De Denzel Miller - Taktik Sang Hades

509 54 27
                                    

[ Denzel ]
Taktik Sang Hades

[ Denzel ]Taktik Sang Hades

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Lautan mendadak riuh akan gemercik birunya air yang jernih dengan sedikit rasa dingin berpadu sejuknya sarayu, menjadi awal kala nabastala telah berhias kemilau indah sang mentari. Deruan napas-napas fana terlihat enggan meninggalkan bentangan lautan yang selalu terlihat menawan meski kapal itu telah melaju dan menjulang lebih tinggi dibanding bumbungan ombak-ombak di bibir kapal.

Kabut-kabut lembut yang semula menyeru kulit menjadi lembab saat mentari belum lebih tinggi dari tapak kaki itu kini menjadi kering nan hangat, tergores garis-garis abstrak kala serumpun mahluk bersayap serta berparuh panjang itu menghinggapi hamparan air. Mengais sedikit ikan tuk dihempasnya ke dalam perut kecilnya. Sebelum kembali berpetualang menjelajahi napas alam.

Di antara kisaran ratusan kabin mewah di kapal Le Wiston The Seas, berderet rapi menikmati bias cahaya yang menyorotnya tanpa segan, tertatih-tatih mencoba menembus kaca jendela yang diperuntukkan tuk menikmati keindahan perairan. Sesosok pria dengan sulur-sulur rambut sewarna kayunya menapak tegak di pinggir jendela kabin kelas utama, iris segemilang madu tersebut kian berkilau menjelajah inci deburan ombak.

Kabin kelas satu dilengkapi fasilitas yang mewah, tentu dengan harga yang tak main-main pula. Dibuat dengan jarak antar langit-langit dan beranda pribadi yang sangat lega, lampu gantung emas dengan kombinasi marmer italia serta tempat tidur berbingkai yang terbuat dari kayu pinus ramping , matras berbahan wol, katun serta ekor kuda dan pegas baja menjamin tingkat keempukannya setara kala berada di atas awan-awan.

Tubuh pria itu tak terbalut sehelai benang pun kecuali celana kain yang melekat erat di pinggang eksotisnya “Tuan Denzel.”

Aliran suara halus itu mengudara, seiring jari jemari lentik nampak menempel pelan pada permukaan dada bidang Denzel. Pria itu bergeming, garis rahang kokoh serta raut wajahnya tak menunjukkan gurat ekspresi setitik pun. Saluran aroma mawar yang menguar dari pengharum ruangan di sudut merasuk di hidung Denzel, membawa sensasi tenang baginya.

“Apa lagi yang harus saya lakukan untuk anda? S-saya bersedia melakukan apapun itu,” ucap seorang wanita bertubuh molek dengan selimut putih yang melilit tubuhnya, mengekspos  jelas bahu bersih tanpa celah itu.

“Enyahlah.” Segera, senyum miring terukir di bibir Denzel yang hampir menyaingi indahnya kelopak mawar.

“M-maksud a-anda?” Terbata, wanita itu mengerutkan dahinya. Denzel lantas menggenggam tangan halus yang menghinggapi dadanya, lalu memutar arah menghadap wanita tersebut. Masih tetap memasang sorot teduh penuh maknanya.

“Aku bilang enyahlah, sayang.”  Denzel mengecup singkat tangan sang wanita, enggan melepaskan tatapan dalamnya pada wajah tanpa polesan bedak tersebut.

“S-saya benar-benar tak mengerti maksud anda.” wanita dengan bibir mungil itu melepaskan tangannya dari jeratan Denzel. Ia mundur selangkah, merasakan aura sang pria mulai menunjukkan ketidakpastian.

Le Wiston The SeasWhere stories live. Discover now