Alyasa Angkasa - Ruang Sendiri

72 16 7
                                    

[ Alyasa ]
Ruang Sendiri

[ Alyasa ]Ruang Sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Alyasa bangun kesiangan pagi itu.
Sekelumit perasaan hampa terasa bergelantungan di berbagai tempat yang –entahlah pada tubuh pemuda itu di detik berikutnya. Alyasa coba mengingat apa yang salah hingga bisa membuka mata dengan perasaan seperti ini. Hanya hampa, tak ada sedih ataupun marah. Dia merasa seperti habis bermimpi panjang, namun tak bisa mengingat apa isi mimpi itu.

Dia mendengus pelan, sedikit merapatkan selimut –yang sepertinya diberikan sang nona karena kasihan.

Di sela kantuk yang belum reda, pemuda itu menahan diri sejenak untuk bengun. Anak muda itu terlampau lelah sejak semalam hingga pulas mendulang mimpi walau beralas lantai kabin yang dingin. Ah, dia bahkan pernah merasakan hal yang lebih buruk saat hidup menggelandang 15 tahun silam.

Apa yang terjadi semalam? ah iya, Alyasa memutuskan melakukan inspeksi menyeluruh pada seluruh kapal saat Nonanya terlelap di kabin. Kombinasi kebiasaan buruk majikannya yang kabur bagai kucing pencuri ditambah perilaku tidak normal beberapa orang yang ia temui beberapa hari terakhir membuat pikiran Alyasa waswas dua kali lipat. Ia tahu bahwa Tuan James punya banyak pesaing bisnis yang tak sedikit menggunakan cara kotor. Termasuk mengambil untung bila sang putri tunggalnya berhasil dijadikan jaminan. Alyasa ingat sudah memiliki rekor tujuh kali berhasil mengagalkan kejahatan terhadap Nona Marian sepanjang sedasawarsa mereka bersama –yang kebanyakan disebabkan oleh ulah sang nona yang tak pernah jera walau sekali saja.

Alyasa tak ingin rekor penyelamatan terhadap si kepala batu Marian tercoreng dalam tugas kali ini atau ia akan berakhir pensiun dini di Afrika Barat.

Tak ada yang mencurigakan dari yang Alyasa ingat semalam. Kapal pesiar ini masih ramai seperti biasa, orang-orang bersenang-senang, bersantai sambil menikmati segelas minuman berkelas tinggi. Ia bahkan berhasil mengintip transkrip data penumpang dari resepsionis dengan sedikit usaha. Kemudian melihat nama-nama orang yang sekiranya membahayakan sang nona. Menandainya, kemudian memberikan pengawasan ekstra pada tindak laku mereka. Termasuk diantaranya si maniak penggoda anak orang –eh siapa tadi namanya? Alyasa hanya mengingat bagian Miller dari nama pria itu.

Dia sudah terbiasa melakukan semua tugas ini. Mengintai, menyadap bahkan melumpuhkan bahaya apapun jika perlu. Tuan james bahkan melatihnya menjadi pengawal yang sempurna luar maupun dalam selama beberapa tahun awal ia bekerja. Latihan fisik, ketahanan mental, spionase hingga mengajarkan bela diri langsung dari guru terbaik.

Apapun demi Marian.

Dan alyasa berharap semoga Marian akhirnya bisa paham akan perjuangan kerasnya selama ini –walau ia tak pernah cerita. Minimal dengan tidak kabur dan membuat masalah pagi ini. Juga sampai perjalanan ini selesai

Le Wiston The SeasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang