Pete dan Leora - Budak Cinta

41 10 2
                                    

[ Pete dan Leora ]
Budak Cinta

Kapal berguncang kencang, menggoyahkan lampu gantung artistik yang mewah hingga pecah  jatuh ke tanah

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Kapal berguncang kencang, menggoyahkan lampu gantung artistik yang mewah hingga pecah jatuh ke tanah. Kapal berguncang kencang, menjatuhkan barang-barang yang tadinya terjejer rapih di meja. Kapal berguncang kencang, menggeser segala sesuatu yang diam. Kapal berguncang kencang, sekencang hentakkan tubuh Pete menghujam tubuh Leora. Keduanya terengah-engah dengan deru nafas yang menggelitik kulit satu sama lain. Kapal berguncang kencang, menandakan kehancuran, namun dua insan ini nampak tidak terganggu dan malah tersenyum bisu, dengan tubuh yang menyatu.

Pete mencengkeram perut rata Leora dengan kencang, mencoba menahannya agar tak bergerak selagi dirinya berada dipuncak. Leora mendangakkan kepalanya saat mereka berdua sampai secara bersamaan. Kapal kian terombang-ambing kasar kala mereka telah menghentikan pergumulan itu. Keduanya kini terbaring tanpa dosa sembari menatap mata satu sama lain.

"Aku tak percaya kita 'sampai' bersama barusan," kekeh Leora.

"Gila, bukan? Tampaknya kini tubuh kita telah saling tersinkronasi," balas Pete menaikkan alisnya.

"Kau tahu apa yang lebih gila lagi?" tanya Leora meninggikan senyum simpulnya.

"Apa?"

"Kita bercinta, saat kapal ini akan hancur. Aku sempat mencium bau asap sesaat, tampaknya kapal ini juga terbakar, dan tebak apa yang kita lakukan?"

"Bercinta!" sahut Pete semangat bahkan sebelum Leora dapat menyelesaikan kalimatnya.

Keduanya lalu tertawa tak ada dosa, seakan menjadikan candaan akan hidup mereka yang dapat saja berakhir saat ini juga. Tampaknya kapal ini menjadi saksi betapa gilanya kedua pasangan aneh ini. Bercinta, kala kematian yang bisa saja datang kapan saja.

"Kurasa ini bukanlah hal terburuk. Aku pernah melihat sepasang kekasih melakukannya di stasiun kereta api, tepat saat kereta datang membawa gerombolan manusia, mereka mencapai puncaknya. Dan aku berani bertaruh, semua orang dapat melihat dengan jelas ekspresi keduanya yang terlihat seperti orang yang tengah menahan tangis. Menjijikan."

"Andai aku disana juga, akan menyenangkan jika kita mengejek kedua pasangan sinting itu," balas Leora mendengus.

"Ah sayang, jika kamu ada disana bersamaku, mereka bukan satu-satunya pasangan yang akan melakukan 'itu'."

Kemudian mereka tertawa lagi, kali ini jauh lebih kencang dibanding yang sebelumnya. Mereka tampak menikmati membuat lelucon dari kesengsaraan orang lain, atau lebihnya kesengsaraan mereka sendiri, sebagai respon pikiran atas trauma atau tekanan untuk mengatasi konflik di hidup mereka. Lagipula, siapa yang tidak suka lelucon?

"Lelaki mesum! Aku tak akan mau jika kau mengajakku melakukannya di tempat umum, seperti orang 'sakit' saja!" cecar Leora seakan tak menyadari kalau mereka berdua telah termasuk kedalam golongan orang-orang yang 'sakit'.

Le Wiston The SeasDonde viven las historias. Descúbrelo ahora