Kemala Sari - Pembicaraan Gelap

77 10 0
                                    

[ Mala ]
Pembicaraan Gelap

[ Mala ]Pembicaraan Gelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Satu teguk dan Mala langsung mengerutkan hidungnya. Bir pasti tidak akan menjadi minuman favoritnya.

"Rasanya mengerikan!" Mala mendorong kaleng bir pada Don yang terkekeh. Itu adalah malam lain mereka menyelinap bersama. Meskipun Mala merasa tidak enak pada ayahnya karena telah melewatkan banyak malam musik mereka, dia tidak bisa berhenti menyelinap. Hanya untuk berada di dek untuk bicara, atau mencoba minuman baru, Don bahkan mencoba membujuknya untuk mencoba Mary Jane, meski sejauh ini tidak berhasil.

"Kita bisa mencoba Jack besok," dengus Don.

Mala memutar matanya tapi tetap tersenyum. "Anggur cukup bagus jika kamu ingin menyelinapkan minuman keras."

"Diucapkan seperti orang yang berkelas," balas Don, dia menenggak dari kaleng bir-nya lagi sebelum menatap gadis di sisinya. "Bagaimana harimu?"

"Bagaimana itu seharusnya?"

"Menyenangkan? Ini sebuah liburan jadi itu harus menyenangkan," jawab Don. Mereka telah berbicara banyak di malam-malam sebelumnya dan Mala telah belajar bahwa Donovan adalah anak laki-laki yang pahit. Namun malam ini sepertinya terlalu asam bahkan untuk percakapan normal jadi Mala tidak terkejut saat anak laki-lakinya mengeluarkan rokok ganja dari sakunya. Mala juga tidak yakin sejak kapan dia mengklem anak laki-laki ini miliknya di kepalanya.

"Sebaiknya kamu tidak melakukan itu," ucap Mala, matanya tidak menyimpang dari gelapnya air laut yang bergolak diaduk oleh mesin kapal. Tubuhnya condong ke depan besandar pada pagar yang membatasinya dari terjun bebas ke air hitam di bawahnya. Angin mengaduk rambutnya yang tidak diikat, dan hawa dingin mengubah pipinya menjadi warna merah cerah.

Don menyelipkan rokok di antara bibirnya, siap menyulutnya saat dia menghela napas dan menariknya kembali untuk bicara, "kenapa tidak?"

"Mati rasa tidak benar-benar membantu, sejauh yang aku tahu itu hanya buang-buang waktu."

Mengabaikan kata-kata gadis di sebelahnya Don tetap menyalakan pemantik dan menjepit batang rokok di antara giginya. Menghisap saat api menyentuh ujungnya, menghirup asap untuk memenuhi paru-parunya dan hampir seketika dia merasa lega pada mati rasa, saat akhirnya pikirannya berkabut dan tidak lagi berputar dengan kecepatan cahaya untuk menemukan jalan keluar. Kenudian dia mengembuskan asap perlahan melalui hidungnya, merasa dia bisa bernapas untuk beberapa saat lagi.

"Kamu sangat sia-sia," gerutu Mala, dia masih tidak melihat Don, meski begitu dia tidak pergi. Mala benar-benar tidak tahu kenapa dia bertahan di sana. Donovan tidak pernah memintanya datang, dia juga tidak pernah memintanya tinggal. Namun setiap kali kaki Mala merayap melalui koridor kapal pesiar di malam hari seperti gadis pencuri kecil, dia tahu dengan kepastian mutlak Don akan menunggunya di dek. Anak laki-laki itu akan berdiri dengan punggung bersandar pada pagar dan menatap tempat Mala akan muncul.

Le Wiston The SeasWhere stories live. Discover now