Marian Elizabeth - Diterpa Ombak

74 12 2
                                    

[ Marian ]
Diterpa Ombak

[ Marian ]Diterpa Ombak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Selama dua hari tinggal bersama Illya, Marian benar-benar merasa aman. Sekiranya ia tahu bahwa Illya bukanlah seorang yang mengidap sindrom pedofilia, maka hidupnya terasa tentram. Marian hanya menumpang, tak lebih dari apapun. Hingga ia sendiri tak peduli kemana perginya Illya, yang bisa saja tidak ada di kabinnya selama berjam-jam.

Kemarin Marian—meski sekarang ia disebut Eliza, sempat bertanya kenapa ada dua kasur di kabin Illya dan pria berwajah rusia dengan rambut pirang yang selalu tertata dengan rapi itu memilih untuk tidak menjawab. Marian pikir ia sudah berhasil membuka hati Illya untuk berteman dengannya setelah mengetahui lelaki itu menyukai musik, namun semua berakhir nihil juga. Illya bisa tiba-tiba tidak berada dalam kabin dan Marian justru balik mencoba tidak peduli dengan apapun yang pria itu lakukan. Toh, ia sudah berbaik hati berbagi kabin dengan Marian, mau bagaimana lagi?

Kalau Marian bertingkah sok dekat dan mengusik pria itu melebihi batas yang sudah pria itu tentukan, bagaimana Marian akan tinggal kedepannya? Ia tak mau kembali ke kabin lamanya bersama Alyasa, sangatlah memalukan.

Omong-omong soal Alyasa, Marian jadi sedikit merindukannya dan ia tak bisa menolak gejolak hatinya yang membuat tangannya mengetikkan akun instagram Alyasa dan mengecek postingan lelaki itu yang terakhir dipublikasikan dua hari yang lalu.

Menikmati ruang sendiri, caption yang dituliskan dibawah postingan sebuah potret Alyasa yang sedang ada di lantai teratas Le Wiston yang dulu sempat menjadi tempat tongkrongan favorit selama berlayar itu membuat Marian menggigit bibirnya gemas. Kenapa tingkah Alyasa seperti seorang lelaki tersakiti yang baru saja diputuskan oleh kekasihnya, bukan seperti seseorang yang baru saja dipecat?

Sadar bibirnya sedikit membiru karena ia menggigitnya sendiri dengan kencang, Marian segera berlari ke kamar mandi dan membasuhnya. Sambil menatap pantulan wajah yang nampak di kaca, Marian menghembuskan nafas kasar lalu menarik rambut cokelat sepunggungnya yang ternyata hanyalah sebuah wig. Marian langsung memberantakkan rambutnya, tersenyum merasa bahwa ia sedikit merindukan riasan lamanya. Ia langsung mengambil tas make-up nya dan mulai mengenakan lipstick berwarna ungu gelap yang seringkali ia kenakan sewaktu masih berada di Rusia.

Setelahnya, Marian berpikir untuk mengenakan pakaian lamanya yang nyentrik dan kebanyakan berwarna hitam. Ia memutuskan mengenakan celana legging hitam ketat lalu melapisinya dengan rok kotak-kotak berwarna hitam dan ungu menyala. Tak lupa ia mengenakan jaket kulit mengilapnya yang membalut kaos putih crop top nya. Marian juga mengambil kacamata hitam dan sepasang sepatu boots putih yang tingginya hampir selutut.

Marian berinisiatif untuk berjalan-jalan dengan gaya pakaian yang berbeda. Kali ini dia sudah sedikit muak dengan dandanan simpelnya, ingin kembali ke zona nyamannya.

Le Wiston The SeasWhere stories live. Discover now