Elorraine Zigfrids - Scarborough Fair

103 16 2
                                    

Perhatian!
Berhubung part ini banyak mencantumkan lagu Scarborough Fair maka diharapkan pembaca budiman untuk segera memutarkan video yang tertera di atas sebagai backsound selama membaca. Terima kasih dan selamat membaca!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[ Elorra ]
Scarborough Fair

[ Elorra ]Scarborough Fair

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

"Are you goin' to Scarborough fair? Parsley, sage, rosemary and thyme ...." Lantunan lagu Tuan Zigfrids terbawa bersama hembusan angin dingin. Langit di kala siang menggelap menghayati setiap bait lirik penuh kisah. Payung hitam menahan tubuhnya dari rintik air seraya menjaga Elorra kecil dari terpaan hujan.

Baju rapi berwarna hitam tengah dikenakannya, sorot violet redup memandang lekat pada nisan indah berlapis batu marmer berpenuhkan mawar—makam Nyonya Oichi. Petir menggelegar di atas cakrawala bersamaan dengan dendam yang tertoreh dalam jiwa. Lidah Ijekiel nyaris keluh ketika menyanyikannya namun tetap melanjutkan dengan tegar sembari menggandeng tangan kecil Elorra yang di saat itu masih sangat belia.

"Remember me to one who lives there ...." Ijekiel terhenti sejenak seraya menahan desakkan air mata. "She once was a true love of mine."

Elorra kecil—bergaun hitam selayaknya orang berduka—mengadahkan kepalanya ke atas, memandangi wajah sedih sang ayah. "Sangat indah. Lagu apa yang ayah nyanyikan?"

Tuan Zigfrids menoleh, memandangi Elorra dengan tersenyum kecil. " Scarborough fair, ibumu sering menyanyikannya untuk ayah."

Elorra terdiam sejenak lalu tersenyum cerah memandangi Ijekiel. Lantas dia memeluknya dan membenamkan wajah kecilnya pada baju duka sang ayah. "Kalau begitu, Elorra juga akan sering menyanyikannya untuk ayah agar tidak bersedih lagi!"

Tuan Zigfrids menunduk seraya memeluk tubuh Elorra erat seakan-akan takut kehilangan hartanya yang berharga. Sorot violetnya terpejam, terseyum menahan kesedihan. "Ayah menyayangimu, Elorra."

Elorra turut tersenyum. "Elorra juga menyayangi ayah."

Laksana hembusan angin dahsyat, ingatan yang sebelumnya berputar mendadak sirna dan kembali pada kesadaran nyata. Kini Elorra menghela napas kuat-kuat sebelum berakhir tersenyum memandangi para tamu dari atas panggung. Tampak memukau dengan gaun putih sederhana namun mahal harganya. Rambut yang biasa disanggul sengaja digerai, membingkai wajah cantik penuh duka. Tujuh hari telah berlalu setelah peristiwa makan malam bersama sang ayah, Ryana dan Shashi yang berusaha keras menghentikan bom namun terhalang karena tertangkap basah, ribuan penumpang yang tidak tahu apa yang akan terjadi. Malam ini semua sirna dalam hitungan mundur. Kira-kira lima belas menit lagi dimulai dari sekarang.

Le Wiston The SeasWhere stories live. Discover now