi pemalu ketika harus berhadapan dengan laki laki itu.

Sebenarnya diantara keduanya tak ada ikatan yang serius. Menurut Naya dan Azam , nama laki laki itu. Menurut mereka cukup saling mengetahui rasa masing masing dan selalu menjaga hati masing masing sudah cukup tanpa harus memberikan status untuk keduanya.

Dan Azam lah,,karena ia pula Naya merasakan sakitnya karena mencintai,,dan susahnya melupakan,,karena ia tak siap bila harus berpisah dengan Nando.

"Ya, kita perlu bicara dan tolong jangan potong perkataan ku sedikitpun. aku ingin minta maaf karena kita tak bisa untuk bersama lagi." ucap Azam dengan tegas.

"Hah??mak.. Maksud kamu apa??kita tidak bisa bersama??kenapa??apa aku ada salah dengan mu??kalau memang iya aku minta maaf.." ucap Naya beruntun. Gadis itu benar benar shcok.

Bagaimana tidak setelah 2 minggu liburan dan tak ada hari untuk bertemu sekalinya bertemu malah berkata jika mereka tak bisa bersama. Awalnya Naya kira pertemuan kali ini adalah untuk melepas rindu yang terkekang dalam hati masing masing. Jujur Naya tidak siap dengan ini. Bahkan Naya sudah berharap bahwa Nando adalah masa depannya namun harapannya hancur seketika setelah Nando berucap jika mereka tak bisa bersama.

"Kamu tidak salah Nay,,sama sekali tidak salah,,tapi maaf aku tak bisa melanjutkan kebersamaan kita,,minggu depan aku harus ikut keluarga ku ke Surabaya dan melanjutkan sekolah disana." ucap Azam dengan kepala tertunduk. Ia tak sanggup bila harus menatap Naya setelah apa yang ia ucapkan.

"Kamu ke Surabaya?tapikan kita bisa LDR zam,,,bukankah kita sudah sering kali hilang kontak,,tapi tak pernah membuat kita berpaling" sahut Naya kekeh. Ia masih sedikit berharap untuk bersama Azam.

" sekali lagi Nay,,tapi aku tetap tidak bisa Nay,,tolong mengertilah..,,dan jika memang kita berjodoh dimasa depan kita akan bersama lagi. Percayalah.." putus Azam final.

"Baiklah,,kalau memang seperti itu keputusan mu aku tak bisa berharap banyak. Terimakasih telah memberi warna dalam hari ku. Terimakasih atas kebersamaan kita. Dan terimakasih atas pertemuan kali ini yang dapat menuntaskan rindu ku,,dan maaf mungkin aku terlalu berani menyatakan rindu" ucap Naya diakhiri senyum manis ohh bukan,,bukan senyum manis lebih tepatnya senyum luka ia tak sanggup bila harus berada ditaman ini terlalu lama,,Naya segera berlalu tanpa berucap sepatah katapun karena air matanya lebih dulu Menetes.

Ditempat yang sama Azam menatap kepergian Naya dengan tatapan luka. Mereka berdua sebenarnya sama. Dan jika Azam bisa memilih ia lebih memilih untuk tinggal disini tapi keputusan kedua orang tua Nando sudah final untuk keluar kota.

Ditaman inilah akhir dari kebersamaan mereka.

"Kita sama Nay,,aku pun sangat rindu padamu..,,semoga saja dimasa depan kita bisa bertemu kembali melanjutkan kisah yang sempat istirahat" ucap Nando dan segera berlalu dari taman itu. Tempat yang membuat Naya dan Azam berpisah.

Flashback off.

😉😉😉😉😉😉😉

Satu tahun lebih berlalu tapi mengapa ketika Naya mengingat kejadian itu membuat rongga dadanya sesak kembali. Tanpa disuruhpun air matanya masih menetes.

Perlahan ia menuju jendela yang ada dikamarnya membuka dan merasakan angin malam yang berlalu menelan semua harapan yang pernah dibangunnya. Menghirup udara sebanyak banyak nya hingga rasa sesak di dadanya berkurang.

"Kamu apa kabar,,baik baikah disana??apa sudah lupa denganku,,kalau iya ajari aku melupakanmu,,karena aku--" ucapan batin Naya terhenti bukan karena ketukan pintu atau suara dering telepon ataupun panggilan bundanya melainkan ucapan Naya sendiri

"Iiihhh apaan sih Nay,,kenapa coba kamu galauin dia,,kan gak ada gunanya jugaaa,,,ingat Nay jangan terlalu berharap dengan manusia lagi nanti jatuhnya sakit lagii...,,ihh lupakan lupakan..,mendingan tuh kamu fokus ngerjain tugas yang tiada henti bukan malah mikirin hal yang gak penting kayak gini." ucap Naya pada dirinya sendiri lalu segera menutup kembali jendela dan melanjutkan tugas yang sempat tertunda tadi.

Naya gadis itu memang selalu terlihat ceria dimata siapapun tanpa diketahui oleh siapapun ia mempunyai kesedihan yang tak bisa ia ungkap meski pada sahabatnya. Gadis itu mudah bergaul mudah juga untuk mengatakn suka atau sekedar kagum pada siapapun. Namun mengenai perasaan yang sesungguhnya ia tak mau mencoba lagi.

Naya yang sekarang sudah berprinsip ia tidak akan berpacaran kalau memang ada yang mendekati nya meskipun dia baik Naya lebih memilih menjadikan laki laki itu sahabatnya tanpa terlibat rasa apapun. Karena menurutnya perasaan cinta akan benar benar hadir ketika ada ikatan yang bernama pernikahan. Ya tanpa ikatan itu semua hubungan yang dibangun dengan keharmonisan akan berakhir menyakitkan.

"Huhh...,,akhirnya selesai juga tugasnya,,eh tunggu tunggu kan yang aku kerjain ini kan tugas yang diberika Bu Mel,,kira kira besok ada kejadian apa ya waktu kelas ny bu Mel,,apa aku besok langsung nanya aja apa hubungan bu Mel dengan pak Rio,,,haisshhh sudahlah lebik baik sekarang beres beres habis itu tidur deh,,,tunggu aku kasur kesayangan i am cominggg!!" seru Naya sambil membereskan buku dan segera mengganti bajunya dengan baju tidur. Sekejap saja dia telah terbang ke alam mimpi yang indah.

Alhamdulillah Jodoh (PROSES REVISI) ENDWhere stories live. Discover now