Mo Xianzi - Teman dan Musuh

137 34 6
                                    

[ Xianzi ]
Teman dan Musuh

[ Xianzi ]Teman dan Musuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Laki-laki itu menggaruk kepalanya dan sedikit menjambak rambutnya seperti orang yang sudah frustasi. Mau dibantu bagaimanapun perempuan itu tetap saja menolak. Ingin sekali ia meninggalkan perempuan aneh itu sendirian di lorong yang sepi, tapi itu bukan sikap pria sejati.

Namun, tangan Xianzi ditarik secara tiba-tiba oleh seorang perempuan lain yang tidak ia kenal. Posisinya yang semula berjongkok di dekat Victoria menjadi berdiri di sebelah perempuan yang tidak dikenalnya itu

Perempuan itu tampak berusia 15-18 tahun dan tampak sangat imut. Namun sorot matanya sangat tajam dan sedikit menyeramkan. Begitupula pakaian berwarna gelap yang ia kenakan. Alis tebal dan hidung yang mancung itu tampak membuatnya menjadi lebih sangar.

“Hei, jangan salah! Dia adalah anak Tuan Zigfrids si pemilik kapal ini. Nama aslinya adalah Arthur Zigfrids. Dia adalah adik dari Nona Elorraine Zigfrids yang terkenal itu. Seharusnya kamu yang malu membentak dia,” perempuan misterius itu tiba-tiba menceramahi Victoria yang terus saja menangis.

Telinga Victoria seperti panas mendengar perkataan perempuan itu. Seketika dia berdiri dan membalikkan badannya ke perempuan misterius berbibir mungil itu dan mulai menceramahi balik padanya. “Lalu masalahmu apa? Apa kamu pacarnya? Ingatkan pada pacarmu itu untuk menggunakan matanya saat berjalan. Lihat! Gaunku menjadi rusak karena laki-laki bodoh itu.”

“Bisa saja dia membelikan seribu gaun yang sama seperti milikmu atau yang lebih mahal,” balas si perempuan misterius. Dua orang wanita perempuan itu tampak bersungut-sungut mempertahankan masing-masing argumen mereka. Untung saja mereka tidak sampai saling jambak menjambak dan bergulung-gulung di atas lantai.

“—Sudahlah Tuan Arthur, tidak ada gunanya berdebat dengan perempuan semacam dia,” Perempuan misterius berhidung mancung itu menarik tangan Xianzi menjauhi Victoria. Ia menariknya terus ke arah blok kabin kelas satu, tempat Xianzi menginap. Bahkan ia tahu persis nomor berapa kabin milik Xianzi.

“Sudahlah tuan, tidak perlu berdebat dengan perempuan macam dia,--“ ujar perempuan itu sambil mendongak menatap wajah Mo Xianzi. Perempuan itu memang sangat mungil. Siapapun yang bertemu dengannya pasti ingin mencubit pipi perempuan itu. “Namaku Shashi Thanda, rekan kerja kakakmu. Setelah ini aku ada urusan, jadi aku pamit dulu.”

Perempuan bernama Shashi Thanda itu meninggalkan Xianzi yang masih terengah-engah sendirian di depan pintu kabinnya. Memang gila. Perempuan itu menarik tangan Xianzi sambil berlari tanpa henti bahkan saat menaiki tangga.

Xianzi menyibakkan poni rambutnya yang berkeringat. Kepalanya celingukan mencari keberadaan Shashi yang hilang bagai ditelan angin. Dia melupakan satu hal. Ia belum berterimakasih padanya. Ia juga juga belum bertanya, darimana ia mengetahui dirinya. Bahkan bertemu saja baru pertama kali itu.

Le Wiston The SeasWhere stories live. Discover now